BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah dapat mengajarkan setiap orang
untuk memahami masa lalu dan menghubungkannya dengan masa kini dan masa depan.
Melalui pemahaman tentang masa lalu, seseorang bisa memahami konteks kekinian
yang meramalkan peristiwa yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang.
Hidup seseorang akan lebih siap dan sempurna, jika orang tersebut memahami
peristiwa masa lalu, sebab dari peristiwa tersebut seseorang dapat mempelajari
banyak hal yang akan membentuk kehidupannya pada masa kini dan masa yang akan
datang. Dengan kata lain, sejarah memiliki peran penting dalam membantu
memecahkan masalah-masalah urgen yang sedang dan akan dihadapi. Demikian pula
dengan pemahaman terhadap sejarah olahraga dalam kaitannya dengan olahraga
sebagai sebuah fenomena global yang terkait dengan semua aspek kehidupan
seperti politik, ekonomi, agama, sosial, pendidikan, dan kebudayaan memainkan
peranan penting dalam memecahkan masalah-masalah hidup dan kehidupan.
Perkembangan olahraga di Indonesia dalam
persfektif sejarah akan memberikan pelajaran penting bagaimana sejerah
perkembangan olahraga Indonesia, sejak zaman raja-raja sebelum penjajahan
sampai sekarang akan dapat memberikan pemahaman tentang ragam fenomena
keolahragaan dalam konteks kekinian dan perkembangan olahraga untuk konteks
masa depan.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian kejuaraan, olahraga dan
kejuaraan olahraga?
2.
Bagaimana sejarah Olimpiade ?
3.
Siapa pelopor Olimpiade Modern ?
4.
Bagaimana bentuk Olimpiade di masa kini
?
5.
Siapa saja yang meraih medali terbanyak dalam Olimpiade.?
6.
Bagaimana partisipasi Indonesia dalam
Olimpiade?
C. Tujuan
1.
Mengetahui pengertian kejuaraan,
olahraga, dam kejuaraan olahraga.
2.
Memahami sejarah Olimpiade.
3.
Untuk mengetahui pelopor Olimpiade.
4.
Untuk mengetahui perkembangan Olimpiade
di masa kini.
5.
Untuk mengetahui siapa saja yang meraih medali terbanyak dalam Olimpiade.
6.
Untuk mengetahui sejauh mana partisipasi
Indonesia dalam Olimpiade.
D.
Manfaat
Manfaat
dari penulisan makalah ini yaitu:
1.
Bagi
Mahasiswa
Dapat
mengetahui pengetahuan tentang Olimpiade dan bagaimana perkembangannya hingga saat ini.
2.
Bagi
Dosen Pengampu Mata Kuliah
Diharapkan
dapat membimbing dan mengarahkan penulis, mahasiswa dalam memperoleh
pengetahuan Olimpiade dan manfaat yang akan ditimbulkan.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A.
Pengertian
kejuaraan, olahraga dan kejuaraan olahraga
1. Pengertian
kejuaraan
Menurut kamus besar
bahasa Indonesia
Kejuaraan adalah pertandingan (perlombaan) untuk
memperebutkan gelar juara. Contoh : sepakbola, bola basket, bolavoli dll)
Kejuaraan
adalah kegiatan mengadu kecepatan (keterampilan, ketangkasan, kepandaian) dalam
bidang olahraga yang menghadapkan dua pemain atau beregu untuk bertanding
memperebutkan gelar juara atau pun menjadi unggulan demi memperoleh medali.
2. Pengertian
olahraga
Menurut Cholik Mutohir
olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang
dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan
rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk
permainan, perlombaan/pertandingan, dan prestasi puncak dalam pembentukan
manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.
Pengertian Olahraga
(Menpora Maladi) Olahraga mencakup segala kegiatan
manusia yang ditujukan untuk melaksanakan misi hidupnya dan cita-cita hidupnya,
cita-cita nasional politik, sosial, ekonomi, kultural dan sebagainya. Olahraga menurut ensiklopedia Indonesia
adalah gerak badan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan
regu atau rombongan.
Sedangkan dalam Webster’s
New Collegiate Dictonary (1980) yaitu ikut serta dalam aktivitas fisik
untuk mendapatkan kesenangan, dan aktivitas khusus seperti berburu atau dalam
olahraga pertandingan (athletic games di AmerikaSerikat) UNESCO mendefinisikan
olahraga sebagai “setiap aktivitas fisik berupa permainan yang berisikan
perjuangan melawan unsur-unsur alam, orang lain, ataupun diri sendiri.
Untuk penjelasan pengertian olahraga menurut Edward
(1973) olahraga harus bergerak dari konsep bermain, games, dan sport. Ruang
lingkup bermain mempunyai karakteristik antara lain; (a) Terpisah dari
rutinitas, (b) Bebas, (c) Tidak produktif, (d) Menggunakan peraturan yang tidak
baku. Ruang lingkup pada games mempunyai karakteristik; a. ada kompetisi, b.
hasil ditentukan oleh keterampilan fisik, strategi, kesempatan. Sedangkan ruang
lingkup sport; permainan yang dilembagakan.
3. Pengertian
Kejuaraan Olahraga
Kejuaraan
olahraga adalah kegiatan mengadu kecepatan (keterampilan, ketangkasan,
kepandaian) dalam bidang olahraga yang menghadapkan dua pemain atau beregu
untuk bertanding memperebutkan gelar juara atau pun menjadi unggulan demi
memperoleh medali.
Jadi untuk lebih lengkapnya tentang
kejuaraan olahraga maka kita akan membahas olimpiade, karna olimpiade adalah
salah satu bentuk kejuaraan olahraga yang membahas hampir seluruh cabang
olahraga.
B.
Sejarah
Olimpiade
Sejak ribuan tahun lalu bangsa Yunani sudah mengenal
olahraga dalam arti yang paling sederhana. Mereka melakukannya untuk
kepentingan pasukan perang atau kemiliteran. Dengan berolahraga diharapkan para
prajurit akan tangkas dan sigap dalam bertempur. Olimpiade yang paling awal
konon sudah diselenggarakan bangsa Yunani kuno pada tahun 776 Sebelum Masehi.
Kegiatan itu diikuti seluruh bangsa Yunani dan dilangsungkan untuk menghormati
dewa tertinggi mereka, Zeus. Zeus bermukim di Gunung Olimpus yang kemudian
dipakai sebagai nama Olimpiade hingga sekarang. Olimpiade kuno juga
diselenggarakan setiap empat tahun, para olahragawan terbaik dari seluruh
Yunani berdatangan ke arena di sekitar Gunung Olimpus. Mereka bertanding secara
perorangan, bukan atas nama tim. Para atlet yang akan bertanding terlebih dulu
berlatih keras selama sepuluh bulan di daerah masing-masing. Dulu, di Yunani
sering terjadi perang saudara, namun ketika pesta olahraga berlangsung, pihak
yang bertikai melakukan gencatan senjata. Siapa yang melanggar konsensus akan
dikenakan denda. Bangsa Sparta pernah diharuskan membayar denda karena
melanggar gencatan senjata selama Perang Peloponnesus. Menjelang pertandingan,
panitia pelaksana menyembelih babi kurban.
Saat ini di wilayah Olympia, Yunani terdapat
sekelompok bangunan kecil dan gelanggang di alam terbuka. Sisa-sisa puing
gelanggang latihan itu merupakan peninggalan arkeologis yang dilestarikan
pemerintah Yunani. Pada pesta Olimpiade kerap terjadi perjanjian perdamaian
atau persekutuan antar bangsa. Juga timbul berbagai kegiatan transaksi.
Barang-barang yang dijajakan antara lain anggur, makanan, jimat, dan
benda-benda ibadah. Olimpiade kuno mempertandingkan cabang-cabang atletik
seperti lari, loncat, dan lempar. Ada juga pacuan kuda dan pacuan kereta.
Karena aturannya belum baku, para penonton sering terkena lemparan batu atau
ditabrak kereta kuda para peserta.
Di Olympia juga masih dijumpai batu-batu yang
merupakan pijakan olahraga lari. Pijakan batu itu disusun sedemikian rupa agar
para pelari bisa mendapat ruang gerak ke kiri dan ke kanan. Pada saat start
para pelari harus menempatkan telapak kaki pada batu-batu pijakan itu. Ada pula
panel-panel tentang lomba lari khusus membawa perisai. Lomba ini banyak disukai
penonton karena dianggap lucu. Pembukaan Olimpiade selalu diwarnai lomba kereta
dengan empat kuda. Sekitar 40 kereta dijajarkan dalam kandang di gerbang
keluar. Jarak yang ditempuh hampir 14 km, yakni 12 kali pulang pergi antara dua
tiang batu yang ditancapkan di tanah. Berbeda dengan Olimpiade modern, dulu
mahkota kemenangan tidak diberikan kepada sais atau joki, melainkan kepada
pemilik kereta dan kuda yang umumnya orang-orang kaya. Orang kaya yang haus
kehormatan biasanya mengirim paling sedikit tujuh kereta kuda untuk mengikuti
perlombaan.
Berbagai pertandingan dalam Olimpiade kuno boleh
dikatakan serba keras. Para pelari berpacu secepat-cepatnya tanpa memakai alas
kaki. Para penunggang kuda berlomba habis-habisan tanpa pelana atau sanggurdi.
Para peloncat membawa pemberat yang diayun-ayunkan untuk menambah dorongan
maju. Olahraga yang terkeras adalah pankration, yakni perpaduan antara gulat
dan tinju gaya tradisional. Para atlet boleh menyepak atau mencekik lawan, yang
tidak diperbolehkan adalah memijit mata, menggigit, dan mematahkan jari.
Fairplay benar-benar diperhatikan para atlet. Beberaba artefak purba
memperlihatkan adegan tinju antara dua atlet. Pemenang adu tinju adalah pihak
yang dapat memukul kepala lawan. Pihak yang kalah harus mengacungkan jari tanda
mengaku kalah.
Olimpiade kuno hanya boleh ditonton dan diikuti oleh
para pria. Sebab para atlet harus bertanding dengan tubuh telanjang, kecuali
untuk kesempatan khusus, seperti lomba kereta kuda. Mereka berbusana beraneka
ragam untuk menunjukkan status sosial si pemilik kereta dan kuda. Bagi orang
Yunani telanjang merupakan cara paling sesuai untuk berolahraga. Mereka bangga
kalau memiliki tubuh yang atletis. Pemenang pertandingan mendapatkan mahkota
dedaunan, seperti daun zaitun liar sebagai pengganti medali. Kadang-kadang sang
juara diarak masuk kota melalui sebuah lubang yang dibuat khusus pada tembok
kota. Mereka dielu-elukan di jalan kota dan disambut pembacaan puisi.
Penghargaan lain kepada olahragawan berprestasi berupa pembebasan dari pajak
dan mendapat makanan gratis. Beberapa kota juga memberikan bonus uang dalam
jumlah besar. Bahkan di kota kediaman pemenang didirikan patung mereka. Banyak
patung batu dan perunggu masih tersisa sampai kini dan itulah hadiah paling
abadi milik sang juara. Salah satu bagian cabang atletik yang masih tetap
dikenal hingga kini adalah maraton, yakni perlombaan lari sejauh kira-kira 42
km.
Olimpiade mencapai puncaknya di abad ke-6 dan ke-5
SM, tetapi kemudian secara bertahap mengalami penurunan seiring jatuhnya Yunani
ke tangan Romawi. Tidak ada konsensus yang menyatakan secara resmi mengenai
berakhirnya Olimpiade, namun teori yang paling umum dipegang saat ini adalah
pada tahun 393 M, saat Kaisar Romawi, Theodosius menyatakan bahwa semua budaya
praktek-praktek kuno Yunani harus dihilangkan. Kemudian, pada tahun 426 M,
Theodosius II memerintahkan penghancuran semua kuil Yunani. Setelah itu,
Olimpiade tidak diadakan lagi sampai akhir abad ke-19.
B.
Pelopor Olimpiade
Dr. William Penny
Brookes.
Ajang olahraga pertama yang
pelaksanaannya serupa dengan Olimpiade kuno adalah L'Olympiade de la République,
sebuah festival olahraga nasional yang diadakan pada tahun 1796 sampai 1798
selama masa Revolusi Perancis. Dalam
pelaksanaannya, ajang ini mengadopsi beberapa peraturan-peraturan yang berlaku
dalam Olimpiade kuno. Ajang ini juga menandai diterapkannya sistem metrik ke
dalam cabang-cabang olahraga.
Pada tahun 1850 sebuah Kelas
Olimpiade didirikan oleh Dr. William Penny Brookes di Much Wenlock, Shropshire,
Inggris. Selanjutnya, pada tahun 1859, Dr. Brookes mengganti nama Kelas
Olimpiade menjadi Olimpiade Wenlock. Ajang tersebut tetap diadakan hingga hari
ini. Tanggal 15 November 1860, Dr.
Brookes membentuk Perkumpulan Olimpiade Wenlock.
Antara tahun 1862 dan 1867, di
Liverpool diadakan ajang Grand Olympic Festival. Ajang ini dicetuskan oleh John
Hulley dan Charles Melly dan merupakan ajang olahraga pertama yang bersifat
internasional, meskipun atlet-atlet yang berpartisipasi kebanyakan merupakan
"atlet amatir". Penyelenggaraan Olimpiade modern pertama di Athena
pada tahun 1896 hampir identik dengan Olimpiade Liverpool. Pada tahun 1865,
Hulley, Dr. Brookes dan EG Ravenstein mendirikan Asosiasi Olimpiade Nasional di
Liverpool, yang merupakan cikal bakal terbentuknya Asosiasi Olimpiade Britania
Raya. Selanjutnya, pada tahun 1866, sebuah ajang bernama Olimpiade Nasional
Britania Raya diselenggarakan di London untuk pertama kalinya.
C. Olimpiade Masa Kini
Dengan
241 atlet yang mewakili 14 negara pada tahun 1896, peserta Olimpiade terus
tumbuh sepanjang tahun. Pada Olimpiade London 2012, terhitung sebanyak lebih
dari 10.500 atlet dari 204 negara turut berkompetisi dalam Olimpiade. Para
atlet di dukung oleh infrastruktur yang lengkap dan memadai, fasilitas
transportasi yang nyaman dan aman, serta banyak lagi keistimewaan yang di
berikan kepada atlet peserta olimpiade. Pada olimpioade London Selama Olimpiade
berlangsung, para atlet dan ofisial mereka tinggal di sebuah lokasi yang
dinamakan "desa Olimpiade". Desa ini dimaksudkan untuk menjadi sebuah
lokasi mandiri bagi semua peserta Olimpiade. Lokasi tersebut juga dilengkapi
dengan kafetaria, klinik kesehatan dan tempat ibadah.
D. Peraih Medali
Terbanyak dalam Olimpiade
Atlet atau tim yang berhasil menempati posisi pertama,
kedua dan ketiga dalam Olimpiade masing-masing dianugerahi sebuah medali. Pemenang pertama dianugerahi medali emas, yang betul-betul
terbuat dari emas murni sampai Olimpiade
Stockholm 1912, setelah itu
terbuat dari perak berlapis emas sampai sekarang.
Setiap medali emas harus mengandung setidaknya enam gram
emas murni. Runner-up atau juara kedua dianugerahi medali perak dan
juara ketiga mendapatkan medali perunggu. Dalam cabang olahraga yang
memakai sistem gugur (terutama tinju), tempat ketiga biasanya tidak ditentukan dan kedua
semifinalis akan mendapatkan medali perunggu.
Dalam Olimpiade Athena 1896, hanya medali perak dan perunggu yang diberikan. Format
tiga medali ini baru diperkenalkan dalam Olimpiade St.
Louis 1904. Sejak Olimpiade London 1948, urutan keempat, kelima, dan keenam diberi sertifikat,
yang selanjutnya dikenal sebagai diploma kemenangan. Kemudian, dalam Olimpiade Los
Angeles 1984, urutan ketujuh
dan kedelapan juga diberi diploma kemenangan. Dalam Olimpiade Athena 2004, penerima medali emas, perak dan perunggu juga
dikalungkan bunga zaitun.
Berikut ini merupakan atlet-atlet peraih medali terbanyak
berdasarkan perolehan medali emas sepanjang sejarah penyelenggaraan Olimpiade:
Atlet
|
Cabang
olahraga
|
Periode
|
Total
|
|||
2004–2012
|
18
|
2
|
2
|
22
|
||
1956–1964
|
9
|
5
|
4
|
18
|
||
1920–1928
|
9
|
3
|
–
|
12
|
||
1968–1972
|
9
|
1
|
1
|
11
|
||
1984–1996
|
9
|
1
|
–
|
10
|
||
1992–1998
|
8
|
4
|
–
|
12
|
||
1980–2004
|
8
|
4
|
–
|
12
|
||
1968–1976
|
8
|
3
|
1
|
12
|
||
1992–2004
|
8
|
3
|
1
|
12
|
||
1984–1992
|
8
|
2
|
1
|
11
|
Sumber:
Situs resmi Olimpiade
Daftar Negara Peraih
Medali Terbanyak Olimpiade
Peringkat
|
Negara
|
Jumlah Olimpiade
yang diikuti |
Total
|
|||
1
|
47
|
1061
|
852
|
739
|
2652
|
|
2
|
18
|
473
|
376
|
355
|
1204
|
|
3
|
48
|
245
|
275
|
282
|
802
|
|
4
|
25
|
244
|
254
|
265
|
763
|
|
5
|
47
|
236
|
198
|
222
|
656
|
|
6
|
48
|
229
|
250
|
286
|
765
|
|
7
|
18
|
210
|
162
|
145
|
517
|
|
8
|
11
|
192
|
165
|
162
|
519
|
|
9
|
47
|
191
|
197
|
224
|
612
|
|
10
|
10
|
168
|
151
|
171
|
490
|
|
...
|
||||||
59
|
14
|
6
|
10
|
11
|
27
|
D. Partisipasi
Indonesia dalam Olimpiade
Indonesia pertama
kali berpartisipasi dalam Olimpiade
Helsinki 1952 di Finlandia. Setelah itu Indonesia sempat dua kali tidak ikut Olimpiade
yaitu pada Olimpiade Tokyo 1964 dan Olimpiade Moskwa 1980 karena boikot sehubungan dengan perang
Soviet-Afganistan. Sejak awal keikutsertaannya, tercatat Indonesia sudah
mengumpulkan total 27 medali, dengan rincian: 6 medali emas, 10 medali perak
dan 11 medali perunggu.
Berikut
pencapaian Indonesia selama mengikuti Olimpiade ;
a.
Olimpiade Seoul 1988: Atlet Indonesia meraih medali untuk pertama kalinya,
yaitu ketika Nurfitriyana Saiman, Kusuma
Wardhani, dan Lilies
Handayani meraih medali
perak dalam cabang panahan beregu putri.
b.
Olimpiade
Barcelona 1992: Medali emas
pertama Indonesia diraih oleh Susi
Susanti (bulu tangkis
tunggal putri) dan Alan
Budikusuma (bulu tangkis
tunggal putra). Sedangkan medali perak diraih oleh Ardi
B. Wiranata (bulu tangkis
tunggal putra) dan Eddy
Hartono-Rudy
Gunawan (bulu tangkis
ganda putra), disusul oleh Hermawan
Susanto (bulu tangkis
tunggal putra) yang meraih medali perunggu.[2]
c.
Olimpiade
Atlanta 1996: Indonesia meraih
1 emas, 1 perak dan 2 perunggu. Semua medali untuk kontingen Indonesia
dipersembahkan oleh tim bulu
tangkis, dengan rincian
medali emas diraih oleh: Rexy
Mainaky-Ricky
Subagja (ganda
putra), medali perak: Mia
Audina (tunggal
puteri); medali perunggu: Susi Susanti (tunggal putri) dan Denny
Kantono-Antonius B. Ariantho(ganda putra).
d.
Olimpiade Sydney 2000: Indonesia meraih 1 emas, 3 perak dan 2 perunggu. Emas
diraih oleh: Tony Gunawan-Chandra
Wijaya (bulu tangkis
ganda putra), medali perak diraih oleh: Hendrawan (bulu tangkis tunggal putra), Tri Kusharjanto-Minarti
Timur (Bulu tangkis
ganda campuran) dan Raema Lisa Rumbewas (angkat berat putri 48 kg). Sedangkan medali
perunggu diraih oleh: Sri
Indriyani (angkat berat
putri 48 kg) dan Winarni (angkat berat putri 53 kg).
e.
Olimpiade Athena 2004: Indonesia meraih 1 emas dan 2 perunggu. Emas: Taufik
Hidayat (bulu tangkis
tunggal putra), perunggu: Soni
Dwi Kuncoro (bulu tangkis
tunggal putra) dan Flandy
Limpele-Eng
Hian (bulu tangkis
ganda putra).
f.
Olimpiade
Beijing 2008: Indonesia
mendapatkan emas pertama melalui cabang bulu tangkis lewat pasangan ganda
putra Markis Kido-Hendra
Setiawan. Sedangkan medali
perak diraih oleh Nova
Widianto-Lilyana
Natsir (bulu tangkis
ganda campuran), sementara itu medali perunggu diraih oleh Maria Kristin
Yulianti (bulu tangkis
tunggal putri), Eko
Yuli Irawan (angkat besi
288 kg) dan Triyatno (angkat besi 298 kg).
g.
Pada Olimpiade London 2012, Indonesia
mengirimkan 22 atlet,
dengan rincian sembilan atlet berasal dari cabang bulu tangkis, kemudian
diikuti oleh cabang angkat besi sebanyak enam atlet. Sementara cabang atletik
meloloskan dua atlet. Sedangkan anggar, panahan, renang, judo dan menembak
masing-masing meloloskan satu atlet. Jumlah atlet kali ini lebih sedikit
dibandingkontingen yang
dikirim pada Olimpiade Beijing 2008. Di mana pada saat itu, Indonesia mengirimkan 24 orang atlet. Dalam
ajang ini, Indonesia berhasil meraih satu medali perak dan satu medali
perunggu, di mana keduanya dipersembahkan oleh atlet dari cabang angkat
besi (Triyatno; perak dan Eko
Yuli Irawan; perunggu).
BAB
III
A. Kesimpulan
1 Olimpiade
yang paling awal konon sudah diselenggarakan bangsa Yunani kuno pada tahun 776
Sebelum Masehi.
2. Ajang
olahraga pertama yang pelaksanaannya serupa dengan Olimpiade kuno adalah
L'Olympiade de la République, sebuah festival olahraga nasional yang diadakan
pada tahun 1796 sampai 1798 selama masa Revolusi Perancis
3. Tercatat
Indonesia sudah mengumpulkan total 27 medali, dengan rincian: 6 medali
emas, 10 medali perak dan 11 medali perunggu.
B. Saran
1. Bagi dosen pengampu mata kuliah dasar-dasar
ilmu keolahragaan dapat
membantu dalam proses belajar mengajar di kelas dengan menerangkan dan
menjelaskan materi kejuaraan olahraga.
2. Bagi mahasiswa ilmu keolahragaan angkatan 2013 diharapkan makalah ini dapat memberikan pengetahuan
terutama tentang kejuaraan olahraga.
DAFTAR
PUSTAKA
mantap mas, coba di ganti templatenya mas biar lebih keren
ReplyDeleteOjieh mas broo,.
ReplyDelete