Sponsor

Sunday, 12 January 2014

TEORI BELAJAR DARI DONALD A. NORMAN

BAB I
PENDAHULUAN

ALatar Belakang
       Belajar menduduki peran yang sangat penting baik dalam konteks kehidupan umat manusia maupun dalam konteks kehidupan semua mahuk hidup lainnya di bumi ini, agar kehidupan mereka dapat terus berlangsung. Binatang yang secara alami dibekali insting untuk mempertahankan hidupnya, tenyata juga tidak lepas dan keharusan belajar. Demikian juga halnya dengan manusia, agar mereka bisa terus mempertahankan hidupnya mereka dituntut untuk terus belajar dan belajar .Terjadinya perubahan zaman membuat berbagai perubahan cara-cara orang memahami arti dan hakikat belajar. Oleh karena itu, semakin dalam kita mencoba menyelami seputar masalah pembelajaran ini semakin banyak pula pertanyaan yang muncul untuk mendapatkan jawaban yang sempurna.

Belajar merupakan proses dari perjalanan hidup dijalanin oleh semua manusia dari yang semula tidak tau menjadi tau untuk mencapai berbagaimacam pengetahuan, keterampilan dan sikap. Menurut american heritage dicitonary belajar didefenisikan to gain knowledge, comprehension, or mastery through experience or study (untuk mendapatkan pengetahuan, pemahaman, atau penguasaan melalui pengalaman atau studi).  Sedangkan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Banyak sekali para ahli dan ilmuan yang mendefenisikan teori belajar antaralain yaitu teori fungsionalistik dan teori asosianistik. Dalam bukunya Olson dan Hergenhahn, An Introduction to Theories of Learning terbagi dalam empat kelompok yaitu teori fungsionalistik, teori asosianistik, teori kognitif dan teori neurophysiologi. Adapun dalam pembahasan ini tergolong dalam bahasan teori kognitif.
Sebelumnya telah dikemukakan beberapa tokoh yang tergolong teori kognitif, seperti tokoh teori Gestalt, Jean Peaget, Tolman, Albert Bandura dan kali ini penulis ingin mengupas  teori kognitif bukunya Olson dan Hergenhahn, yaitu Donald A. Norman. Siapakah dia? Bagaimana pemikirannya? Kelebihan dan kekurangan dari Norman ini? akan dibahas dalam tulisan berikut.

B.       Batasan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, makalah ini hanya membahas teori belajar dari Donald A. Norman.

C.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang dikemukakan di atas, pokok pembahasan dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1.    Siapakah Donald A. Norman?
2.    Bagaimana pemikirannya?
3.    Kelebihan dan kekurangan dai teori Donald A. Norman?

D.      Tujuan Pembuatan Makalah
Mengacu pada rumusan masalah di atas, maka tujuan pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut.
1.    Untuk mengetahui Siapakah Donald A. Norman?
2.    Untuk mengetahui Bagaimana pemikirannya?
3.    Untuk mengetahui Kelebihan dan kekurangan dai teori Donald A. Norman?

E.       Manfaat Pembuatan Makalah
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini, yaitu sebagai berikut.
1.    Bagi pembaca, makalah ini dapat menambah wawasan serta meningkatkan pemahaman tentang teori belajar dari nurman.
2.   
2
Bagi penulis, kekurangsempurnaan dari makalah ini, diharapkan mendapatkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun atau penyamaan persepsi untuk pembenahan makalah tentang teori belajar dari nurman ini.
3.    Makalah ini diharapkan dapat dijadikan sumber referensi dalam bidang ilmu keolahragaan.
3
 
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Riwayat hidup donal A. Norman
Donal A. Norman lahir tahun 1935. Dai adalah profesor pisikologi pada university of california, san diago. Donal A. Norman menerima gelar keserjanaanya dari massacusetts institue of technology dalam bidang Electrikal Engineering  pada tahun  1957.  Ditahun 1959 Donal A. Norman menerima gelar masternya pada university of pennsylvania dalam bidang Electrikal Engineering  dan gelar dokternya diperoleh dari institut yang sama dibidang pisikologi matematika pada tahun 1962.
Norman menjadi dosen dan peneliti di harvard university tahun 1963. Dalam penelitianya  Norman mempunyai ketertarikan khusus pada proses belajar dan secara komperehensif mendalami hal itu.  Maka, teori belajar Norman biasa juga disebut “ teori pengolahan informasi”. Penelitian Norman meliputi penyusunan topik-topik dari memory, attensi, dan pembelajaran untuk berperan secara sadar dan sub sadar mekanis dalam mengontrol behavior manusia. Penekananya selalu pada bagaimana semua sistem body and cognitive mempengaruhi dan tidak mempengaruhi pada isolated system,

B.       Pemikiran Donal A. Norman
Adapun teori atau pemikiran, pendapat Norman tentang belajar yang bisa diungkap dalam buku An Introduction to Theories of Learning ini adalah sebagai berikut:
  1. Hukum pembelajaran (Law of Learning)
4
Adalah pemikirannya tentang belajar yang terwujud dalam tiga hukum, semuanya yang menekankan pada causal hubungan antara tindakan dan hasil.  Meliputi :
a) Hukum hubungan sebab akibat (The law of causal relationship)
Adalah untuk suatu organisme untuk menghubungkan belajar antara suatu tindakan khusus dan suatu hasil, sesuatu yang harus menjadi suatu hubungan sebab akibat yang jelas diantara keduanya. Ini yang disebut hukum hubungan sebab akibat.
b) Hukum belajar sebab akibat (The law of causal learning)
Dalam hukum belajar sebab akibat mempunyai dua bagian: pertama, untuk hasil yang diinginkan, organisme yang mencoba untuk mengulangi tindakan-tindakan tertentu yang memiliki suatu hubungan sebab akibat yang jelas pada hasil yang diinginkan. Kedua, untuk hasil yang tidak diinginkan, organisme yang mencoba untuk menghindari tindakan-tindakan itu yang mempunyai suatu hubungan sebab akibat yang jelas untuk hasil yang tidak diinginkan.
c) Hukum umpan balik informasi (The law of information feedback)
Dalam hukum umpan balik informasi ini, hasil dari suatu penyajian peristiwa sebagai informasi tentang peristiwa tersebut.
  1. Cara pembelajaran (Modes of Learning)
Dalam kajian tentang mode-mode pembelajaran, Rumelhart and Norman (1981) memperlihatkan kedekatan hubungan antara pendekatan proses informasinya (information processing approach) dan pandangan Piaget tentang pengembangan pengetahuan (developmental knowledge). Adapun mode of learning-nya sebagai berikut:
1. Accretion (Pertumbuhan)
5
Merupakan penambahan pengetahuan pada skemata yang ada, tanpa mengubah strukturnya dalam cara-cara yang mendasar. Contoh belajar mengendarai mobil yang sebelumnya tidak bisa mengendarainya. Norman (1982) menulis, agaknya kita telah memiliki kerangka pengetahuan tentang struktur automobil dan mekaniknya. Namun, kita masih harus belajar tentang mobil baru dan bagian-bagiannya yang penting. Sebagaimana mobil kita memasukkan aspek-aspek baru ke dalam memory sesuai dengan bentuk maupun caranya.
2. Structuring (Penyusunan)
Ketika keberadaan skemata tidak memperkenankan negosiasi dengan lingkungan secara efektif. Norman, menunjukkan kepada belajar skemata sebagai struktur, namun banyak kesulitan jenis belajar ini. Penggunaan contoh di atas, ketika orang pertama kali belajar bagaimana mengendarai sesuatu, maka ia harus belajar suatu skema mengendarai; tugas yang sulit ini dikerjakan, meskipun dapat diterapkan pada hampir semua automobil dengan relatif menyenangkan.
3. Tuning (penyelarasan)
Merupakan penyesuaian suatu skema pada suatu jenis situasi hubungan yang luas. Tuning mencoba memasukkan hal yang amatir pada bentuk yang ahli dan ini menunjukkan keterlambatan jenis belajar. Dalam proses ini dituntut untuk selalu menyelaraskan dengan yang lebih mampu, yang amatir harus selaras dengan yang ahli. Hal ini tidak mudah dan akan membutuhkan waktu yang banyak untuk menyelaraskannya.
4. Learning by analogy (pembelajaran dengan analogi)
6
Model ini menurut Norman berisi bahwa belajar skemata baru selalu dihubungkan dengan skemata yang sudah ada. Dalam proses ini beranggapan bahwa skemata yang ada merupakan suatu analogi yang sempurna untuk yang lain, padahal belajar dengan analogi ini hampir selalu kurang sempurna.
  1. Memory (Ingatan)
Menuut Ellis dan Hunt (1993) Memory atau ingatan menunjuk pada proses penyimpanan atau pemeliharaan informasi sepanjang waktu (maintaining information overtime). Seseorang dapat menyimpan kode nomor telepon tertentu dalam ingatannya untuk jangka waktu kurang dari satu detik, atau sepanjang hayatnya. Hampir semua aktifitas manusia selalu melibatkan aspek ingatan. Oleh karena itu ingatan menjadi sesuatu yang sangat penting dalam proses kognitif manusia. Sementara itu, Menurut Norman bahwa terdapat tiga hal yang harus dikelola untuk mengingat dengan sukses, yaitu akuisisi (acquisition), retensi (retention) dan mengingat kembali (retrieval). Adapun memory menurut Olson dan Hergenhahn terbagi menjadi tiga yaitu:
1. Sensory memory (SM)
Sensory memory atau sensory store adalah bermula ketika reseptor diaktifkan dan berakhir selama satu detik, sebagaimana memory menyimpan banyak sekali informasi, tetapi informasi yang tersedia hanya membutuhkan waktu yang sangat singkat.
2. Short term memory (STM)
7
Short term memory disebut juga short term store dan primary memory. Merupakan materi memory yang diseleksi dari sensory memory untuk diproses terlebih dahulu sebagaimana memory berakhir selama 15 detik. Dengan kata lain proses penyimpanan suatu informasi hanya membutuhkan waktu yang cukup singkat dan untuk jangka waktu yang cukup singkat pula.
3.  Long term memory (LTM)
Long term memory disebut juga long term store dan secondary memory. Adalah jika materi dalam short term memory dilatih kembali cukup lama, hal itu menjadi bagian dri long term memory. Hal itu dalam long term memory dimana skemata disimpan. Sebagaimana memory berakhir dalam jangka waktu yang tak terbatas. Hal ini dapat dipahami bahwa proses penyimpanan untuk tetap bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama bahkan seumur hidup.
  1. Cognitive engineering
Merupakan suatu bidang yang mengambil kenyataan dari ilmu pengetahuan kognitif dan diaplikasikan pada teknologi modern. Dari sini menurut Norman setelah melakukan berbagai studi kasus bahwa kesalahan tidak pada kesalahan manusia, akan tetapi pada disain peralatan yang diopeasikan. Sehingga dia mengklaim bahwa kesalahan tidak pada kesalahan operator, tetapi pada sistemnya. Ketertarikan Norman pada Conitive engeenering ini menelorkan bukunya yang berjudul The Psychology of Everyday Things (1988).
C.    kelebihan dan kekurangan teori Donal A. Norman
Donald A. Norman sebagaimana Olson dan Hergenhan memasukkan dalam kelompok teori kognitif dan sebagai representasi dari Psikologi dengan pendekatan proses informasi. Sebelumnya kajian-kajian kognitif dipandang sebagai sesuatu yang misterius dan tidak mungkin akan dapat dikaji secara ilmiah. Namun dengan keberadaan teori proses informasi ini memberikan kepercayaan bahwa tidak benar kognitif sebagai sesuatu yang misterius.
8
Jika aliran behaviorisme mengutamakan prilaku manusia, aliran pisikologi psikodinamika dan humanistik mengutamakan emosi, maka aliran kognitivisme mengutamakan aspek berpikir dan proses mental  yang berkaitan denganya, misalnya ingatan (memory).
a.       Kekurangan dan kelemahan
Karena mempertimbangkan faktor kognisi (mental, kesadaran) dan pengaruh lingkungan yang kompleks (berbedan dengan teori behaviorisme yang hanya melihat pembelajaran sebagai aktivitas yang makanistik antara stimulus dan respon), maka penerapan teori kognitivisme dalam proses belajar dan pembelajaran terasa lebih rumit njimet. Artinya, penerapan teori kognitivisme memerlukan waktu dan ketelatenan yang berlebih. Bagi para pendidik yang tak cukup kesabaran, maka praktik teori pembelajaran kognitivisme terasa membebani dan menyedot energi, pikiran dan tenaga.
b.      Kelebihan dan kekuatan
Dibandingkan dengan teori behaviorisme yang memandang peserta didik atau pembelajaran sebagai objek semata yang bisan diprogram dan dicetak lewat mekanisme stimulus dan respons, maka teori kognitivisme terasa lebih manusiawi karena memandang peserta didik atau pembelajaran tak sekedar objek, melainkan juga-terutama-sebagai subyek. Realisasi antara seorang guru dan murid tak hanya searah dimana guru sangat dominan dan murid sebagai sosok inferior yang bisa dibentuk sesuka hati, melainakn juga terjadi dua arah. Dalam teori belajar kognitivisme, ruang dialog antara guru dan murid serta praktik belajar yang aktif dan kritis mendapatkan tempat yang memadai.
9
Teori kognitivisme terasa lebih manusiawi dan utuh memandang manusia karena mempertimbangkan faktor kognisi sebagai bagian penting dari sosok manusia. Implikasinya, proses belajar dan pembelajaran berlangsung lebih enjoy dan nyaman karena faktor-faktor mental, psikis, kesadaran dan semacamnya dari peserta didik digali,dilibatkan, dan diaktifkan. Proses belajar dan pembelajaranpun bisa dijalani dengan lebih baik, dan jalan menuju keberhasilan dan kesuksesan lebih terbuka lebar.
BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Adanya psikologi proses informasi tidak bisa dilepaskan dari pada teori-teori belajar sebelumnya, baik itu asosianistik, kognitif maupun yang lain. Namun pada kenyataannya dalam teori psikologi prosesn informasi ini secara jelas menyatakan dengan jelas tentang aspek kognitif dari pada aspek behavioristiknya. Terbukti dalam bukunya Olson dan Hergenhahn ini menunjukkan proses informasi itu sendiri yang terdiri dari input, proses dan output. Dan proses ini lebih menunjukkan pengolahan pada proses yang terjadi dalam memory. Sehingga kemudian kekuatan memory ini dibagi menjadi dua yaitu memory jangka pendek dan memory jangka panjang. Ini kemudian muncul bahwa dalam suatu memory ada yang hanya mampu menampung informasi dalam jangka waktu tertentu.
Di samping itu, teori yang dikemukakan oleh Norman ini bukan suatu barang baru, akan tetapi telah muncul pada masa sebelum Norman mengemukakan pemikiran-pemikirannya, walaupun hal itu dalam terminologi yang berbeda.
B.       Saran
Sehubungan dengan kesimpulan di atas, adapun saran yang dianjurkan yaitu sebagai akademisi harus dapat mengaplikasikan teori-teori pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Melalui makalah ini, diharapkan pembaca dapat menambah wawasan tentang teori pembelajaran yang dikemukakan oleh Donal A. Norman.

10
 
DAFTAR PUSTAKA

Rahayub, Heri . (2012). Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik . Bandung  : Penerbit Nusa Media.
Hergenhahn, B.R & Olson H. Matthew. Thoeries of learning (teori belajar). Jakarta : kencana prenada media group.

No comments:

Post a Comment