Sponsor

Sunday 20 October 2013

OLAHRAGA DAN PEMBINAAN KARAKTER



OLAHRAGA DAN PEMBINAAN KARAKTER



Makalah ditulis untuk memenuhi salah satu tugas
Mata kuliah Dasar-Dasar Ilmu Keolahragaan
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Suharjana, M.Kes














Disusun oleh:
Joeni Afrizal






PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah
Pembinaan karakter bangsa merupakan salah satu permasalahan yang saat ini perlu mendapat perhatian khusus. Pembinaan ini bersifat multidimensional karena mencakup dimensi-dimensi kebangsaan yang hingga saat ini masih dalam kondisi yang memprihatinkan.
Dalam kasus di Indonesia, krisis karakter, mengakibatkan bangsa Indonesia kehilangan kemampuan untuk mengerahkan potensi masyarakat guna mencapai cita-cita bersama. Krisis karakter ini seperti penyakit yang secara terus-menerus melemahkan jiwa kebangsaan, sehingga bangsa ini kehilangan kemampuan untuk tumbuh dan berkembang menjadi bangsa yang maju. Krisis karakter di Indonesia tercermin dalam banyak fenomena sosial, ekonomi, moral yang secara umum dampaknya menurunkan kualitas kehidupan masyarakat luas. Korupsi, mentalitas, konflik horizontal dengan kekerasan adalah beberapa ciri masyarakat yang mengalami krisis karakter. Semua itu terjadi karena orang-orang kehilangan beberapa karakter baik, terutama sekali moral, kejujuran, pengendalian diri, dan tanggung jawab sosial.
Keprihatinan terhadap degradasi moral dan karakter bangsa akan terus meningkat sejalan dengan mewabahnya patologi sosial dan penyalahgunaan kebebasan tanpa aturan. Selain itu juga ada perkembangan sentimen kedaerahan dan kesukubangsaan yang semakin melunturkan semangat nasionalisme, maraknya kekerasan dan pelanggaran HAM, terjadinya degradasi lingkungan, radikalisme, dan otensitas agama.
Untuk mengatasi krisis moral dan karakter bangsa ini, banyak kalangan berpandangan bahwa problem multidimensional ini dapat teratasi salah satunya melalui proses pendidikan. Pendidikan adalah investasi masa depan. Melalui pendidikan maka mental dan karakter dapat terbangun.
Seiring dengan falsafah dunia olahraga “ Men Sana in Corpora Sanno”, yaitu di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat, maka pendidikan melalui olahraga dapat dijadikan sebagai salah satu media pendidikan dalam upaya mengatasi krisis karakter bangsa. Olahraga merupakan pilar penting karena jiwa fairplay, sportivitas, teamwork, dan nasionalisme dapat dibangun melalui olahraga. Melalui aktivitas olahraga kita banyak mendapatkan hal-hal yang positif. Olahraga tidak hanya kegiatan yang berorientasi pada faktor fisik belaka, tetapi juga melatih sikap dan mental kita. Dengan olahraga kita bisa kembangkan karakter bangsa, sportivitas, sekaligus merekatkan persatuan bangsa.
Sayangnya, meski secara konseptual pokok pikiran ini relatif mudah dirumuskan, tetapi praktiknya sungguh rumit. Selain karena banyaknya praktek menyimpang dilapangan yang tidak sesuai dengan prinsip pembinaan karakter dan olahraga itu sendiri, anatominya meliputi horizon yang amat luas seperti perilaku moral, nilai moral, karakter, emosi, logika moral, dan penggalian identitas.
Atas dasar permasalahan di atas, maka tulisan ini dibuat dengan harapan dapat dijadikan deskripsi dalam melakukan pembinaan karakter dan lebih menyadarkan kepada masyarakat secara umum bahwa melalui olahraga khususnya olahraga pendidikan, yang selama ini banyak dipandang sebelah mata, ternyata memiliki nilai perilaku yang secara riil dapat diwujudkan apabila direncanakan secara sistematis.

B.     Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam penulisan makalah ini adalah:
1.      Apa pengertian karakter dan hal-hal yang berpengaruh terhadap pembentukan karakter ?
2.      Bagaimana strategi dalam pembentukan karakter bangsa ?
3.      Apa yang dimaksud olahraga, dan nilai-nilai yang terkandung serta perkembangannya di Indonesia ?
4.      Bagaimana hubungan antara olahraga dan pembinaan karakter ?

C.    Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk menjelaskan bahwa olahraga ternyata memiliki peranan dan manfaat yang sangat besar dalam hubungannya dengan pembinaan karakter bangsa.

D.    Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu:
1.      Bagi Mahasiswa
Dapat memberikan wawasan/pengetahuan tambahan tentang hubungan olahraga dan pembinaan karakter, sehingga diharapkan para mahasiswa dapat lebih berperan aktif dalam mengembangkan olahraga di Indonesia khususnya terkait tujuan untuk pembinaan karakter.
2.      Bagi Masyarakat/pembaca
Dapat dijadikan masukan dan motivasi agar masyarakat lebih aktif berpartisipasi dalam membentuk karakter generasi muda yang lebih baik melalui kegiatan olahraga yang positif.



BAB II
PEMBAHASAN



A.    KARAKTER
1.        Pengertian Karakter, Karakter Bangsa, dan Pembangunan Karakter Bangsa
1.1  Karakter
                 Karakter atau watak merupakan perpaduan dari segala tabiat manusia yang bersifat tetap sehingga menjadi “tanda” khusus untuk membedakan antara satu orang dengan orang lainnya (Sumaryanto, 2012). Dalam bahasa Yunani, Charasein (karakter) berarti mengukir corak yang tetap dan tidak terhapuskan. Sedangkan Barnadib (1988) mengartikan watak dalam arti psikologis dan etis, yaitu menunjukkan sifat pendirian yang teguh, baik, terpuji, dan dapat dipercaya.
                 Karakter adalah nilai-nilai yang khas, baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang terpateri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku. Karakter secara koheren memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah raga, serta olah rasa dan karsa seseorang atau sekelompok orang. Karakter merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang mengandung nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan (Ahmad, 2013).
                 Pembangunan karakter merupakan usaha yang sangat penting dalam mewujudkan manusia yang baik. Tujuan pembangunan karakter merupakan bagian dari tujuan pendidikan untuk membangun watak, harga diri yang kuat, jujur, terampil, sesuai dengan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai luhur kebangsaan.
                 Dalam UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 mengamanatkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
                 Menurut motivasinya, karakter manusia dibagi menjadi :
a)      Achievement Motivation
            Karakter manusia di mana ia selalu berusaha untuk mendapatkan prestasi yang terbaik. Ciri-cirinya adalah mengurung diri di kamar untuk selalu belajar serta kurang peka terhadap lingkungan.
b)      Popularity Motivation
            Karakter manusia di mana ia selalu mengutamakan hubungan social, rela meninggalkan kepentingan pribadinya untuk urusan pertemanan. Cirinya adalah pada umumnya menghabiskan waktu berjam-jam demi membina hubungan sosial yang baik
c)      Power Motivation
            Manusia dengan karakter ini cenderung bersifat pemimpin, selalu ingin lebih pandai, kuat, dan berkuasa.
                 Pembentukan karakter-karakter tersebut dipengaruhi oleh factor genetic dan lingkungan. Menurut Cattel, “sepertiga kepribadian manusia dipengaruhi oleh genetik, sedangkan dua pertiga sisanya dipengaruhi oleh lingkungan. Pendapat lain tentang karakter juga dikemukakan oleh E. Fromm di mana karakter manusia dapat mengalami perubahan. Dengan demikian, watak atau karakter dapat dibentuk melalui pendidikan yang didapatkan oleh manusia melalui lingkungan dari luar dirinya.     
1.2    Karakter Bangsa
          Karakter bangsa merupakan kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas-baik yang tercermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah karsa dan olah rasa, serta olahraga seseorang atau sekelompok orang. Tentu saja karakter ini akan menentukan karakter/perilaku kolektif kebangsaan Indonesia yang khas dan baik, tercermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara Indonesia yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila, norma UUD 1945, keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen terhadap NKRI.
1.3    Pembinaan Karakter Bangsa
          Pembinaan karakter bangsa merupakan upaya kolektif-sistemik suatu negara kebangsaan untuk mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan dasar dan ideology, konstitusi, halauan Negara, serta potensi kolektifnya dalam konteks kehidupan nasional, regional, dan global yang berkeadaban untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, patriotic, dinamis, berbudaya, dan berorientasi Iptek berdasarkan Pancasila dan dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Ahmad, 2013). Pembinaan karakter bangsa dapat dilakukan secara koheren melalui proses penddidikan, sosialisasi, pembelajaran, pemberdayaan dan kerjasama seluruh komponen bangsa dan Negara.
          Dari pembinaan tersebut diharapakan karakter individu yang muncul dijiwai oleh sila-sila Pancasila yang masing-masing bagiannya dapat dikemukakan sebagai berikut:
a.       Karakter yang bersumber dari olah hati, antara lain iman dan taqwa, jujur, amanah, adil, rela berkorban;
b.      Karakter yang bersumber dari olah pikir antara lain cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, reflektif;
c.       Karakter yang bersumber dari olahraga antara lain bersih, sehat, sportif, tangguh, handal, kooperatif, kompetitif, ceria;
d.      Karakter yang bersumber dari olah rasa dan karsa antara lain kemanusiaan, saling menghargai, gotong royong, kebersamaan, ramah, cintah tanah air.
2.        Lingkungan Yang Mempengaruhi Karakter Bangsa
2.1    Lingkungan Global
          Globalisasi menyebabkan berkurangnya batas-batas suatu Negara yang disebabkan oleh peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa diseluruh dunia melalui berbagai bentuk interaksi. Hal ini bisa berdampak terhadap penyebaran budaya dan nilai-nilai ideology dan agama yang tidak sesuai semakin sulit untuk dikendalikan. Apalagi pada generasi muda Indonesia yang saat ini cenderung mudah terpengaruh oleh nilai budaya luar menyebabkan merosotnya kepribadian dan karakter bangsa Indonesia. Untuk itu, perlu upaya dan strategi yang tepat agar masyarakat Indonesia dapat tetap menjaga nilai-nilai budaya dan jati diri bangsa.
2.2    Lingkungan Regional
          Lingkungan regional khususnya Negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara tentunya akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan budaya nasional/lokal. Perkembangan regional Asia khususnya ASEAN dapat membawa perubahan terhadap pola berpikir dan bertindak masyarakat dan bangsa Indonesia. Untuk itu diperlukan strategi yang tepat dan sesuai agar masyaraat Indonesia dapat tetap menjaga nilai-nilai budaya dan jati diri bangsa serta generasi muda tetap memiliki kepribadian sebagai bangsa Indonesia.
2.3    Lingkungan Nasional
          Perkembangan politik dalam negeri, kemajuan pembangunan disegala bidang tentu saja akan berpengaruh terhadap arah perkembangan karakter bangsa. Hal ini disebabkan karena semua perubahan tersebut akan membawa dampak signifikan dalam menentukan pola dan kebijakan terhadap pembangunan karakter bangsa dan Negara. Pada zaman orde lama, Nation and Character Building merupakan pembinaan karakter dan pekerti bangsa. Pada zaman Orde Baru, pembinaan karakter bangsa dlakukan melalui mekanisme penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4). Pada zaman reformasi, sejumlah elemen kemasyarakatan menaruh perhatian terhadap pembinaa karakter bangsa yang diwujudkan dalam berbagai kegiatan.
3.        Strategi Pembentukan Karakter
     Untuk menumbuhkan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa perlu menggunakan strategi sehingga terbentuk karakter idealis. Menurut Anifral Hendri (2008), ada beberapa strategi dalam pembentukan karakter, antara lain: keteladanan, pembiasaan, penanaman disiplin, menciptakan suasana kondusif, intregasi, meletakkan landasan karakter yang kuat, menumbuhka kamampuan berpikir kritis melalui pembelajaran penjas, menumbuhkan kecerdasan emosi, self-esteem.
     Sedangkan menurut Stefan Sikone (2006), dalam melaksanakan pembentukan karakter, generasi muda memiliki 3 peran penting yaitu:
Ø  Sebagai pembangun kembali karakter bangsa (character builder)
Ø  Sebagai pemberdaya karakter (character enabler)
Ø  Sebagai perekayasa karakter (character engineer)
     Pembinaan karakter bangsa juga bisa dilakukan dengan melalui berbagai model/bentuk pendekatan, seperti:
a.       Strategi Pembinaan Karakter Bangsa Melalui Sosialisasi
           Sosialisasi merupakan usaha sadar dan terencana untuk membangkitkan kesadaran dan sikap positif terhadap pembangunan karakter bangsa guna mewujudkan msyarakat yang berjiwa Pancasila.
           Agar sosialisasi dapat berlangsung efektif dan efisien, maka pemilihan media dan target sasaran menjadi sangat penting. Dengan demikian, media menjadi salah satu unsur penting sebagai mitra strategis dalam upaya pembinaan karakter bangsa dan penentuan kelompok-kelompok sasaran harus tepat agar dampak sosialisasi segera merambah pada setiap anak bangsa, terutama generasi muda.
b.      Strategi Pembinaan Karakter Bangsa Melalui Pendidikan
           Strategi pembinaan karakter melalui program pendidikan memerlukan dukungan penuh dari pemerintah yang dalam hal ini berada di jajaran Kementerian Pendidikan Nasional. Oleh karena itu, fasilitas yang perlu didukung dapat berupa hal sebagai berikut:
Ø  Pengembangan kerangka dasar dan perangkat kurikulum yang baik
Ø  Pengembangan satuan pendidikan yang memiliki budaya kondusif bagi pembangunan karakter
Ø  Pengembangan kelembagaan dan program pendidikan nonformal dan informal dalam rangka pendidikan karakter
Ø  Pengembangan dan penyegaran kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan
c.       Strategi Pembinaan Karakter Bangsa Melalui Pemberdayaan
           Pemberdayaan merupakan salah satu strategi pembinaan karakter bangsa yang diarahkan untuk memampukan para pemangku kepentingan dalam rangka menumbuhkembangkan partisipasi aktif mereka dalam pembangunan karakter. Pemberdayaan bisa di mulai dari lingkungan keluarga sampai masyarakat, bangsa, dan Negara.
d.      Strategi Pembinaan Karakter Bangsa Melalui Pembudayaan
           Strategi pembinaan karakter bangsa melalui pembudayaa dilakukan melalui keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dunia usaha, partai politik, media massa. Strategi pembudayaan menyangkut pelestarian, pembiasaan, dan pemantapan nilai-nilai baik guna meningkatkan martabat sebuah bangsa. Strategi tersebut dapat berwujud permodelan, penghargaan, pengidolaan, fasilitasi, serta hadiah, dan hukuman.
e.       Strategi Pembinaan Karakter Bangsa Melalui Kerjasama
           Pada dasarnya kerjasama dan koordinasi merupakan kunci akhir dari sebuah strategi. Berbagai bentuk kerjasama dan koordinasi dapat dilakukan antar warga Negara, antar kelompok, antar lembaga, antar daerah, dan antar Negara. Kerjasama dapat dlakukan dengan berbagai cara untuk mencapai tujuan dengan baik sesuai dengan apa yang telah disepakati. Hal itu dapat dimulai dengan saling terbuka, saling mengerti, dan saling menghargai.

B.     OLAHRAGA
1.        Pengertian Olahraga
                 Olahraga adalah bentuk perilaku gerak manusia yang spesifik. Arah dan tujuan orang berolahraga sedemikian beragam sehingga sebagai bukti bahwa olahraga itu merupakan sebuah fenomena yang relevan dengan kehidupan social olahraga juga ekspresi budaya berkarya pada manusia. Olahraga juga merupakan bagian dari budaya yang bersifat internasional, keragaman sosial budaya dan kondisi geografis yang spesifik juga menyebabkan keanekaragaman olahraga (KDI, 2000:7).
                 Dalam arti sempit olahraga diidentifikasikan sebagai gerak badan. Olahraga ditilik dari asal katanya dari bahasa jawa olah yang berarti melatih diri dan rogo (raga) berarti badan. Secara luas olahraga dapat diartikan sebagai segala kegiatan atau usaha untuk mendorong, membangkitkan, mengembangkan dan membina kekuatan-kekuatan jasmaniah maupun rokhaniah pada setiap manusia. Definisi lain yang dilontarkan pada Lokakarya Nasional Pembangunan Olahraga (Abdul Gafur, 1983:8-9) secara eksplisit berbeda dengan pendidikan jasmani. Definisi tersebut dikembangkan penulis (Cholik Mutohir, 1992) sebagai berikut:
Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/ pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan, dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.
                 Pengertian lain tentang olahraga adalah suatu bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di dalam permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh relevansi kemenangan dan prestasi optimal.
                 Pengertian Olahraga (Menpora Maladi) Olahraga mencakup segala kegiatan manusia yang ditujukan untuk melaksanakan misi hidupnya dan cita-cita hidupnya, cita-cita nasional politik, sosial, ekonomi, kultural dan sebagainya.
2.        Pengembangan Olahraga di Indonesia
                 Sejak diselenggarakannya Seminar Lokakarya Nasional tentang Konsep Ilmu Keolahragaan di Surabaya tanggal 6-7 September 1998, pengembangan olahraga di Indonesia mengalami kemauan yang sangat pesat. Pengertian olahraga tidak hanya bersifat generik saja (terbatas dalam arti sempit, untuk individu tertentu dalam cabang olahraga resmi), tetapi juga jenis-jenis aktivitas jasmani lainnya yang bersifat informal (KDI, 2000:10).
                 Berdasarkan UU No.3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional (SKN), olahraga dibagi menjadi tiga pilar, yaitu Olahraga Pendidikan, Olahraga Prestasi, dan Olahraga Rekreasi.
a.       Olahraga Pendidikan (Education Sport)
           Olahraga pendidikan adalah olahraga yang diselenggarakan sebagai bagian dari proses pendidikan. Proses pembinaan yang dilakukan menekankan penguasaan keterampilan dan ketangkasan berolahraga. Nilai-nilai kependidikan melalui pembekalan pengalaman yang lengkap sehingga yang terjadi adalah proses sosialisasi melalui dan ke dalam olahraga.
b.      Olahraga Rekreasi (Sport for All)
           Olahraga rekreasi adalah olahraga yang dapat dilaksanakan oleh setiap orang, satuan pendidikan, perkumpulan, maupun organisasi olahraga. Kegiatan yang dilakukan menekankan pada pencapaian tujuan yang bersifat rekreatif atau manfaat dari aspek jasmaniah dan social-psikologis.
c.       Olahraga Prestasi (Competitive Sport)
           Olahraga yang orientasinya pada pencapaian prestasi. Kegiatannya menitik beratkan peragaan performa dan pencapaian prestasi maksimal yang lazimnya dikelola oleh organisasi olahraga formal, baik nasional maupun internasional (KDI, 2000:10-11).
                 Karena karakteristik olahraga semakin kompleks, selain mengandung muatan bio psiko-sosio-kultural-anthropologis, juga muatan teknologi (techno-sport) dan respon terhadap lingkungan (eco-sport). Oleh karenanya dalam menegaskan batasan/pengidentifikasian olahraga pada saat ini menjadi sangat sukar.
3.        Nilai-Nilai Olahraga
                 Olahraga pada hakikatnya merupakan sebuah miniatur kehidupan. Pernyataan ini mengandung pengertian bahwa esensi dasar dari kehidupan manusia dalam keseharian dapat dijumpai dalam olahraga. Olahraga mengajarkan kedisiplinan, jiwa sportif, tidak muda menyerah, jiwa kompetitif yang tinggi, semangat bekerjasama, mengerti akan aturan dan berani mengambil keputusan kepada seseorang. Sejumlah penelitian juga menunjukkan adanya pengaruh aktivitas olahraga terhadap dimensi pribadi, seperti konsep diri, stress, penyimpangan perilaku dan integrasi sosial.
                 United Nations (organisasi non pemerintah di PBB) (2003) menyatakan bahwa olahraga merupakan instrument efektif untuk mendidik kaum muda terutama dalam nilai-nilai. Menurut United Nations sejumlah nilai yang ada dapat dipelajari melalui aktivitas olahraga antara lain meliputi: coorperation (kerjasama), communication (komunikasi), respect for the rules (menghargai peraturan), problem solving (memecahkan masalah), understanding (pengertian), connection with others (menjalin hubungan dengan orang lain), leadership (kepemimpinan).
                 Melihat begitu kompleksnya nilai-nilai perilaku yang secara riil dapat diwujudkan apabila direncanakan secara sistemats dalam aktivitas olahraga, maka pada saat ini olahraga tidak bisa dipandang sebelah mata. Sebagai contoh dari nilai-nilai riil tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.       Nilai Dasar
           Dalam kehidupan sehari-hari olahraga sering dianggap hanya sebagai aktivitas fisik untuk kesehatan, hiburan, pengisi waktu luang, rekreasi, dan sosialisasi. Padahal dalam konteks pendidikan dan psikologi, olahraga memiliki nilai-nilai dasar dalam pembentukan karakter dan kepribadian yang merupakan agenda penting proses pendidikan. Hal ini sesuai dengan perspektif sejarah yang sudah lama ada, di mana pendidikan jasmani dan olahrag dijadika andalan sebagai wahana yang efektif untuk pembentukan watak, karakter, dan kepribadan.
           Dalam ruang lingkup kehidupan masyarakat, orang tua mengharapkan generasi baru yang paham tentang norma, kearifan dalam bermasyarakat, sportif, disiplin dan taat asas dalam tata pergaulan. Hidup bersama melalui aktivitas olahraga bagi anak-anak dapat memberi pelajaran bahwa permainan dengan tata aturan tertentu dapat mneguntungkan semua pihak dan menghindari konflik.
           Peran olahraga semakin penting dan strategis dalam pengembangan kualitas SDM yang sehat, mandiri, dan bertanggung jawab, serta memiliki sifat kompetitif yang tinggi. Selain itu, olahraga yang dikelola secara profesional dapat mengembangkan identitas, nasionalisme, kemandirian dan mengangkat martabat bangsa dalam percaturan internasional. Sejarah juga mencatat bahwa olahraga dapat menjadi media pendidikan dan ikon bisnis serta industri yang prospektif. Olahraga juga potensial dan aktual untuk dijadikan rujukan yang efektif bagi pembentukan watak kepribadian dan karakter masyarakat.
b.      Nilai Fair Play
           Olahraga khususnya yang mengandung unsur pertandingan  dan bersifat kompetitif, dalam segala aspek dan dimensinya harus disertai sikap dan perilaku berdasarkan moral. Implementasi pertandingan tidak terbatas pada ketentuan yang tersurat, tetapi juga kesanggupan mental menggunakan akal sehat. Kepatutan itu bersumber dari hati nurani yang disebut dengan istilah fair play.
           Belakangan ini, dalam beberapa event nasional maupun internasional, fair play telah diimplementasikan dengan baik dalam semua level kompetisi. Hasilnya sungguh menggembirakan karena penerapan tersebut berimplikasi pada perilaku peserta kompetisi yang lebih mencerminkan jiwa sportivitas, kejujuran, persahabatan, rasa hormat, dan tanggung jawab dengan segala dimensinya.
           Dalam kode fair play terkandung makna bahwa setiap penyelenggaraan kompetisi/pertandingan olahraga harus dijiwai oleh semangat kejujuran dan tunduk pada aturan, baik yang tersurat maupun tersirat. Oleh karenanya tidak diragukan lagi bahwa olahraga adalah sarana yang ampuh bagi pembinaan karakter dan kepribadian bangsa. Olahraga mengandung dimensi nilai dan perilaku positif yang multidimensional.

C.    OLAHRAGA DAN KARAKTER
                 Di tengah krisis karakter kebangsaan khususnya generasi muda masyarakat Indonesia dewasa ini, tentu sangat dibutuhkan individu-individu yang peduli terhadap perkembangan nilai-nilai moral kemanusiaan. Untuk mewujudkan itu semua diperlukan individu yang berkarakter dan memegang teguh nilai-nilai kebangsaan. Dalam konteks inilah olahraga menjadi bagian penting sebagai sebuah instrument pembentukan nilai dan karakter bangsa.
                 Dalam dunia olahraga, perlu dikembangkan budaya sinergis berbagai unsur yang berkarakter, antara lain sinergis dari lembaga pendidikan, lembaga pemerintahan, stake-holder, dan unsur lainnya. Pilar-pilar tersebut merupakan penyangga pencapaian prestasi, kebugaran dan pendidikan anak bangsa yang berkarakter, terdiri dari pengembangan olahraga prestasi, olahraga rekreasi, dan olahraga pendidikan.
                 Sebagai fenomena social dan cultural, olahraga tidak bisa lepas dari ikatan moral modern yang kompleks. Penerimaan eksistensinya secara sosiologis dijamin oleh karakter olahraga yang mampu menyesuaikan diri dengan pasar, atau sebaliknya. Langkah strategis untuk pengembangan dan penanaman moral serta pembentukan karakter melalui olahraga adalah menjadikan aktivitas olahraga sebagai “icon and character building”. Hal tersebut seiring dengan perkembangan dunia yang semakin kompleks dan syarat akulturasi.
                 Plato berpendapat bahwa pendidikan adalah alat pembentuk karakter bagi seluruh warga negara. Olahraga dalam hal ini telah banyak digunakan sebagai upaya pembentukan karakter walaupun implementasi untuk hal tersebut masih sangat perlu dioptimalkan pelaksanaannya. Apabila olahraga digarap dengan professional maka karakter pelaku olahraga Indonesia akan melekat dalam kehidupan sehari-hari. Olahraga sebagai ikon sebuah Negara dapat menjadi barang mewah untuk sosialisasi dan promosi serta meningkatkan prestise dan price dari sebuah negara.
                












































BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Olahraga merupakan salah satu sarana alternatif yang dapat digunakan sebagai alat pembentukan karakter manusia (karakter bangsa). Olahraga sebagai aktivitas yang multidimensional dengan slogan sport for all, merupakan langkah awal yang strategis menuju pembentukan karakter. Pembentukan karakter selain dilandasi budaya nasional juga diwarnai oleh budaya dan karakteristik khusus cabang olahraga yang dilakukan. Oleh karena itu, karakter kebangsaan hanya bisa terbentuk bila elemen-elemen yang terkait dalam kegiatan olahraga menggambarkan sifat/adat budaya bangsa Indonesia melekat dalam aktivitas yang dilakukan.
Dengan melakukan aktivitas olahraga, banyak karakter positif yang dapat terbentuk pada diri individu yang terlibat didalamnya. Melalui olahraga, seseorang akan memiliki tanggung jawab, rasa hormat, dan kepedulian dengan sesame. Nilai-nilai dasar seperti ketekunan, kejujuran dan keberanian serta fairplay merupakan produk/hasil dari proses aktivitas olahraga. Oleh karenanya merupakan langkah awal yang baik untuk memposisikan kembali olahraga dalam pembentukan karakter.

B.     Saran
1.      Bagi dosen pengampu mata kuliah teori pembelajaran dapat membantu dalam proses belajar mengajar di kelas dengan menerangkan dan menjelaskan materi yang menyangkut tentang teori belajar menurut Estes.
2.      Bagi mahasiswa ilmu keolahragaan angkatan 2011 diharapkan makalah ini dapat memberikan pengetahuan terutama tentang teori belajar.





DAFTAR PUSTAKA


http://makalahpascasarjana.blogspot.com/2010/06/arti-pendidikan-jasmani-dan-olahraga.html
http://melatiholahraga.blogspot.com/2012/12/strategi-pembentukan-karakter-dalam.html
staff.uny.ac.id/..../Kerjasama%20dan%20pembinaan%20olahraga%20dal...‎(kerjasama dan pembinaan karakter sigit..)
staff.uny.ac.id/..../materi%20bermain%208%20bermain,%20OLAHRAG...
Tim KDI. 2000. Ilmu Keolahragaan dan Rencana Pengembangannya. Jakarta: Depdiknas
www.sukesi17.com/alg/wp-content/uploads/2012/03/KARAKTER.ppt



No comments:

Post a Comment