Sponsor

Sunday, 8 December 2013

TEORI BEHAVIORISME HEBB

    Teori Behaviorisme Hebb

BAB 1

PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Belajar merupakan proses yang sadar atau tidak harus dijalani manusia untuk mencapai berbagai macam kompetisi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Manusia belajar sejak lahir hingga akhir hayatnya.
Kemampuan manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Belajar mempunyai keuntungan, baik bagi individu maupun masyarakat. Bagi individu kemampuan belajar secara terus menerus bisa semakin meningkatkan kualitas hidupnya. Sedangkan bagi masyarakat, belajar berperan penting dalam mentransmisikan budaya san pengetahuan dari generasi ke generasi.
Secara formal, belajar dilakukan di lembaga pendidikan, entah itu tingkat sekolah dasar, sekolah tingkat pertama, sekolah tingkat ata, dan perguruan tinggi. Proses belajar juga bias dilakukan di tempat kursu, pelatihan, dan aktivitas pendidikan lainnya yang luas dan tak terbatas. Jadi bias diartikan belajat tidak hanya dilakukan di lembaga formal, tetapi bias dilakukan dalam kehidupan yang luas. Di sisni bisa juga diistilahkan “ alam berkembang menjadi guru “
Belajar dalam arti luas adalah proses persentuhan seseorang dengan kehidupan itu sendiri. Dari proses ini seseorang akan memperoleh pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan.
Jadi proses belajar mengajar tidak hanya dilakukan di ruangan tertutup, terkungkung, dan terbatas di dalam kelas, melainkan juga bias dilakukan di ruangan yang luas, bebas, dan tak terbatas.

B.     BATASAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas, makalah ini hanya membahas “ Teori Belajar dari Hebb “.
C.    RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang dikemukan di atas, pokok pembahasan dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.      Apakah pengertian teori belajar menurut Hebb ?
2.      Bagaimana penerapannya dalam pendidikan ?

D.    TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH
Mengacu pada rumusan masalah di atas, maka tujuan pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui pengertian teori belajar menurut Hebb.
2.      Untuk mengetahui penerapannya dalam pendidikan.

E.     MANFAAT PEMBUATAN MAKALAH
Adapun manfaat pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Bagi pembaca, makalah ini dapat menambah wawasan serta meningkatkan pemahaman tentang teori pembelajatan menurut Hebb.
2.      Bagi penulis, kekurang sempurnaan dari makalah ini, diharapkan mendapatkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun untuk pembenahan makalah ini
3.      Makalah ini diharapkan dapat dijadikan referensi dalam bidang ilmu pendidikan keolahragaan di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN TEORI BELAJAR MENURUT HEBB
Donald Olding Hebb lahir pada tanggal 22 Juli 1904 di Chester, Nova Scotia. Kedua orang tuanya adalah seorang dokter.
Pada tahun 1925, Hebb meraih B. A dari Dalhouise University dengan nilai yang minimal. Setelah lulus, Hebb mengajar di sekolah di desa tempat dia di besarkan.  Pada tahun 1942, dia memperoleh gelar M. A. Pada tahun 1934, Hebb  memutuskan meneruskan pendidikannya ke University of Chicago. Pada tahun 1936, Hebb mendapat gelar Ph.D. dari Harvad dan menjadi pengajar dan asisten riset di Harvad selama setahun.
Pada tahun 1937, Hebb pindah ke Montreal Neurologocal Institute untuk bekerja bersama ahli bedah otak terkenal Wilder Penfield. Tugas Hebb mempelajari status psikologis dari pasien Penfield setelah pembedahan otak. Yang mengejutkan Hebb, dia menemukan bahwa setelah kehilangan banyak jaringan dari cuping bagian depan otak, tidak terjadi penurunan atau kehilangan kecerdasan, dan dalam beberapa kasus dia bahkan mendeteksi adanya sedikit peningkatan kecerdasan.
Setelah meneliti pasien Penfield selama lima tahun ( 1937 – 1942 ), Hebb (1980 ) mengambil kesimpulan tentang intelegensi yang kelak menjadi bagian penting dari teorinya. Pengalaman di masa kanak – kanak biasanya akan mengembangkan konsep, mode pemikiran, dan cara memahami sesuatu yang menjadi unsure peyusunan intelegensi. Cedera pada otak bayi akan menggangu proses itu, tetapi cedera yang sama pada usia dewasa tidak.

Pada saat itu, Hebb telah membuat tiga observasi yang kelak akan dijelaskan lewat teorinya :
1.      Otak tidak berperan seperti stasiun relai ( penhubung ), seperti yang diyakini oleh behavioris dan asosiasionis. Jika asumsi itu bener, hilangnya sebagian jaringan otak tentu akan sangat menggaggu.
2.      Intelegensi ( kecerdasan ) berasal dari pengalaman, dan karenanya tidak ditentukan secara genetic.
3.      Pangalaman masa kanak – kanak lebih penting dalam mempengaruhi kecerdasan ketimbang pengalaman masa dewasa.
Saat di Yerkes Laboratories ( 1942 – 1947 ), Hebb meneliti emosi dan personalitas simpase dan melakukan beberapa observasi yang menstimulasi teori belajar dan persepsi neurofisiologis. Pada 1948, setelah lima tahun di Yerkes Laboratories, Hebb diangkat menjadi Profesor Psikologi di McGill University, dan tetap di sana sampai pension.
Setelah pensiun dari McGill University, pada tahun 1974, Hebb kembali ke Chester, Nova Scotia, tempat kelahirannya. Dia aktif secara fisik di dunia psikologis sampai dia meninggal pada 20 Agustus 1985, di sebuah rumah sakit .
Konsep Teoretis Utama
Lingkungan Terbatas
Beberapa ekperimen menunjukkan efek restricted environment ( lingkungan terbatas ) yang bias melemahkan perkembangan belajar awal adan system saraf. Contohnya adalah orang yang menderita katarak bawaan, namun tiba – tiba dapat melihat setelah katarak tersebut di operasi. Ditemukan bahwa individu ini dapat dengan segera mendeteksi suatu objek, tetapi tidak bisa mengidentifikasinya. Temuan ini menunjukkan bahwa beberapa tentang bentuk adalah bersifat bawaan ( innate ), namun pengalaman visual dengan berbagai macam objek adalah perlu sebelum objek – objek itu dapat dibedakan satu sama lain. Pelan – pelan dengan latihan keras individu yang sebelumnya buta ini akhirnya bisa mengenali objek di lingkungannya dan persepsinya mendekati normal.
Banyak study lain yang mendukung kesimpulan bahwa dengan membatasi pengalaman sebelumnya, seseorang bisa mencapuri perkembangan intelektual dan perceptual.  
Lingkungan Yang Kaya
Apakah ada kemungkinan bahwa enriched environment ( lingkungan yang kaya ) dengan berbagai macam pengalaman motor dan sensoris akan memperkaya perkembanganya ? Jawabanya sepertinya adalah ya. Hebb melakukan eksperiment untuk meneliti efek jenis pengasuhan yang berbeda terhadap perkembangan intelektual. Banyak study yang mendukung riset awal Hebb, misalnya dia menginformasikan bahwa tikus yang dibesarkan di lingkungan yang kaya belajar lebih cepat ketimbang tikus yang di besarkan di lingkungan terbatas. Dalam riset ini lingkungan yang kaya itu adalah sangkar besar yang berisi banyak tikus dan objek mainan.
Penjelasan Hebb atas temuan ini cukup jelas. Diversitas sensoris yang disediakan oleh lingkungan yang kaya memungkingkan hewan membangun lebih banyak sirkuit atau jaringan neural saraf yang lebih kompleks. Setelah berkembang, sirkuit neural ini akan dipakai dalam proses belajar yang baru. Pengalaman sensoris sederhana dalam lingkungan yang miskin akan membatasi sirkuit neural atau menunda perkembangannya dan hewan yang dibesarkan dalam lingkungan ini akan kurang bagus dalam memecahkan problem. Impelemtasi riset ini untuk pendidikan dan pengasuhan anak adalah jelas. Semakin kompleks lingkungan sensoris awal, semakin baik perkembangan keterampilan pemecahan masalahnya.

Kumpulan Sel
Menurut Hebb, setiap lingkungan yang kita alami akan menstimulasi pola neuron yang kompleks, yang dinamakan cell assembly ( kumpulan sel ). Misalnya saat kita melihat pensil, kita akan menggeser perhatian kita dari ujung atas sampai ujung bawah. Saat perhatian kita bergerak, neuron – neuron yang berbeda menjadi aktif. Saat semua neuron yang distimulasi oleh aspek – aspek yang berbeda dari pensil itu sudah terstimulasi, hasilnya adalah persepsi dan identifikasi pensil.
Ketika sebuah axon dari sel A, cukup dekat dan mengaktifkan sel B, dan berkali – kali atau selalu ikut berperandalam mengaktifkannya, maka akan terjadi proses pertumbuhan pertumbuhan atau perubahan metabolis di salah satu atau kedua sel tersebut sehingga efisensi A, sebagai salah satu sel yang mengaktifkan B, akan meningkat.
Hebb mengangap kumpulan sel ini sebagai system neuron yang dinamis, bukan statis atau tetap. Dia mengemukakan mekanisme yang dipakai neuron untuk meninggalkan atau bergabung dengan kumpulan sel, dan karenanya memungkingkan kumpulan sel tersebut itu diperbaiki melalui belajar atau perkembangannya.
Kumpulan sel adalah paket neulogis yang saling terkait yang dapat diaktifkan oleh stimulasi eksternal atau internal, atau kombinasi keduanya. Ketika satu kumpulan sel aktif, kita mengaktifkan pemikiran tentang kejadian yang dipresentasikan oleh kumpulan tersebut. Menurut Hebb, kumpulan sel adalah basis neurologis dari idea tau pemikiran.
Sekuensi Fase
Phase sequence ( sekuansi fase ) adalah serangkaian aktivitas kumpulan yang terintegrasi secara temporer, ia sama dengan arus pemikiran. Setelah berkembang, sebuah urutan atau sekuensi fase, seperti kumpulan sel, dapat diaktifkan oleh stimuli internal, stimuli eksternal, atau kombinasi kedua stimuli itu. Ketika satu fase aktif, kita mengalami arus pemikiran, yakni serangkaian ide yang ditata secara logis.
Menurut Hebb, ada dua jenis belajar. Yang pertama melibatkan pembentukan kumpulan sel secara pelan di masa awal kehidupan dan mungkin dijelaskan dengan salah satu teori belajar S – R, seperti teori Guthrie. Jenis belajar ini adalah asosiasionisme langsung. Hebb berpendapat  bahwa variabel yang mempengaruhi belajar anak-anak dan yang mempengaruhi orang dewasa adalah variabel yang berbeda-beda.  Proses belajarnya anak akan menjadi kerangka dasar untuk proses belajar selanjutnya.
Teori Kewaspadaan / Kesiapan
Hebb membahas hubungan antara level stimulasi dengan pelaksaan fungsi kognitif ini dalam konteks aurosal theory ( teori kewaspadaan ). Teori ini berhubungan dengan pelaksaan fungsi reticularactivating system ( system pengaktifan reticular  ( RAS )), area seukuran jari yang berada di otak di atas urat saraf tulang belakang dan di bawah thalamus dan hypothalamus. RAS ini terlibat dalam proses tidur, perhatian, dan perilaku emosional.
Menurut Hebb, implus neural yang dimunculkan oleh stimulasi dari satu reseptor indra memiliki dua fungsi. Yang pertama dinamakan cue function of a stimulus ( fungsi petunjuk dari suatu stimulus ). Fungsi kedua adalah arousal function of a stimulus ( fungsi kewaspadaan dari suatu stimulus ), yang prnting bagi implus untuk mengubah aktivitas dalam RAS.
Hebb percaya agar fungsi petunjuk dari suatu stimulus memberikan efek secara panuh, harus ada optimal level of arousal ( level kewaspadaan yang optimal ) yang disediakan oleh RAS. Ketika level kewaspadaan terlalu rendah, seperti organisme sangat mengantuk, informasi sensoris yang ditransmisikan ke otak tidak dapat digunakan. Demikian pula, jika level kewaspadaan terlalu tinggi, maka akan terlalu banyak informasi dikirim ke korteks, dan akibatnya adalah kebingungan, respon yang berkonflik, dan perilaku yang tak relevan. Jadi diperlukan level kewaspadaan yang tidak terlalu tinggi atau tidak terlalu rendah agar pelaksanaan fungsi kortikal menjadi optimal dan karenanya menghasilkan kinerja yang optimal.
Teori Kewaspadaan dan Penguatan
Menurut Hebb, jika level kewaspadaan terlalu tinggi, ia akan beroperasi pada lingkungan dengan cara sedemikian rupa untuk mereduksi level itu. Secara umum, jika level kewaspadaan terlalu tinggi, menutunkannya akan menguatkan, dan ketika level kewaspadaan terlalu rendah, menaikkannya akan menguatkan. Menurut Hebb, mencari kegairahan atau kesenangan adalah motif signifikan dalam perilaku manusia.
Deprivasi Sensoris
Sensory deprivation (deprivasi sensoris) menghasilkan efek lebih dari sekedar kejenuhan.kebutuhan akan stimulasi normal dari lingkungan yang bervariasi adalah persoalan fundamental. Tanpa itu, fungsi mental dan personalitas akan memburuk. Subjek dalam isolasi mengeluh tidak bisa berpikir secara koheren, mereka semakin berkurang kemampuannya dalam memecahkan masalah, dan mereka mengalami halusinasi.
Ketika kondisi deprivasi sensoris sangat parah, orang akan merasa dirinya tertekan dan hanya bisa menoleransi dalam waktu singkat. Hebb menyimpulkan dari riset ini bahwa pengalaman sensoris bukan hanya perlu untuk perkembangan neuroisiologis yang tepat, tetapi juga perlu untuk menjaga fungsi normal. Jika semua kebutuhan pokok terpenuhi, jika seseorang tidak merasakan stimulasi normal, dia akan mengalami disorientasi yang parah.
Sifat Rasa Takut
Penjelasan Hebb tentang rasa takut menggunakan pejelasan kumpulan sel dan urutan fase. Jika sebuah objek yang sama sekali asing ditunjukkan kepada suatu organism, tidak ada kumpulan sel yang telah terbentuk yang berhubungan dengan objek itu. Dengan pengulangan, kumpulan itu pelan – pelan berkembang dan tidak ada rasa takut. Demikian pula jika satu objek yang sudah dikenal ditunjukkan, sirkuit neural yang berkembang dari pengalaman sebelumnyadengan objek itu akan menjadi aktif, dan tidak ada gangguan perilaku. Baru setelah objek yang mengaktifkan kumpulan sel yang sudah ada atau urutan fase yang sudah ada tidak diikuti dengan kejadian stimulus yang biasanya mengirim objek itu, maka rasa takut pun muncul.
Hebb menyimpulkan, takut terjadi ketika suatu objek dilihat sebagai sesuatu yang cukup familiar dalam hal tertentu sehingga membangkitkan proses persepsi yang biasa, namun dalam hal objek lain menimbulkan proses yang tidak kompatibel. Penjelasan Hebb mengenai rasa takut ini membantu menjelaskan sifat traumatis dri deprivasi sensoris.
Memori Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Hebb mengembangkan perbedaan antara dua jenis memori ini secara lebih lengkap dan berspekulasi tentang mekanisme fisiologis dasarnya. Hebb membedakan antara memori permanen, yang dihubungkan dengan perubahan struktur fisik di antara neuron – neuron, dan memori sementara ( transient ), atau memori jangka pendek, yang dihubungkan ke aktivitas yang sedang berlangsung dalam kumpulan sel dan sekuensi fase. Periset kini umunya sepakat bahwa ad dua jenis memori : short-term memory ( memori janka pendek ) dan long-tern memory ( memori jangka panjang ). Selain ini periset kontemporer sedang meneliti kemungkinan adanya beberapa tipe memori jangka panjang.
Secara umum diasumsikan bahwa pengalaman indrawi akan membangkitkan aktivitas neural yang bertahan lebih lama ketimbang stimulasi yang menyebabkannya. Hebb menyebutnya sebagai reverberating neural activity ( aktivitas neural yang bergema ). Meskipun dia mengakui bahwa beberapa proses belajar adalah “ segera terbentuk dan permanen “, dia melihat aktivitas neural yang bergema ini sebagai basis untuk memori jangka pendek dan sebagai proses yang menyebabkan perubahan struktur yang mendasari memori jangka pendek. Pendapat bahwa memori jangka pendek diterjemahkan ke dalam memori jangka panjang disebut sebagai consolidation theory ( teori konsilidasi ), dan Hebb adalah salah satu pendukung utama teori ini.
Psikolog kognitif kontemporer memiliki anggapan yang sama dengan Hebb mengenai memori jangka pendek. Yakni, memori jangka pendek dilihat sebagai katifitas neural yang relative sementara dipicu oleh stimulasi sensoris tetapi terus berlanjut selama beberapa waktu setelah kejadian sensoris itu berhenti. Hebb berspekulasi bahwa untuk sekuensi fase, gema dari aktivitas itu mungkin bertahan mulai dari satu detik sampai sepuluh detik, namun berapa lama aktivitas jangka pendek ini berlangsung tidak diketahui dengan pasti.
Karena memori jangka panjang dianggap bergantung pada konsolidasi memori jangka pendek, maka segala sesuatu yang menggangu memori jangka panjang juga akan menggangu memori jangka pendek. Bukti lain dari teori konsolidasi dating dari fenomena yang disebut retrograde amnesia ( amnesia yang memburuk ), yakni hilangnya memori tentang suatu kejadian sebelum terkena pengalaman traumatis, seperti kecelakaan atau cedera karena perang. Hilangnya ingatan tentang kejadian sebelum peristiwa traumatis ini bisa sampai berjam – jam, berhari – harin atau bahkan berbulan – bulan. Biasanya memori tentang kejadian itu akan perlahan – lahan muncul kembali kecuali untuk memori sesaat sebelum kejadian traumatis.
Konsilidasi dan Otak
Sejumlah struktur otak saling terkait, yang secara kolektif disebut limbic system ( system limbik ), adalah penting bagi pengalaman berbagai macam emosi. Hippocampus adalah salah satu struktur limbic yang berepran penting dalam proses belajar. Brendsa Milner, salah satu mahasiswa Hebb di McGill University, mempelajari seorang pasien yang disebut dengan inisial H.M,. yang sedang menjalani pemulihan dari operasi yang dimaksudkan untuk menghilangkan peyakit epilepsinya Setelah operasi, H.M. menunjukkan kasus anterograde amnesia yang parah. Yakni, dia tak begitu kesulitan mengingat kejadian yang terjadi sebelum operasi dijalankan, tetapi dia tampaknya sangat kesulitan mengonsolidasi memori jangka panjangnya.
Ada setidaknya dua jenis memoi jangka panjang, memori deklaratif dan memori prosedural, yang masing-masing memiliki mekanisme neural sendiri-sendiri untuk melakukan konsolidasi. Lebih jauh, aktifitas sistem limbik  (untuk memori deklaratif) dan basal ganglia  (untuki memori prosedural)dibutuhkan untuk mengubah memori jangka pendek yang relatif tidak stabil menjadi memori jangka panjang yang permanen.
Pengaruh Hebb Terhadap Riset Neurosaintifik
Pusat Pengutan di Otak
Di bab tentang Pavloc telah kita kemukakan bahwa penemuan reflek yang dikondisikan adalah secara tak sengaja. Serendipity, yakni menemukan sesuatu hal saat mencari hal yang lain, membawa kita pada penemuan fenomena penting dan terkadang ilmiah. Contoh lain dari penemuan tidak sengaja dalam ilmu pengetahuan adalah penemuan reinforcement centers in the brain ( pusat penguatan di otak ) oleh Old dan Milner.
Olds dan Milner dipuji karena menemukan pusat kesenangan di otak. Kita sengaja menggunakan istilah penguatan karena riset substansial menunjukkan bahwa fenomena yang ditemukan Olds dan Milner tak banyak hubungannya dengan kesenangan, dan lebih banyak berhubungan dengan property aktivitas dan motivasi dari penguat. Misalnya penguatan dengan stimulasi otak langsung memiliki karakteristik yang tidak biasa dan beroperasi secara berbeda dengan penguat primer seperti makanan atau air, Karakteristik itu adalah :
1.      Tidak diperlukan deprivasi sebelum training. Berbeda dengan training dengan makanan atau air sebagai penguat, secara umum tidak perlu jadwal deprivasi saat stimulasi otak langsung dipakai sebagai penguat.
2.      Kepuasan (kekenyangan) tidak terjadi. Ketika kebutuhan akan air dan makanan dipakai sebagai penguat, hewan pada akhirnya kenyang atau puas; yakni, kebutuhan akan air dan makanan akan terpenuhi dan ia akan berhenti memberikan respon.
3.      Lebih diprioritaskan ketimbang dorongan lain. Pada hewan, akan terus menerus menekan tuas untuk mendapatkan stimulasi otak langsung meskipun, tidak mendapatkan makanan dan mereka delim makan pada jangka waktu yang cukup lama.
4.      Ada pelenyapan yang cepat. Pelenyapan terjadi dengan sangatcepat setelah penguatan stimulasi otak dihentikan.
5.      Kebanyakan jadwal penguatan tidak bekerja. Secara umum, hanya jadwal yang member penguatan yang sering sajalah yang dapat digunakan dengan stimulasi otak langsung.
Peran dopamain, riset yang belakangan tentang pusat penguatan difokuskan pada bagisan kecil dari system limbic yang dinamakan nucleus accumbens. secara umum, apabila satu elektroda penstimulasi menyebabkan sel – sel di nucleus accumbens melepaskan neurotrans mitter dopamine, stimulasi otak lewat elektroda itu akan diperkuat. Jika elektroda tidak menimbulkan dopamine, efek pengutan lewat elektroda tidak ada.
Berbeda dengan hipotesis bahwa dopamine mendasari sensasi kesenangan yang diasosiasikan dengan penguatan primer atau obat – obatan adiktif, ada banyak studi yang menunjukkan bahwa nucleus accumbens dopamine memperantarai efek aktivasional / motivasional dari penguat. Lebih jauh, fenomena motivasional ini dapat dipisahkan dari efek kesenangan / herdonis.
Beberapa periset menunjukkan bahwa aktivitas dopamine dalam nucleus accumbens memediasi antisipasi, pembentukan dan penginginan penguatan, bukan kesenangan yang diasosiasikan dengannya. Hipotesis ini tampaknya berpengaruh karena beberapa alasan. Pertama, ia membantu memnjelaskan beberapa karakteristik yang tidak lazim dalam stimulasi penguatan otak. Kedua, ia menimbulkan interpretasi baru terhadap masalah kecanduan obat dan perilaku yang diasosiasikan dengan kecanduan. Terakhir, ia menjelaskan mengapa, bahkan sesudah zat adiktif kehilangan kemampuanya untuk menghasilkan sensasi kesenangan yang kuat, mereka tetap menghasilkan kesenangan. Para riset ini menunjukkan bahwa sensitiasi jangka panjang dari nucleus accumben adalah yang memperantarai perilaku obsesif dalam kecanduan bahkan pengaruh obat ini sudah tidak ada.
Riset Terhadap Belahan Otak
Corpus collosum adalah kumpulan serat yang menghubungkan dua bagian otak. Selama bertahun-tahun, fungsi corpus collosum tidak diketahui tetapi pada awal 1960-an ditemukan bahwa ia berperan penting mentranfer informasi dari satu belahan otak kebelahan lainya. Dalam serangkaian eksperiment, Rongger Sperry mencatat bahwa ada dua rute transfer-corpus callosum dan optic chiasm. Optic chiasm adalah titik dalam saraf optic di mana informasi yang berasal dari satu mata diproyeksikan ke sisi otak yang berkebalikan dengan mata itu.
Sperry  kemudian mencari mekanisme yang mentransfer informasi dari satu otak keotak yang lainya. Langkah pertama yaitu, menutup optic chiasm, baik sebelum maupun sesudah training. Langkah selanjutnya adalah menutup optic chiasm dan corpus collosum sebelum training.
Proses Belajar dan Pemrosesan Informasi Otak Kiri dan Otak Kanan
Meskipun ada sedikit perbedaan anatomi antara belahan otak kiri dan kanan, perbedaan fisik ini tidak sebesar perbedaan fungsi keduannya. Control atas gerakan dan sensai tubuh terbagi rata antara dua belahan otak, tetapi dengan cara bersilanga, yakni, otak kiri mengontrol tubuh bagian kanan, dan belahan kanan mengontrol tubuh bagian kiri. Mugkin orang akan cenderung menyimpulkan bahwa karena kedua belahan itu secara globlal sama, keduanya juga mempresepsi, belajar, dan memproses informasi dengan cara yang sama.
Pada 1836 Marc Darx melaporkan bahwa hilangnya kemampuan berbicara berasal dari kerusakan otak kiri, bukan otak kanan. Observasi Darx diabaikan, hingga setelah Paul Broca, seorang dokter terkenal, melakukan observasi yang sama pada 1861. Dalam kenyataanya, kita masih merujuk pada area bahasa dalam otak kiri seprti yang dikemukakan Broca.Temuan bahwa bagi mayoritas orang area kemampuan bicara berada diotak kiri tetapi tidak ada diotak kanan telah memberikan bukti ilmiah bahwa kedua otak itu berfungsi secara asimetris.
Ditemukan bahwa individu yang mengalami kerusakan otak kanan kemungkinan akan menunjukkan kesulitan dalam memperhatikan atau gangguan persepsi..mereka mungkin akan bingung dengan daerah yang seudah dikenalinya dan sulitmengenali wajah keluargadan objek yang dikenalinya. Individu yang mengalami gangguan diotak kanan lebih mungkin menunjukkan neglect Syndrome (sindrom pengabaian) ketimbanh mereka mengalami gangguan diotak kiri. Sindrom ini adalah kegagalan untuk melihat atau memperhatikan bidang visual disebelah kiri atau bahkan sisi kira tubuh.

Fungsi Belahan Otak di Otak Normal
Berdasarkan studi individu yang mengalami gangguan otak dan mereka yang otaknya pernah dioperasi karena alasan medis, tampak bahwa masing-masing belahan otak dapat memahami, belajar, mengingat, dan merasa secara terpisah atau secara independen. Salah satu metodeyang digunakan untuk mengetahui bagaimana dua belahan otak itu berfungsi pada individu dengan otak normal dan sehat adalah dengan dichotic listening.
Teknik dichotic listening adalah dengan mengirimkan informasi yang saling bersaing seperti sepasang suku kata atau angka, ketelinga kiri dan kanan secara bersamaan melalui headphone stereo. Beberapa pihak membantah dengan berargumen bahwa ketimbang mengambil kesimpulan dari riset dichotic listening bahwa belahan otak kiri dikhususkan untuk persepsi bicara secara umum, adalah lebih akurat jika disimpulakn bahwa belahan otak kiri dikhususkan untuk persepsi suara atau perhatian umum. Namun, fakta bahwa kebanyakan orang yang tidak kidal memahami melodi (kimura, 1964) dan suara lingkungan, seperti anjing menggonggong atau mesin mobil secara lebih baik dengan menggunakan teling kirinya (belahan otak kanan) tidak mendukung bantahan argumen tersebut.
Spekulasi
Riset terhadap perbedaan antara dua belahan otak itu menimbulkan spekulasi tentang peran dari asimetris serebral dalam kehidupan sehari – hari. Bogen ( 1977 ) menunjukkan bahwa perbedaan cara memproses pemikiran ini merefleksikan dua jenis kecerdasan balahan otak. Di bawah ini adalah satu – satunya manifestasi dari bagaimana otak kiri dan otak kanan memproses informasi.
Otak Kiri
Otak Kanan
Intelek
Intuisi
Konvergen
Divergen
Realities
Implusif
Intelektual
Sensual ( perasaan )
Diskret
Kontinu
Terarah
Bebas
Rasional
Intuitif
Historis
Nir – waktu
Analitis
Holistis
Suksesif
Simultan
Objektif
Subjektif
Atomistis
Umum ( gross )

Usaha untuk menemukan dikotomi seperti daftar di atas dan kemudian untuk menjelaskan eksistensinya dalam term cara belahan otak memproses informasi dinamakan dichotomania.
Jerre Levy, seorang peneliti fungsi otak kiri dan otak kanan, percaya bahwa walaupun adalah mungkin, dalam kondisi tertentu, untuk menunjukkan bahwa dua belahan itu berfungsi secara berbeda adalah mustahil untuk memisahkan fungsi – fungsi itu dalam otak yang normal dan sehat. Ganzzaniga dan LeDoux ( 1978 ) lebih ketat analisisnya. Setelah melakukan percobaan dengan pasien, mereka menyimpulkan bahwa miskonsepsi popular tentang dikotomi ini adalah akibat dari eksperiment yang didesain dengan buruk di mana hasilnya ditentukan oleh ‘ bias respon ‘, bukan oleh perbedaan belahan otak.
Sell Riil dan Kumpulan Sell Riil
Apresiasi terhadap spekulasi Hebb sebagian bergantung pada pemahaman tentang belajar antara dua neuron. Sebuah neuron terdiri dari satu tubuh sel; satu atu lebih proses yang lebih luas dinamakan axom yang dikhususkan untuk mengantarkan informasi elektrokimiawi menjauhi sel dan sebagai cabang dendrites, yang dikhususkan untuk menerima informasi elektrokimiawi dari axon sel lain.
Sel-sel otak berhubungan dengan ratusan atau mungkin ribuan sel lain. Aktivitasnya adalah hasil dari penyajian terus menerus informasi dari sel-sel sekitarnya.Kita bisa membayangkan pada level paling mendasar bahwa belajar membutuhkan perubahan dalam hubungan antara dua sel, dan ini adalah level dimana Hebb untuk menfokuskan diri pertama kalinya. Secara spesifik, belajar terdiri dari perubahan dalam respon sel penerima terhadap neurotransmiter yang dilepaskan oleh sel pengirim.
Belajar dalam Aplysia
Hambatan utama yang untuk memahami mekanisme belajar, rekrutmen, fraksional adalah banyaknya jumlah neuron yang terlibat dalam perilaku mamalia, bahkan yang paling sederhana sekalipun. Eric Kandel dan rekannya, memecahkan problem ini dengan meneliti moluska dilautan yang tidak punya cangkang atau disebut aplysia, yang punya sitem saraf yang sederhana namun menunjukkan perilaku yang sama dengan fenomena kumpulan sel.
Hambatan utama yang untuk memahami mekanisme belajar, rekrutmen, fraksional adalah banyaknya jumlah neuron yang terlibat dalam perilaku mamalia, bahkan yang paling sederhana sekalipun. Eric Kandel dan rekannya, memecahkan problem ini dengan meneliti moluska dilautan yang tidak punya cangkang atau disebut aplysia, yang punya sitem saraf yang sederhana namun menunjukkan perilaku yang sama dengan fenomena kumpulan sel.
Riset Kandel menunjukkan bahwa kejadian kritis yang memediasi habituasi adalah berkurangnya pelepasan neurotransmiter dari neuron sensorik yang berfungsi sebagai sinyal bagi neuron motor yang memicu gerak mengerut refleksi diorgan eksternal tersebut.
Potensiasi Jangka Panjang
Karya Kandel menjawab sebagian pertanyaan tentang bagaimana pola komunikasi antar sel yang berubah. Mekanisme lainnya terungkap dalam fenomena yang dinamakan long term potentiation ( potensiasi jangka panjang ( LTP ) ). Pada awalnya diasumsikan bahwa LTP tidak akan terjadi kecuali stimulus potensiasi frekuensinya tinggi, sekitar 100 denyut / detik. Kemudian diasumsikan bahwa karena otak dianggap tak mungkin menghasilkan denyut dengan frekuensi setinggi itu, maka LTP hanyalah fenomena laboratorium, tak lebih dari itu.
Depresi Jangka Panjang
Belajar membutuhkan rekrutmen kumpulan sel dan sekuensi fase yang dioerlukan untuk memunculkan perilaku motor atau kognitif, tetapi juga melibatkan eliminasi sekuensi fase yang tidak dibutuhkan atau yang menggangu kerja. LTP memberikan mekanisme yang dengannya neuron yang bukan bagian dari kumpulan atau sekuensi bisa distimulasi dan direkrut. Fenomena yang dinamakan long tern depression ( depresi jangka panjang ( LTD ) menyediakan mekanisme yang dengannya neuron yang pada mulanya merupakan bagian dari kumpulan sel yang dapat dihilang. Dalam LTD, ketika dua sel pengirim menstimulasi satu sel penerima, sel penerima ini menjadi tidak responsive terhadap aktivitas sel pengirim.
Neuroplastisitas
Neuroplastisitas adalah istilah untuk mendeskripsikan kemampuan otak untuk mereorganisasi atau memodifikasi koneksi – koneksinya sebagai hasil dari pengalaman. Dan temuan dari beberapa laboratorium menunjukkan bahwa plastisitas otak dipertahankan selama usia dewasa.
Pengalaman dan Perkembangan Dendritas. Beberapa studi juga menunjukkan bagaimana belajar di lingkungan yang kaya ini diasosiasikan dengan bertambahnya berat otak, bertambahnya level neurotransmitter, dan perubahan fisik lainnya di dalam otak.
Belajar Kembali Setelah Cidera Otak. Cedera otak yang disebabkan oleh stroke akan menyebabkan matinya neuron, dan sel-sel ini tidak diregenerasi. Setelah terkena stroke, hilangnya control atas tangan atau terganggunya kemampuan bicara sering disebabkan oleh matinya sel-sel  yang berkaitan dengan pengontrolan gerak tangan atau bahasa. Meskipun cedera itu bersifat merusak, beberapa pasien menunjukkan pemulihan sebagian atau pemulihan sepenuhnya. Dalam term Hebbian, pemulihan ini melibatkan perkembangan perkumpulan sel baru dan sekuensi fase baru. Azari dan Seitz (2000) menggunakan alat pemindai (scan) positron emission tomography (PET) untuk menunjukkan bahwa pemulihan pasca srtoke adalah disebabkan oleh rekrutmen pola synaptic baru yang biasanya tidak ada dalam otak yang sehat. Cornelissen et al., (2003) menggunakan teknologi scanning lain yang disebut magnetoenchepalography (MEG) untuk pasien stroke yang juga terkena anomia (ketidak mampuan menyebut nama objek umum).
Mekanisme Yang Kompleks. Banyak factor yang mempengarui neuroplastisitas, dan banyak dari mekanisme ini mungkin beroperasi secara simultan.Beberapa diantaranya, misalnya factor pertumbuhan saraf, dan factor neurotrophis, ikut memperkaya plastisitas. Selain itu, hormone seks memainkan peran penting dalam menentukan morfologi (bentuk) neuron dan level hormone seks adalah mediator yang penting dari plasisitas. Plastisitas utama diungkapkan oleh Gage dan rekannya, yang menunjukkan bahwa neurogenesis, yakni kelahiran dan perkembangan neuron baru, terjadi di masa dewasa di sebagian otak banyak hewan dan juga manusia. Secara spesifik, bagian dari dentate gyrus di hippocampus dan bagian struktur otak depan berhubungan dengan bagian indra penciuman yang memproduksi sel-sel yang berbentuk batangan. Sel- sel ini bisa dibedakan menjadi neuron, glia, atau kapiler.

Koneksisme Baru
Sel Artifisial dan Kumpulan Sel Artifisial
Hebb mungkin tidak pernah menyangka bahwa idenya dipakai dalam dunia simulasi computer abstrak. Namun, pendekatan terbaru untuk memahami cara system neural menjalani proses belajar adalah dengan tidak melibatkan neuron actual sama sekali. Kini dipakai computer untuk membuat model aktivitas sel otak. Model ini dipakai untuk mempelajari proses belajar, memori, lupa, dan aktivitas otak lainnya. Bidang ini belum memiliki nama yang disepakati umum, namun ia disebut sebagai koneksionisme baru, dan model yang dipakainya disebut neural network (jaringan neural). Tugas dasar dari simulasi computer ini pertama-tama adalah mendefinisikan seperangkat neuron computer dan interkoneksi dan hubungan potensialnya.Kemudian, sejumlah asumsi yang disederhanakan, yang didasarkan pada pengetahuan kita tentang neuron riil, dekenakan ke neuron artificial ini. Selain itu kaidah belajar logika sederhana akan mengatur perubahan yang terjadi dalam neuron computer dan interkoneksinya. Terakhir, system neural artificial ini “dilatih” dan kemudian diamati untuk mengamati bagaimana ia berubah. Contoh sederhana jaringan neural, yang dinamakan asosiator pola,mungkin berfungsi untuk menunjukkan ide, tetapi ingat bahwa fenomena yang lebih kompleks telah dibuatkan modelnya dalam jaringan neural.
Pandangan Hebb Tentang Pendidikan
Menurut Hebb, ada dua jenis belajar. Yang pertama berkaitan dengan pembentukan kumpulan sel dan sekuensi fase secara gradual selama bayi dan kanak-kanak. Proses belajar awal ini representasi neurologis atau objek dan lingkungan. Ketika perkembangan neural ini terjadi, anak dapat memikirkan suatu objek atau kejadian atau sederetan objek dan kejadian yang tidak hadir secara fisik didepannya. Selama proses belajar awal anak harus berada dalam lingkungan yang kaya, yang berisi berbagai macam pemandangan, suara, tekstur, bentuk objek dan sebagainya. Semakin kompleks suatu lingkungan, semakin banyak yang direpresentasikan dalam level neurologis.Semakin banyak yang direpresentasikan di level neural, semakin besar kemampuan anak untuk berfikir. Menurut Hebb, selama proses belajar awal mungkin terdapat prosesasosiasi tertentu. Hal yang tampaknya penting untuk perkembangan kumpulan sel dan sekuensi fase adalah prinsip kontinguitas dan frekuensi.Misalnya, sederetan kejadian lingkungan sering terjadi, ia akan direpresentasikan secara neurologis sebagai sekuensi fase.
Jenis belajar kedua, lebih dapat dijelaskan dengan prinsip Gestalt ketimbang dengan prinsip asosiasionistik.Setelah kumpulan sel dan sekuensi fase berkembang pada masa kecil, proses belajar selanjutnya biasanya berupa penataan ulang. Dengan kata lain, setelah blok bangunan terbentuk, blok itu dapat diatur kembali menjadi berbagai macam bentuk. Hebb mengatakan bahwa karateristik fisik dan lingkungan belajar adalah sangat penting. Untuk tugas dan siswa tertentu ada level kewaspadaan atau kesiapan optimal yang membuat proses belajar menjadi efisien. Karena level kesiapan ini dikontrol oleh stimulasi eksternal, maka level stimulasi dalam lingkungan belajar akan menentukan seberapa proses belajar berlangsung. Jika terlalu banyak stimulasi, proses belajar akan sulit. Jika kekurangan stimulasi, proses belajar juga sulit. Yang diperlukan adalah level stimulasi optimal untuk tugas siswa.
Belajar Otak Kiri, Otak Kanan.Fungsi otak normal adalah saling terkait secara keseluruhan, mustahil untuk menciptakan pengalaman pendidikan yang dikhususkan pada satu belahan otak saja. Levy (1985) mengatakan : “Karena dua belahan otak tidak berfungsi secara sendiri-sendiri, maka mustahil untuk medidik satu belahan otak saja pada otak yang normal. Otak kanan akan mendapatkan pendidikan yang sama dengan otak kiri dalam pelajaran sastra, dan otak kiri akan mendapatkan pendidikan yang sama dengan otak kanan dalam pelajaran music dan melukis”.


Penerapan Teori Belajar Hebb Dalam Pendidikan
Aplikasi Pada Siswa
Selama proses pembelajaran awal, sebuah lingkungan yang kaya akan stimulus akan menjadi sangat penting untuk seorang anak, termasuk bermacam-macam objek penglihatan, suara tekstur, bentuk, objek, dan yang lainnya. Semakin kompleks lingkungan, akan semakin banyak terwakili dalam tingkat neurologis. Semakin banyak terwakili dalam neurologis, semakin banyak anak tersebut berpikir.Hebb menyarankan agar anak-anak diberi lingkungan dengan bermacam-macam stimulus atau varietas.
Sementara yang dominan dalam teori Hebb berupa Synaptic transmisi dalam sistem saraf kemudian ditemukan menjadi kimia modern buatan jaringan dgn saraf Buatan jaringan dgn saraf Dgn saraf buatan sebuah jaringan, sering hanya disebut "dgn saraf jaringan", adalah sebuah model matematika atau komputer model berdasarkan biologi dgn saraf jaringan masih berdasarkan transmisi sinyal listrik impulses melalui Hebbian teori.
Sebagai guru dan kepala sekolah di Montreal dan di tahun kemudian di McGill University, dia menjadi guru yang sangat efektif dan pengaruh yang besar pada pemikiran Ilmiah yang kemudian ia siswa. Sebagai profesor di McGill, ia percaya bahwa motivasi bukan satu-satunya yang menyebabkan siswa belajar, tetapi menciptakan kondisi yang diperlukan bagi siswa di mana mereka untuk melakukan kajian dan penelitian. Hal ini dapat melatih mereka untuk menulis, membantu mereka dalam memilih masalah untuk belajar, dan bahkan membantu mereka tetap tidak bimbang, namun motivasi dan semangat untuk penelitian dan belajar harus datang dari siswa itu sendiri. Ia percaya bahwa siswa harus dievaluasi pada kemampuan mereka untuk berpikir dan membuat daripada kemampuan mereka untuk menghfal dan mengulang ide lama.Hebb menulis The Perilaku Organisasi, Neuropsychological Teori, ia membantah buku yang menyatakan bahwa satu-satunya cara untuk menjelaskan perilaku adalah dalam hal fungsi otak.
Evaluasi Teori Hebb
Kontribusi terpenting Hebb adalah demontrasi konseptualnya bahwa kita dapat mempelajari proses kognitif yang lebih tinggi dengan menggunakan neuron atau synapse sebagai alat utama. Dalam hal ini, pandangan Hebb berbeda dengan teori yang didasarkan pada hubungan S-R abstrak.
Prinsip belajar fundamental Hebb hanya membutuhkan repetisi dan kontinguitas, dan ini didasarkan pada pemahaman tentang yang sebenarnya dilakukan neuron. Seperti pada Tolman, Hebb melihat perbedaan antara motivasi dan belajar, dan dia juga melihat kesulitan yang ada dalam upaya pemisahan keduannya. Teori kewaspadaan dan konsep kewaspadaan optimal tidak memecahkan problem ini, namun bisa memberi cara baru untuk mengkonseptualisasikannya. Jadi dengan riset mengenai sifat kesiapan / kewaspadaan, deprivasi sensoris, penguatan, dan rasa takut, Hebb member pengaruh penting pada studi motivasi dan studi belajar.
Kritik
Hebb jelas bukan orang pertama yang menemukan tempat proses belajar di otak dan  dalam beberapa, idenya mengenai formasi asosiasi antar area yang aktif secara bersamaan adalah mirip dengan gagasan Plavo. Dia juga bukan orang pertama yang menggunakan idenya tentang fungsi otak untuk berspekulasi tentang proses kognitif yang lebih tinggi.
Kritik kedua berhubungan dengan ketidakmauan Hebb untuk mengubah aspek dari teorinya berdasarkan temuan terbaru neurosains. Akan tetapi perlu dicatat bahwa Hebb memperlakukan sistemnya sebagai model spekulatif untuk teori, bukan untuk teori formal yang lengkap. Menarik untuk dicatat, bahwa teori Pavlovian yang ditolak oleh Hebb ternyata mengandung analisis eksitasi dan hambatan dalam fungsi otak.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Hebb yakin bahwa otak tidak bekerja seperti papan penghubung yang komplek. Istilah teoritis utama Hebb adalah kumpulan sel dan sekuensi fase. Menurut Hebb ada dua jenis belajar, yaitu yang pertama adanya pembentukan kumpulan sel dan sekuensi fase secara pelan di awal kehidupan. Yang kedua adalah jenis belajar yang lebih mendalam dan berwawasan yang menjadi cirri kehidupan orang dewasa.
Teori kesiapan atau kewaspadaan menyatakan bahwa petunjuk lingkungan memiliki dua fungsi, yaitu: satu fungsi petunjuk yang menyampaikan informasi tentang lingkungan, dan yang kedua fungsi kesiapan yang menstimulasi reticular activating system ( RAS ). Deprivasi sensoris mengganggu pelaksanaan fungsi kognitif normal, karena ia mengacaukan hubungan antara sirkuit neural dengan kejadian lingkungan.
Hebb percaya bahwa ada dua jenis memori, yaitu memori jangka pendek dan memori jangka panjang. Karya teoritis Hebb telah memicu banyak studi fenomena neurofisiologis. Meskipun riset yang menggunakan paradigm neurofisiologis sering tersebar dan tidak terkait, riset ini member kontribusi pada pemahaman kita tentang proses belajar.
Saran
Berdasarkan makalah di atas, penulis dapat menyarankan bahwa selama proses pembelajaran awal, sebuah lingkungan yang kaya akan stimulus akan menjadi sangat penting untuk seorang anak, termasuk bermacam-macam objek penglihatan, suara tekstur, bentuk, objek, dan yang lainnya.

Daftar Pustaka
Hargenhahn, B. R dan Olson,  Matthew H. (2008). Theories of Learning,
Edisi Ketujuh Jakarta. Kencana Media Group.

No comments:

Post a Comment