PENGARUH
POLITIK TERHADAP PEMBINAAN OLAHRAGA
Dalam perkembangan kemajuan sekarang pengaruh politik cukup
besar terhadap pembinaan olahraga,.Karena olahraga juga merupakan sarana yang
efektif dan efisien untuk meningkatkan disiplin dan tanggung jawab, kreativitas
dan daya inovasi, serta mengembangkan kecerdasan. Hal itu telah dibuktikan juga
kaitannya dengan politik.
Dari pertalian antara olahraga dan politik atau ideologi, sudah tampak betapa
olahraga dalam peradaban modern, bukan lagi sekadar kegiatan yang netral,
melainkan kental sekali kandungan multimakna, bahkan sudah tidak terlihat makna
olahraga itu sendiri setelah semuanya terbaur oleh politik,
Perkembangan
olahraga tidak dapat di pisahkan dari kecenderungan perkembangan olahraga pada
tingkat global, terutama pengaruh dari gerakan Olympiade sebagai sebuah
idealisme, yang sedemikian kuat dalam memberikan arah, isi dan pengorganisasian
kegiatan olahraga pada umumnya. Dan untuk dapat bersaing diperlukan pembinaan
yang terstruktur.
Dan harus diselenggarakan dengan berbagai cara yang dapat mengikutsertakan atau
memberi kesempatan seluas - luasnya kepada masyarakat untuk berpartisipasi
dalam kegiatan olahraga secara aktif, berkesinambungan, dan penuh kesadaran
akan tujuan olahraga yang sebenarnya.
Akan
tetapi dalam perkembangannya semua itu tidak lepas dari intervensi politik, baik
intervensi itu menimbulkan kemajuan atau bahkan kemunduran dalam bidang
olahraga. Dan dalam hal ini pengaruh sistem politik mempengaruhi model
pembinaan dan institusi yang menanganinya, karena jika dalam pembinaan yang
dilakukan oleh institusi yang ditunjuk salah maka pengaruh perkembangan akan
olahraga juga akan tidak memperoleh prestasi yang maksimal atau kemrosotan
prestasi.
Kata kunci: pembinaan olahraga, politik, intervensi
Kata kunci: pembinaan olahraga, politik, intervensi
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dewasa ini peran olahraga makin
penting dan strategis dalam kehidupan era global yang penuh perubahan,
persaingan, dan kompleksitas. Hal tersebut menyangkut pembentukan watak dan
kepribadian bangsa serta upaya pengembangan dan peningkatan kualitas sumber
daya manusia yang berkesinambungan. Olahraga telah terdapat dalam berbagai bentuk
di dalam semua kebudayaan yang paling tua sekalipun.
Dalam kehidupan modern olahraga
telah menjadi tuntutan dan kebutuhan hidup agar lebih sejahtera.Olahraga
semakin diperlukan oleh manusia dalam kehidupan yang semakin kompleks dan serba
otomaTis, agar manusia dapat mempertahankan eksistensinya terhindar dari
berbagai gangguan atau disfungsi sebagai akibat penyakit kekurangan gerak (Hypo
Kinesis Desease). Olahraga yang dilakukan dengan tepat dan benar akan menjadi
faktor penting yang sangat mendukung untuk pengembangan potensi dini.
Kesehatan, kebugaran jasmani dan sifat-sifat kepribadian yang unggul adalah
faktor yang sangat menunjang untuk pengembangan potensi diri manusia, dan
melalui pendidikan jasmani, rekreasi, dan olah raga yang tepat faktor-faktor
tersebut dapat diperoleh. Melalui pembinaan olahraga yang sistematis, kualitas
SDM dapat diarahkan pada peningkatan pengendalian diri, tanggungjawah,
disiplin, sportivitas yang tinggi yang mengandung nilai transfer bagi bidang
lainnya. Berdasarkan sifat-sifat itu, pada akhirnya dapat diperoleh peningkatan
prestasi olahraga yang dapat membangkitkan kebanggaan nasional dan ketahanan
nasional secara menyeluruh. Oleh sebab itu, pembangunan olahraga perlu mendapat
perhatian yang lebih proporsional melalui perencanaan dan pelaksanaan
sistemiatis
Olahraga dapat dilakukan sebagai
latihan, pendidikan, hiburan, rekreasi, prestasi, profesi, politik, bisnis,
industri, dan berbagai aspek lain dalam kebudayaan manusia. Bagi suatu negara,
olahraga yang dilaksanakan dan diselenggarakan dengan baik akan dapat
memberikan pengaruh yang besar bagi harkat dan martabatnya di dunia
internasional. Olahraga juga merupakan sarana yang efektif dan efisien untuk
meningkatkan disiplin dan tanggung jawab, kreativitas dan daya inovasi, serta
mengembangkan kecerdasan. Hal itu telah dibuktikan juga
kaitannya dengan politik.
Olahraga dan politik bukanlah
sesuatu yang baru. Seorang politikus sejati haruslah serentak merupakan simbol
kejantanan sportif. Sedangkan bagi kaum sosialis, olahraga adalah manifestasi
penting semangat ideal kolektivisme yang rasional dan higienis.
Jadi, dari pertalian antara olahraga dan politik atau
ideologi, sudah tampak betapa olahraga dalam peradaban modern, bukan lagi
sekadar kegiatan yang netral, melainkan kental sekali kandungan multimakna itu,
bahkan sudah tidak terlihat makna olahraga itu sendiri setelah semuanya terbaur
oleh politik, yang ada hanyalah manipulasi sebuah kepuasan pribadi. Dan dalam
perkembangan kemajuan sekarang pengaruh politik cukup besar terhadap pembinaan
olahraga, baik pengaruh itu menimbulkan kemajuan atau bahkan kemunduran dalam
bidang olahraga.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian politik dan olahraga itu?
2. Apa
saja kaitannya politik dengan dunia olahraga
3. Bagaimana
pengaruh yang ditimbulkan dari masuknya politik dalam pembinaan olahraga?
4. Apa
saja dampak positif dan negative masuknya politik dalam pembinaan olahraga?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Politik dan Olahraga
1. Pengertian
Politik
Politik Dalam
arti kebijaksanaan (Policy) berasal dari bahasa Yunani yaitu Polistaia, Polis
berarti kesatuan masyarakat yang mengurus diri sendiri/berdiri sendiri
(negara), sedangkan taia berarti urusan. Dari segi kepentingan penggunaan, kata
politik mempunyai arti yang berbeda-beda. Untuk lebih memberikan pengertian
arti politik disampaikan beberapa arti politik dari segi kepentingan
penggunaan.
Dalam arti kepentingan umum (Politics) atau segala usaha untuk kepentingan umum, baik yang berada dibawah kekuasaan negara di Pusat maupun di Daerah, lazim disebut Politik (Politics) yang artinya adalah suatu rangkaian azas/prinsip, keadaan serta jalan, cara dan alat yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tertentu atau suatu keadaan yang kita kehendaki disertai dengan jalan, cara dan alat yang akan kita gunakan untuk mencapai keadaan yang kita inginkan.
Dalam arti kepentingan umum (Politics) atau segala usaha untuk kepentingan umum, baik yang berada dibawah kekuasaan negara di Pusat maupun di Daerah, lazim disebut Politik (Politics) yang artinya adalah suatu rangkaian azas/prinsip, keadaan serta jalan, cara dan alat yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tertentu atau suatu keadaan yang kita kehendaki disertai dengan jalan, cara dan alat yang akan kita gunakan untuk mencapai keadaan yang kita inginkan.
Miriam Budairdjo (2009:13) mengatakan bahwa politik adalah usaha menggapai kehidupan yang baik. Usaha yang dimaksud dalam pengertian politik ini dapat dicapai dengan berbagai cara, yang terkadang bertentangan satu dengan lainnya. Akan tetapi tujuan itu hanya dapat dicapai jika memiliki suatu kekuasaan wilayah tertentu (negara atau system politik). Kekuasaan itu perlu dijabarkan dalam keputusan mengenai kebijakan yang akan menentukan pembagian atau alokasi dari sumber daya yang ada. Oleh karena itu, kesimpulan bahwa politik dalam suatu Negara berkaitan dengan masalah kekuasaan pengambilan keputusan, kebijakan public, dan alokasi atau distribusi. Namun pada umumnya, dapat dikatakan bahwa politik adalah usaha untuk menentukan peraturan-peraturan yang dapat diterima baik oleh sebagian besar warga, untuk membawa masyarakat ke arah kehidupan bersama yang harmonis.
Sedangkan Menurut Ramlan Surbakti (1999 : 1) bahwa definisi politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu. Menurut Kartini Kartono (1996 : 64) bahwa politik dapat diartikan sebagai aktivitas perilaku atau proses yang menggunakan kekuasaan untuk menegakkan peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan yang sah berlaku di tengah masyarakat. .
Aristoteles (384-322 SM) yang memperkenalkan kata politik melalui pengamatannya tentang manusia yang ia sebut zoon politikon. Dengan istilah itu ia ingin menjelaskan bahwa hakikat kehidupan sosial adalah politik dan interaksi antara dua orang atau lebih sudah pasti akan melibatkan hubungan politik. Aristoteles melihat politik sebagai kecenderungan alami dan tidak dapat dihindari manusia, misalnya ketika ia mencoba untuk menentukan posisinya dalam masyarakat, ketika ia berusaha meraih kesejahteraan pribadi, dan ketika ia berupaya memengaruhi orang lain agar menerima pandangannya. Aristoteles berkesimpulan bahwa usaha memaksimalkan kemampuan individu dan mencapai bentuk kehidupan sosial yang tinggi adalah melalui interaksi politik dengan orang lain. Interaksi itu terjadi di dalam suatu kelembagaan yang dirancang untuk memecahkan konflik sosial dan membentuk tujuan negara. Dengan demikian kata politik menunjukkan suatu aspek kehidupan, yaitu kehidupan politik yang lazim dimaknai sebagai kehidupan yang menyangkut segi-segi kekuasaan dengan unsur-unsur: negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision making), kebijakan (policy, beleid), dan pembagian (distribution) atau alokasi (allocation).Dengan beberapa pendapat para ahli itu maka dapat disimpulkan poltik adalah merupakan upaya atau cara untuk memperoleh sesuatu yang dikehendaki menggunakan kekuasaan untuk menegakkan peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan yang sah berlaku di tengah masyarakat.
2.
Pengertian Olahraga
Olahraga merupakan aktivitas yang
sangat penting untuk mempertahankan kebugaran seseorang. Olahraga juga
merupakan salah satu metode penting untuk mereduksi stress. Olahraga juga
merupakan suatu perilaku aktif yang menggiatkan metabolisme dan mempengaruhi
fungsi kelenjar di dalam tubuh untuk memproduksi sistem kekebalan tubuh dalam
upaya mempertahankan tubuh dari gangguan penyakit serta stress. Oleh karena
itu, sangat dianjurkan kepada setiap orang untuk melakukan kegiatan olahraga
secara rutin dan tersetruktur dengan baik dengan kata lain olahraga adalah suatu
aktivitas yang dapat menyehatkan diri dari luar maupun dari dalam atau lebih
dikenal dengan nama sehat jasmani rohani. Adapun
beberapa pendapat atau para pakar yang mendefinisikan tentang olahraga
Olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah gerakan badan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih
yang atau dapat dikenal regu atau rombongan. Sedangkan dalam kamus Webster’s
New Collegiate Dictonary (1980) adalah ikut serta dalam aktivitas tubuh untuk
memperoleh kesenangan, dan aktivitas khusus seperti berburu atau dalam olahraga
pertandingan (athletic games di USA).
Adapun Menurut UNESCO mengartikan bahwa olahraga sebagai “setiap aktivitas tubuh berupa permainan yang berisikan perjuangan melawan unsur-unsur alam, orang lain, ataupun diri kita sendiri”. .
Menurut Pakar Cholik Mutohir olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat berupa permainan, petandingan, dan prestasi puncak dalam pembentukan manusia yang memiliki Ideologi yang seutuhnya dan berkualitas berdasarkan Dasar Negara atau Pancasila. .
Sedangkan Pengertian Olahraga (Menpora Maladi) olahraga mencakup segala kegiatan manusia yang ditujukan untuk melaksanakan misi hidupnya dan cita-cita hidupnya, cita-cita nasional politik, sosial, ekonomi, kultural dan sebagainya.
Jadi dapat disimpulkan pengertian olahraga adalah suatu bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di dalam permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh relevansi kemenangan dan prestasi optimal
Adapun Menurut UNESCO mengartikan bahwa olahraga sebagai “setiap aktivitas tubuh berupa permainan yang berisikan perjuangan melawan unsur-unsur alam, orang lain, ataupun diri kita sendiri”. .
Menurut Pakar Cholik Mutohir olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat berupa permainan, petandingan, dan prestasi puncak dalam pembentukan manusia yang memiliki Ideologi yang seutuhnya dan berkualitas berdasarkan Dasar Negara atau Pancasila. .
Sedangkan Pengertian Olahraga (Menpora Maladi) olahraga mencakup segala kegiatan manusia yang ditujukan untuk melaksanakan misi hidupnya dan cita-cita hidupnya, cita-cita nasional politik, sosial, ekonomi, kultural dan sebagainya.
Jadi dapat disimpulkan pengertian olahraga adalah suatu bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di dalam permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh relevansi kemenangan dan prestasi optimal
B. Kaitan
Politik dengan Olahraga
1.
Hubungan politik dengan
olahraga
Perkembangan olahraga tidak dapat di
pisahkan dari kecenderungan perkembangan olahraga pada tingkat global, terutama
pengaruh dari gerakan Olympiade sebagai sebuah idealisme, yang sedemikian kuat
dalam memberikan arah, isi dan pengorganisasian kegiatan olahraga pada umumnya.
Di pihak lain perkembangan olahraga itu sendiri, sepeti halnya perkembangan
Olympiade di pengaruhi oleh perubahan yang berlangsung dalam lingkungan makro
politik. Olahraga yang pada dasarnya merupakan kegitan yang semata-mata
kesenangan belaka, olahraga beralih menjadi upaya yang dikelola secara
sungguh-sungguh, atau dari kelihatan yang di anggap amat remeh, yang hanya di
lihat sebelah mata oleh pemerintah, menjadi sebuah kebijakan global yang
memerlukan perhatian dari Presiden, Perdana Menteri, dan Raja. Keseluruhan
perubahan itu merupakan konsekuensi dari perubahan kehidupan manusia yang
diterpa oleh perubahan dan lingkungan hidup.
Sejak awal kebangkitan Olympiade modern
1896 di Athena, gerakan Olympiade (Olympic Movement) mencanangkan bahwa
Olympiade mengemban misi untuk menyebarluaskan isme, sebuah idealisme yang
mengandung pesan perdamaian, kebebasan dan persaudaraan sebagai landasan
tatanan dunia baru, termasuk membina manusia menuju kesempurnaan, seperti
terkandung dalam motto, citius, altius, fortius. Tidak dipungkiri,
gerakan Olympiade secara nyata berpengaruh kuat terhadap penyebarluasan kultur
olahraga, dan sekaligus memberikan arah terhadap tujuan pembinaan, isi kegiatan
dan bahkan cara mengorganisasinya. Tanpa kita sadari pula, akses dari Olympiade
itu sendiri adalah lenyapnya eksistensi permainan. Pada awalnya, kegitan
Olympiade bersifat mundial tersebut, yang diklaim sebagai langkah paling dini
dalam penciptaan globalisasi olahraga, hanya di ikuti oleh kelompok ekslusif
dari kalangan bangsawan. Memasuki tahun 1920 mulai meluas, di ikuti
oleh kalayak luas, meskipun masih amat terbatas, sementara pada tahun 1950
berbarengan dengan meletusnya perang dingin, konflik dalam komteks geo politik
yang dipicu oleh perang ideology-komunis dan demokrasi tidak terelakan,
olahraga merupakanbagian dari suatu sistem polotik, dan untuk negara-negara
sosialis, merupakan alat propaganda bagi keberhasilan tatanan masyarakt
sosialis.
2. Kelekatan
Politik dengan Olahraga
Sejak lama ada usaha
untuk menceraikan kegiatan olahraga, terutama Olimpiade, dengan politik. Tapi,
upaya itu selalu gagal. Kalau saja dunia mau jujur, sebenarnya keterkaitan
antara keduanya sudah terpatri dalam peraturan penyelenggaraan Olimpiade itu
sendiri.Ambil saja pengibaran bendera dan pengumandangan lagu kebangsaan negara
asal atlet pemenang salah satu cabang olahraga sebagai contoh. Itu saja sudah
menunjukkan tentang bagaimana olahraga sudah terpolusi oleh politik. Sejarah
telah beberapa kali merekam tentang intervensi politik terhadap ajang yang
sebenarnya dimaksudkan untuk memupuk sportivitas dan persahabatan antarnegara
dan bangsa ini.
Contoh klasik terjadi
pada Olimpiade 1936 di Berlin, ketika faham Nazi Jerman tengah berada di
puncaknya. Jesse Owens, pelari berkulit hitam AS yang sebelum pesta olahraga
itu dibuka sudah dihina media Jerman, tiba-tiba saja merebut tak kurang dari
empat medali emas. Dan, itu dilakukannya di depan mata Hitler, gembong konsep
tentang supremasi bangsa Aria.Pada 1968, pada upacara menghormati pemenang, dua
atlet kulit hitam AS mengacungkan tinju sebagai protes atas diskriminasi rasial
di negara mereka. Orang juga tak melupakan kejadian berdarah pada Olimpiade
1972 di Muenchen, ketika para pejuang radikal Palestina menyandera dan kemudian
membunuh 11 atlet Israel. Itu adalah upaya menarik perhatian dunia akan nasib
bangsa Palestina yang tergusur dari tanah leluhur mereka.
Pada Olimpiade 1980 di
Moskow, AS dan negara-negara Barat memutuskan tak hadir sebagai protes atas
penyerbuan Uni Soviet terhadap Afganistan. Empat tahun kemudian, Uni Soviet dan
sekutunya membalas boikot itu dengan tak hadir pada Olimpiade 1984 di Los
Angeles. Aksi Uni Soviet diikuti oleh negara-negara satelitnya di Eropa Timur.
Akibatnya, Olimpiade 1984 berjalan hambar. Maklumlah, negara-negara sosialis di
masa itu merupakan gudang atlet kelas dunia.
Dari semua kejadian
yang dibeberkan di atas, Olimpiade Beijing 2008 yang akan dimulai dalam sepekan
ini merupakan puncak dari keterkaitan antara olahraga dan politik. Sejak jauh
hari sebelum dimulai, ia telah dikotori faktor politik. Protes warga Tibet
ternyata tidak terbatas di Tibet, tapi menyebar ke seluruh pemukiman mereka di
seluruh China dan di negara-negara lain. Unjuk rasa mereka juga didukung para
aktivis LSM internasional.
Buat China sendiri,
Olimpiade Beijing 2008 memiliki arti penting yang nuansa politiknya sangat
tebal. Ketika mendiang Mao Zedong memproklamasikan berdirinya RRC sebagai
sebuah negara itu pada 1 Oktober 1949, antara lain ia mengatakan, "Bangsa
kita tidak lagi akan jadi obyek pemerasan, penghinaan, dan pembudakan dari
bangsa lain." Sejak saat itu, RRC selalu berjuang menempatkan dirinya pada
posisi terhormat di pentas dunia.
Tapi, selama hampir 50
tahun (1945-1990), Mao selalu berada di bawah bayang-bayang Uni Soviet dan AS,
sebagai dua aktor utama di panggung Perang Dingin. Mao telah mencoba melepaskan
diri dari bayang-bayang kedua adikuasa dan berperan sebagai kekuatan ketiga
dengan cara menghimpun kekuatan negara-negara berkembang. Toh, usaha itu tak
banyak mendatangkan sukses.
Sukses Beijing sebagai
salah satu pelaku yang turut menentukan corak dunia justru diraih setelah
mendiang Deng Xiaoping mengambil langkah berani. Ia berbalik 180 derajat dengan
meninggalkan prinsip-prinsip Maois dan mengadopsi model pembangunan
kapitalistik. Hasilnya adalah perkembangan ekonomi di atas 8% per tahun dan
telah menempatkannya sejajar dengan negara-negara kapitalis dunia.
Sejarah China selama
sekitar satu abad antara 1838, yakni dimulainya intervensi dan intrusi
kolonialisme dan imperialisme Barat, sampai 1949 ketika RRC berdiri, dipenuhi
perasaan sebagai bangsa tertindas dan terhina. Hampir semua kekuatan dunia
memiliki konsesi di China dan tak mengherankan jika Bapak Republik Dr Sun
Yat-sen mengatakan bahwa nasib bangsa China lebih buruk dari bangsa lain karena
ia dijajah banyak negara. Tak mengherankan pula jika para sejarawan Marxis di
China menyebut masa selama satu abad itu sebagai abad humiliasi (penghinaan)
nasional.
Karena itu,
penyelenggaraan Olimpiade di Beijing tak dapat dipisahkan dari sejarah
humiliasi, sukses pembangunan ekonomi, dan kebangkitan nasional bangsa China.
Olimpaide Beijing 2008 adalah sebuah lambang tentang keberhasilan China yang
telah bangkit kembali dari posisi terhina selama satu abad dan berhasil menempatkan
diri sebagai aktor yang perannya sejajar dengan negara-negara besar lain.
Olimpiade Beijing juga
merupakan lambang balas dendam China atas satu abad penghinaan yang dilakukan
bangsa-bangsa Barat dan Jepang terhadap bangsa dan negara China.
Oleh karena itu, RRC
tak akan membiarkan anasir sekecil apapun yang berasal dari dalam maupun luar
negeri yang ditengarai akan mengganggu keberhasilan penyelenggaraan pesta
olahraga dunia itu.
3. Olahragawan dan Politik
Olahraga tentunya tidak lepas dari atlet atau olahragawan dengan bidang olahraga yang ditekuninya, dan atlet merupakan salah satu unsur terpenting dalam perkembangan olahraga karena atlet merupakan pelaku utama dalam kemajuan olahraga. Atlet atau olahragawan menjadi patokan atau tolak ukur kemampuan dalam menguasai sebuah olahraga.
Seseorang tentunya menjadi atlet atau olahragawan tentunya tidak diperoleh dengan mudah, mereka bisa menjadi atlet harus melewati perjuangan yang berat yaitu dengan berlatih rutin. Tetapi bagi kebanyakan atlet mereka menekuni olahraga yang mereka tekuni tentunya didasari dulu dengan rasa senang dengan olahraga yang mereka tekuni, jadi mereka melewati hari – hari latihannya dengan rasa senang. Selain membuahkan prestasi tentunya mereka juga bisa mendapatkan kebugaran tubuh yang lebih bagus di banding orang- orang non atlet, dan dari kebugarannya itu mereka bisa memperoleh prestasi yang lebih bagus lagi. Dari prestasi yang mereka dapat mereka bisa memperoleh popularitas, sehingga mereka bisa dikenal banyak orang bahkan dijaman sekarang menyamai popularitasnya dengan pejabat tinggi negara atau selebriti, terlebih bagi mereka yang bisa berprestasi membawa nama baik negaranya dikancah internasional sehingga mereka dianggap sebagai pahlawan pembawa nama negara. Dengan popularitasnya banyak yang memanfaatkannya dalam perkembangan dunia politik, entah saat mereka menjadi atlet atau saat setelah mereka pensiun menjadi seorang atlet, Dengan ketenaran mereka banyak yang memanfaatkannya sebagai duta kampanye partai- partai politik yang bersanguktan yang memanfaatkan ketenarannya. Dan bahkan banyak juga yang maju sendiri dalam perebutan kursi politik dengan mengandalkan ketenarannya dan fans - fans mereka saat menjadi atlet yang semakin mendukung mereka berkiprah dalam dunia politik.
Dari popularitas para atlet / mantan atlet itu banyak bukti yang terjun langsung dalam dunia politik, dan bahkan banyak dari antara mereka sukses dalam pemilihan kursi politik dan akhirnya beralih profesi menjadi seorang politikus. Dan berikut ini contoh beberapa mantan atlet yang sukses terjun dalam dunia politik :
Olahraga tentunya tidak lepas dari atlet atau olahragawan dengan bidang olahraga yang ditekuninya, dan atlet merupakan salah satu unsur terpenting dalam perkembangan olahraga karena atlet merupakan pelaku utama dalam kemajuan olahraga. Atlet atau olahragawan menjadi patokan atau tolak ukur kemampuan dalam menguasai sebuah olahraga.
Seseorang tentunya menjadi atlet atau olahragawan tentunya tidak diperoleh dengan mudah, mereka bisa menjadi atlet harus melewati perjuangan yang berat yaitu dengan berlatih rutin. Tetapi bagi kebanyakan atlet mereka menekuni olahraga yang mereka tekuni tentunya didasari dulu dengan rasa senang dengan olahraga yang mereka tekuni, jadi mereka melewati hari – hari latihannya dengan rasa senang. Selain membuahkan prestasi tentunya mereka juga bisa mendapatkan kebugaran tubuh yang lebih bagus di banding orang- orang non atlet, dan dari kebugarannya itu mereka bisa memperoleh prestasi yang lebih bagus lagi. Dari prestasi yang mereka dapat mereka bisa memperoleh popularitas, sehingga mereka bisa dikenal banyak orang bahkan dijaman sekarang menyamai popularitasnya dengan pejabat tinggi negara atau selebriti, terlebih bagi mereka yang bisa berprestasi membawa nama baik negaranya dikancah internasional sehingga mereka dianggap sebagai pahlawan pembawa nama negara. Dengan popularitasnya banyak yang memanfaatkannya dalam perkembangan dunia politik, entah saat mereka menjadi atlet atau saat setelah mereka pensiun menjadi seorang atlet, Dengan ketenaran mereka banyak yang memanfaatkannya sebagai duta kampanye partai- partai politik yang bersanguktan yang memanfaatkan ketenarannya. Dan bahkan banyak juga yang maju sendiri dalam perebutan kursi politik dengan mengandalkan ketenarannya dan fans - fans mereka saat menjadi atlet yang semakin mendukung mereka berkiprah dalam dunia politik.
Dari popularitas para atlet / mantan atlet itu banyak bukti yang terjun langsung dalam dunia politik, dan bahkan banyak dari antara mereka sukses dalam pemilihan kursi politik dan akhirnya beralih profesi menjadi seorang politikus. Dan berikut ini contoh beberapa mantan atlet yang sukses terjun dalam dunia politik :
a). George Weah. Mantan pemain
sepak bola Liberia, ia meraih penghargaan Pemain Terbaik FIFA, sehingga
merupakan orang Afrika pertama yang meraih gelar tersebut. Setelah pensiun dari sepak bola, Weah
mencoba peruntungannya di dunia politik. Ia mencalonkan dirinya menjadi
presiden Liberia dan bersaing dengan Ellen Johnson-Sirleaf dalam pemilu
presiden Liberia pada Oktober dan November 2005. Tapi sayang Weah gagal menjadi presiden Liberia.
Meskipun begitu, ia masih tetap aktif berkecimpung di dunia politik. .
b). Manny Pacquiao. Petinju
Filipina dengan segudang prestasi dan hingga kini masih aktif bertinju. Pada
tahun 2007 ia mencalonkan dirinya sebagai anggota parlemen dari Partai Liberal.
Tapi sayang, Pacquiao kalah bersaing dari Darlene Antonino-Custodio, saat itu.
Pacquiao baru berhasil menjadi anggota parlemen
saat pemilu 2010 untuk mewakili provinsi Sarangani. .
c). Arnold Schwarzenegger. Ia memang dikenal sebagai bintang film.
Tapi jauh sebelum itu, Arnold Schwarzenegger adalah seorang atlet
binaraga. Ia terpilih pada 7 Oktober 2003 sebagai Gubernur baru
California. .
d). Andriy Shevchenko. Pensiun dari
sepak bola usai Euro 2012, sekarang ia ikut serta dalam dunia politik. Sebuah
partai oposisi yang pro pada para pebisnis Ukraina menjadi pelabuhan
Shevchenko. Shevchenko
diharapkan bisa duduk di kursi panas parlemen Ukraina pada pemilihan wakil
rakyat Ukraina yang berlangsung bulan Oktober 2012 ini. .
5). Kakha Kaladze. Mantan bek Milan
dan Genoa ini pensiun seusai musim kompetisi 2011/2012. Tapi siapa sangka, usai
pensiun ia benar-benar langsung bergabung dengan dunia politik.
Kakha Kaladze terpilih sebagai Menteri
Pembangunan Daerah dan Infrastruktur sekaligus deputi Perdana Menteri Georgia
pada tanggal 8 Oktober 2012 yang lalu.
6). Marat Safin. Mantan petenis nomor satu,
Marat Safin terjun ke politik. Dia menjadi anggota partai politik yang tengah
berkuasa di Rusia. Mantan petinju, Pete Sampras menyebut Safin akan sukses dan
bisa menjadi Presiden Rusia.
7). Kevin Johnson. Bekas pemain basket NBA,
sukses terjun ke dunia politik. Dia menjadi wali kota Sacramento pada 2008.
Dialah wali kota Afrika-Amerika pertama untuk Sacramento.
Dari banyaknya mantan
atlet yang terjun dunia politik bisa disimpulkan bahwa popularitas saat menjadi
atlet bisa menjadi sarana dalam prestasi meraih kursi politik.
C.
Pengaruh Politik dalam Pembinaan Olahraga
Membangun
strategi pembinaan olahraga memerlukan waktu dan penataan system secara
terpadu. Pemerintah tidak dapat bekerja sendiri tanpa sinergi dengan
kelembagaan lain yang terkait dengan pembinaan system keolahragaan secara
nasional. Penataan olahraga harus dimulai dari permasalahan olahraga di
masyarakat yang diharapkan akan memunculkan bibit-bibit atlet berpotensi dan
ini akan didapat pada atlet yang dimulai dari usia sekolah. Oleh karena itu
penataan harus dilakukan secara terpadu dan berjenjang sehingga hasil yang
dicapai merupakan produk yang sangat optimal.
Untuk dapat menggerakkan pembinaan
olahraga harus diselenggarakan dengan berbagai cara yang dapat mengikutsertakan
atau memberi kesempatan seluas - luasnya kepada masyarakat untuk berpartisipasi
dalam kegiatan olahraga secara aktif, berkesinambungan, dan penuh kesadaran
akan tujuan olahraga yang sebenarnya. Pembinaan olahraga yang seperti ini hanya
dapat terselenggara apabila ada suatu system pengelolaan keolahragaan yang
terencana, terpadu, dan berkesinambungan dalam semangat kebersamaaan dari seluruh
lapisan masyarakat.
Pembinaan atlet usia pelajar sering
kali tidak terjadi kesinambungan dengan pembinaan cabang olahraga prioritas.
Hal ini bias dilihat dari berbagai cabang olahraga yang merupakan andalan untuk
meraih medali emas tidak dibina secara berjenjang. Untuk itu perlu dilakukan
penyusunan program pembibitan atlet dari usia dini dengan cabang olahraga yang
menjadi prioritas.
Dunia olahraga saat ini dan bahkan yang akan datang, tidak
dapat dipisahkan dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Olahraga tidak hanya sebagai kebutuhan untuk menjaga kebugaran tubuh, akan
tetapi telah merasuk dalam semua sektor kehidupan. Lebih jauh lagi, prestasi
olahraga dapat mengangkat harkat dan martabat manusia baik secara individu,
kelompok, masyarakat, bangsa, dan negara. Prestasi olahraga suatu negara
menjadi tolok ukur kemajuan bangsa dan negara, oleh karena itu persaingan
mencapai prestasi olahraga antar negara terus berjalan dengan berbagai
pengembangan teknik dan teknologi bidang olahraga, “sport science – sport
technology” merupakan tantangan bagi pengurus dan pengelola olahraga
suatu negara. Tanpa ada keinginan dan kemampuan menjawab tantangan tersebut,
rasanya akan sulit kita mensejajarkan prestasi olahraga dengan prestasi
olahraga negara lain. Untuk itu perlunya diadakan rekonsolidasi dan harmonisasi
antar berbagai lembaga pengelolaan keolahragaan baik pemerintah pusat,
pemerintah daerah, organisasi induk cabang olahraga, korporasi dan masyarakat
luas. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat efisiensi dan efektivitas
pengembangan dan pembinaan olahraga dalam mempercepat perwujudan prestasi
olahraga di berbagai event, baik single event maupun multy event olahraga nasional, regional dan
internasional.
Tidak bisa dipungkiri, olahraga
menjadi salah satu komoditi atau aset berharga suatu negara.
Persoalan utama dalam sistem pembinaan olahraga disebabkan karena kurang seriusnya
pembinaan olahraga itu sendiri. Pola pengembangan olahraga masih bersifat
tradisional, tak lebih dari rutinitas sebagai bagian ritual yang berorientasi
pada pencapaian prestasi secara instan berdasarkan pengalaman masa lalu yang
miskin inovasi. Berpijak dari fakta tersebut, upaya untuk mengembalikan
kejayaan olahraga, dengan penekanan utama pada pergeseran paradigma pembinaan
olahraga yang tidak sekadar berorientasi pada pencapaian medali. Medali harus
dianggap sebagai konsekuensi logis pembinaan olahraga yang tertata dan
terintegrasi dalam sistem yang mapan. Walaupun kualitas dan kuanititas piala
atau medali, yang diperoleh sebuah negara dalam sebuah kejuaraan, adalah
indikator kemajuan olahraga dan indikator karakter atau mentalitas bangsa dari
negara tersebut. Selain piala dan mendali masih banyak indikator lain yang bisa
dipakai untuk mengukur karakter dan mentalitas sebuah bangsa. Sejak zaman
Yunani Kuno dahulu, umat manusia telah sepakat dan menyadari bahwa olahraga
adalah salah satu sarana penting untuk meningkatkan karakter dan mentalitas
bangsa (sebagai sarana untuk nation and character building, kata
Bung Karno). Kalau sebuah negara meletakkan urusan olahraga di tangan sebuah
kementerian, atau mengeluarkan anggaran yang sedemikian besar untuk membangun fasilitas
olahraga di berbagai lingkungan pemukiman atau pendidikan, maka alasannya
olahraga dianggap sebagai salah satu sarana penting untuk menempa dan
meningkatkan karakter dan mentalitas bangsa. Kalau kita hendak memajukan
olahraga, maka kita perlu menyadari benar fungsi dan tujuan olahraga. Tujuan
olahraga bukan sekedar meraih piala atau medali. Tujuan olahraga adalah
membangun karakter dan mentalitas bangsa
Komitmen
untuk melaksanakan dan menyepakati arah strategis pembangunan pembinaan
olahraga itu diperkuat oleh komunikasi dan koordinasi, selain mesti terjamin
sisi keberlanjutannya. Berdasarkan paparan singkat itu sangat jelas bahwa
subsistem pendidikan jasmani atau olahraga pelajar/mahasiswa tidak boleh
terbengkalai pembinaannya dan termasuk ke dalam kebijakan umum. Olahraga
masyarakat (rekreasi) merupakan kegiatan "penyedap" dan penggairah
dalam rangka membangun kembali vitalitas hidup. Kegiatan itu ikut serta
membangun sebuah mood kejiwaan yang sehat. Sama sekali tak dapat diabaikan
perkembangan dan trend olahraga kompetitif untuk berprestasi meskipun ada
ayunan perubahan yang mengarah kepada perolehan keuntungan yang bersifat
material; ada pergeseran dari amateur ke profesional, paling tidak di tubuh
Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang dirintis semasa kepemimpinan Presiden
IOC, Juan Antonio Samaranch. Banyak negara, meski dengan jumlah penduduk
sedikit, mampu berprestasi dalam olahraga, seperti yang diraih oleh Australia
dalam Olimpiade Sydney 2000 dan Olimpiade Athena 2004. Jawabannya, sebagian
karena faktor penentu berupa tingkat kepuasan hidup. Kemerosotan Rusia
misalnya, lebih banyak karena keterbatasan dana untuk mengoperasionalkan
sistem. Mereka bisa sekadar bertahan untuk memelihara sistem yang sudah mantap,
tetapi sukar untuk mencapai hasil optimal karena faktor ekonomi. Mungkin tanpa
kita sadari, pada tataran lingkungan yang lebih luas ada beberapa faktor yang
berpengaruh terhadap arah, isi dan bahkan cara mengelola olahraga. Dan dalam
hal ini pengaruh sistem politik mempengaruhi model pembinaan dan institusi yang
menanganinya, karena jika dalam pembinaan yang dilakukan oleh institusi yang
ditunjuk salah maka pengaruh perkembangan akan olahraga juga akan tidak
memperoleh prestasi yang maksimal.
D. Dampak
Politik dalam Olahraga
1. Dampak positif :
a). Olahraga menjadi alat pemersatu antar
negara karena membawa nama baik negara
b). Pelaku
politik berperan sebagai sponsorship yang:
1). Memberikan produk yang berkaitan langsung dengan kebutuhan or (sepatu,dll)
2). Memberikan fasilitas kebutuhan sehari bagi para atlet
3). Membuat produk yang tidak bertalian langsung dengan or (asuransi,dll)
1). Memberikan produk yang berkaitan langsung dengan kebutuhan or (sepatu,dll)
2). Memberikan fasilitas kebutuhan sehari bagi para atlet
3). Membuat produk yang tidak bertalian langsung dengan or (asuransi,dll)
c). Menjadikan olahraga lebih dikenal dan menjadi hiburan
bagi masyarakat luas dengan diadakannya pertandingan – pertandingan olahraga
yang menghibur, contoh (mendatangkan club –club sepakbola internasional dan
berlatih tanding).
d). Para
pemimpin dunia telah bisa saling melakukan proses negosiasi dan komunikasi yang
berkaitan dengan masalah olahraga. Seperti contohnya, hubungan yang baik antar
Negara juga dapat diciptakan dengan menggelar pesta olahraga di penjuru dunia.
Intinya, dengan mensosialisasikan olahraga dalam kehidupan plotik, baik luar
negeri maupun dalam negeri, akan berdampak baik pada kehidupan politik dunia, negara
khususnya.
e). Dengan pemerintah melibatkan
sponsor dan mengndalikan olahraga, club – club olahraga bisa lebih berkembang
dari segi financial dan secara tidak langsung pembinaan dibidang sarana dan
prasana memadahi dankesejahteraan atlet
juga menjadi ikut terangkat.
2. Dampak Negatif :
a). Tidak sedikit terjadi provokasi
dalam dunia olahraga yang disebabkan urusan politik. Salah satunya kasus suap
kepada pelaku olahraga (atlet, wasit, panitia pertandingan,dll)
b). Rusaknya kepengurusan dalam
organisasi olahraga karena lebih mementikan urusan kepentingan politiknya
sendiri ketimbang kemajuan olahraga, sehingga berimbas kepada kemunduran dan
rusaknya system pembinaan olahraga.
c). Kemunduran prestasi atlet
dikarenakan atlet menjadi sarana kampanye dan terjun dalam berbagai kegiatan
politik yang menjadikan konsentrasi atlet menjadi terpecah .
d). Rasa Nasionalis atlet menjadi
berkurang karena hanya mementingkan segi financial saja yang diperoleh dari
dampak masuknya politik
e). Hilangnya sportivitas dalam
olahraga, baik dalam pertandingan atau kepengurusan karena intervensi dari
pihak luar / kepentingan politik.liaa
Dapat
diartikan bahwa olahraga tidak boleh untuk di jadikan tempat ajang berpolitik
yang bukan untuk keuntungan olahraga tersbut.
BAB III
KESIMPULAN
Olahraga merupakan
sarana yang efektif dan efisien untuk meningkatkan disiplin dan tanggung jawab,
kreativitas dan daya inovasi, serta mengembangkan kecerdasan. Hal itu telah
dibuktikan juga kaitannya dengan politik. Akan tetapi faktor
budaya, ekonomi dan politik juga sangat mempengaruhi perkembangan
olahraga itu sendiri, terlebih pertalian
antara olahraga dan politik atau ideologi, sudah tampak betapa olahraga dalam
peradaban modern, bukan lagi sekadar kegiatan yang netral, melainkan kental
sekali kandungan multimakna itu, bahkan sudah tidak terlihat makna olahraga itu
sendiri setelah semuanya terbaur oleh politik, faktor ini
sangat mempengaruhi bukan saja yang ingin di capai, akan tetapi isi dan cara
mengorganisasi kegiatan tersebut. Dan dalam hal ini ditunjukan bagaimana
negara-negara menunjukan bahwa pasang
surut prestasi olahraga di pengaruhi faktor politik,
Jadi dalam perkembangan kemajuan
sekarang pengaruh politik cukup besar terhadap pembinaan olahraga, baik
pengaruh itu menimbulkan kemajuan atau bahkan kemunduran dalam bidang olahraga.Untuk
itulah perlu pemahaman yang lebih terarah pada penekanan bagaimana
memasyarakatkan olahraga agar masyarakat dapat menjadi manusia olahraga yang
dapat mempunyai sifat disiplin, hidup teratur, hidup sehat serta selalu
bersikap sportif terhadap semua orang tanpa memandang seseorang dari segi
manapun.
DAFTAR PUSTAKA
Aip Syarifuddin (1990), Belajar Aktif Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SMP, Jakarta: Gr.asindo.
,Bouchard,
Claude,PhD (1990), Sociology and Physical Activity. Illinois: Human kineticics
books
Houlihan Barrie.
(2000). Teaching Physical Education: Political involvement in sport, physical
education and recreation. London:
Anthony Laker
Jurnal Pendidikan
Jasmani Indonesia. (2009). Volume 6, no
1. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Olahraga FIK UNY
Mutohir, C.T, 2003. Olahraga
Kebijakan dan Politik Sebuah Analisis. Jakarta : Departemen Pendidikan nasional
Rudi Regobiz. Mei. 2012. Pengertian Politik dan Strategi Nasional.
Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia
No comments:
Post a Comment