Teori Behaviorisme Hebb
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Belajar
merupakan proses yang sadar atau tidak harus dijalani manusia untuk mencapai
berbagai macam kompetisi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Manusia belajar
sejak lahir hingga akhir hayatnya.
Kemampuan
manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia
dengan makhluk hidup lainnya. Belajar mempunyai keuntungan, baik bagi individu
maupun masyarakat. Bagi individu kemampuan belajar secara terus menerus bisa
semakin meningkatkan kualitas hidupnya. Sedangkan bagi masyarakat, belajar
berperan penting dalam mentransmisikan budaya san pengetahuan dari generasi ke
generasi.
Secara
formal, belajar dilakukan di lembaga pendidikan, entah itu tingkat sekolah
dasar, sekolah tingkat pertama, sekolah tingkat ata, dan perguruan tinggi.
Proses belajar juga bias dilakukan di tempat kursu, pelatihan, dan aktivitas
pendidikan lainnya yang luas dan tak terbatas. Jadi bias diartikan belajat
tidak hanya dilakukan di lembaga formal, tetapi bias dilakukan dalam kehidupan
yang luas. Di sisni bisa juga diistilahkan “ alam berkembang menjadi guru “
Belajar
dalam arti luas adalah proses persentuhan seseorang dengan kehidupan itu
sendiri. Dari proses ini seseorang akan memperoleh pengetahuan, pengalaman, dan
keterampilan.
Jadi
proses belajar mengajar tidak hanya dilakukan di ruangan tertutup, terkungkung,
dan terbatas di dalam kelas, melainkan juga bias dilakukan di ruangan yang
luas, bebas, dan tak terbatas.
B.
BATASAN
MASALAH
Berdasarkan
uraian di atas, makalah ini hanya membahas “ Teori Belajar dari Hebb “.
C.
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan
latar belakang dan batasan masalah yang dikemukan di atas, pokok pembahasan
dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah
pengertian teori belajar menurut Hebb ?
2. Bagaimana
penerapannya dalam pendidikan ?
D.
TUJUAN
PEMBUATAN MAKALAH
Mengacu
pada rumusan masalah di atas, maka tujuan pembuatan makalah ini yaitu sebagai
berikut :
1. Untuk
mengetahui pengertian teori belajar menurut Hebb.
2. Untuk
mengetahui penerapannya dalam pendidikan.
E.
MANFAAT
PEMBUATAN MAKALAH
Adapun
manfaat pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi
pembaca, makalah ini dapat menambah wawasan serta meningkatkan pemahaman
tentang teori pembelajatan menurut Hebb.
2. Bagi
penulis, kekurang sempurnaan dari makalah ini, diharapkan mendapatkan saran dan
kritikan yang sifatnya membangun untuk pembenahan makalah ini
3. Makalah
ini diharapkan dapat dijadikan referensi dalam bidang ilmu pendidikan
keolahragaan di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN TEORI BELAJAR MENURUT
HEBB
Donald
Olding Hebb lahir pada tanggal 22 Juli 1904 di Chester, Nova Scotia. Kedua
orang tuanya adalah seorang dokter.
Pada
tahun 1925, Hebb meraih B. A dari Dalhouise University dengan nilai yang
minimal. Setelah lulus, Hebb mengajar di sekolah di desa tempat dia di besarkan. Pada tahun 1942, dia memperoleh gelar M. A.
Pada tahun 1934, Hebb memutuskan
meneruskan pendidikannya ke University of Chicago. Pada tahun 1936, Hebb
mendapat gelar Ph.D. dari Harvad dan menjadi pengajar dan asisten riset di
Harvad selama setahun.
Pada
tahun 1937, Hebb pindah ke Montreal Neurologocal Institute untuk bekerja
bersama ahli bedah otak terkenal Wilder Penfield. Tugas Hebb mempelajari status
psikologis dari pasien Penfield setelah pembedahan otak. Yang mengejutkan Hebb,
dia menemukan bahwa setelah kehilangan banyak jaringan dari cuping bagian depan
otak, tidak terjadi penurunan atau kehilangan kecerdasan, dan dalam beberapa
kasus dia bahkan mendeteksi adanya sedikit peningkatan kecerdasan.
Setelah
meneliti pasien Penfield selama lima tahun ( 1937 – 1942 ), Hebb (1980 )
mengambil kesimpulan tentang intelegensi yang kelak menjadi bagian penting dari
teorinya. Pengalaman di masa kanak – kanak biasanya akan mengembangkan konsep,
mode pemikiran, dan cara memahami sesuatu yang menjadi unsure peyusunan
intelegensi. Cedera pada otak bayi akan menggangu proses itu, tetapi cedera
yang sama pada usia dewasa tidak.
Pada
saat itu, Hebb telah membuat tiga observasi yang kelak akan dijelaskan lewat
teorinya :
1. Otak
tidak berperan seperti stasiun relai ( penhubung ), seperti yang diyakini oleh
behavioris dan asosiasionis. Jika asumsi itu bener, hilangnya sebagian jaringan
otak tentu akan sangat menggaggu.
2. Intelegensi
( kecerdasan ) berasal dari pengalaman, dan karenanya tidak ditentukan secara
genetic.
3. Pangalaman
masa kanak – kanak lebih penting dalam mempengaruhi kecerdasan ketimbang
pengalaman masa dewasa.
Saat
di Yerkes Laboratories ( 1942 – 1947 ), Hebb meneliti emosi dan personalitas
simpase dan melakukan beberapa observasi yang menstimulasi teori belajar dan
persepsi neurofisiologis. Pada 1948, setelah lima tahun di Yerkes Laboratories,
Hebb diangkat menjadi Profesor Psikologi di McGill University, dan tetap di
sana sampai pension.
Setelah
pensiun dari McGill University, pada tahun 1974, Hebb kembali ke Chester, Nova
Scotia, tempat kelahirannya. Dia aktif secara fisik di dunia psikologis sampai
dia meninggal pada 20 Agustus 1985, di sebuah rumah sakit .
Konsep Teoretis Utama
Lingkungan Terbatas
Beberapa
ekperimen menunjukkan efek restricted environment ( lingkungan terbatas ) yang
bias melemahkan perkembangan belajar awal adan system saraf. Contohnya adalah
orang yang menderita katarak bawaan, namun tiba – tiba dapat melihat setelah
katarak tersebut di operasi. Ditemukan bahwa individu ini dapat dengan segera
mendeteksi suatu objek, tetapi tidak bisa mengidentifikasinya. Temuan ini
menunjukkan bahwa beberapa tentang bentuk adalah bersifat bawaan ( innate ),
namun pengalaman visual dengan berbagai macam objek adalah perlu sebelum objek
– objek itu dapat dibedakan satu sama lain. Pelan – pelan dengan latihan keras
individu yang sebelumnya buta ini akhirnya bisa mengenali objek di
lingkungannya dan persepsinya mendekati normal.
Banyak
study lain yang mendukung kesimpulan bahwa dengan membatasi pengalaman
sebelumnya, seseorang bisa mencapuri perkembangan intelektual dan perceptual.
Lingkungan Yang Kaya
Apakah
ada kemungkinan bahwa enriched environment ( lingkungan yang kaya ) dengan
berbagai macam pengalaman motor dan sensoris akan memperkaya perkembanganya ?
Jawabanya sepertinya adalah ya. Hebb melakukan eksperiment untuk meneliti efek
jenis pengasuhan yang berbeda terhadap perkembangan intelektual. Banyak study
yang mendukung riset awal Hebb, misalnya dia menginformasikan bahwa tikus yang
dibesarkan di lingkungan yang kaya belajar lebih cepat ketimbang tikus yang di
besarkan di lingkungan terbatas. Dalam riset ini lingkungan yang kaya itu
adalah sangkar besar yang berisi banyak tikus dan objek mainan.
Penjelasan
Hebb atas temuan ini cukup jelas. Diversitas sensoris yang disediakan oleh
lingkungan yang kaya memungkingkan hewan membangun lebih banyak sirkuit atau
jaringan neural saraf yang lebih kompleks. Setelah berkembang, sirkuit neural
ini akan dipakai dalam proses belajar yang baru. Pengalaman sensoris sederhana
dalam lingkungan yang miskin akan membatasi sirkuit neural atau menunda
perkembangannya dan hewan yang dibesarkan dalam lingkungan ini akan kurang
bagus dalam memecahkan problem. Impelemtasi riset ini untuk pendidikan dan
pengasuhan anak adalah jelas. Semakin kompleks lingkungan sensoris awal,
semakin baik perkembangan keterampilan pemecahan masalahnya.
Kumpulan Sel
Menurut
Hebb, setiap lingkungan yang kita alami akan menstimulasi pola neuron yang
kompleks, yang dinamakan cell assembly ( kumpulan sel ). Misalnya saat kita
melihat pensil, kita akan menggeser perhatian kita dari ujung atas sampai ujung
bawah. Saat perhatian kita bergerak, neuron – neuron yang berbeda menjadi
aktif. Saat semua neuron yang distimulasi oleh aspek – aspek yang berbeda dari
pensil itu sudah terstimulasi, hasilnya adalah persepsi dan identifikasi
pensil.
Ketika
sebuah axon dari sel A, cukup dekat dan mengaktifkan sel B, dan berkali – kali
atau selalu ikut berperandalam mengaktifkannya, maka akan terjadi proses
pertumbuhan pertumbuhan atau perubahan metabolis di salah satu atau kedua sel
tersebut sehingga efisensi A, sebagai salah satu sel yang mengaktifkan B, akan
meningkat.
Hebb
mengangap kumpulan sel ini sebagai system neuron yang dinamis, bukan statis
atau tetap. Dia mengemukakan mekanisme yang dipakai neuron untuk meninggalkan
atau bergabung dengan kumpulan sel, dan karenanya memungkingkan kumpulan sel
tersebut itu diperbaiki melalui belajar atau perkembangannya.
Kumpulan
sel adalah paket neulogis yang saling terkait yang dapat diaktifkan oleh
stimulasi eksternal atau internal, atau kombinasi keduanya. Ketika satu
kumpulan sel aktif, kita mengaktifkan pemikiran tentang kejadian yang dipresentasikan
oleh kumpulan tersebut. Menurut Hebb, kumpulan sel adalah basis neurologis dari
idea tau pemikiran.
Sekuensi Fase
Phase
sequence ( sekuansi fase ) adalah serangkaian aktivitas kumpulan yang
terintegrasi secara temporer, ia sama dengan arus pemikiran. Setelah
berkembang, sebuah urutan atau sekuensi fase, seperti kumpulan sel, dapat
diaktifkan oleh stimuli internal, stimuli eksternal, atau kombinasi kedua
stimuli itu. Ketika satu fase aktif, kita mengalami arus pemikiran, yakni
serangkaian ide yang ditata secara logis.
Menurut
Hebb, ada dua jenis belajar. Yang pertama melibatkan pembentukan kumpulan sel
secara pelan di masa awal kehidupan dan mungkin dijelaskan dengan salah satu
teori belajar S – R, seperti teori Guthrie. Jenis belajar ini adalah asosiasionisme
langsung. Hebb berpendapat
bahwa variabel yang mempengaruhi belajar anak-anak dan yang mempengaruhi
orang dewasa adalah variabel yang berbeda-beda.
Proses belajarnya anak akan menjadi kerangka dasar untuk proses belajar
selanjutnya.
Teori
Kewaspadaan / Kesiapan
Hebb membahas hubungan antara level
stimulasi dengan pelaksaan fungsi kognitif ini dalam konteks aurosal theory (
teori kewaspadaan ). Teori ini berhubungan dengan pelaksaan fungsi
reticularactivating system ( system pengaktifan reticular ( RAS )), area seukuran jari yang berada di
otak di atas urat saraf tulang belakang dan di bawah thalamus dan hypothalamus.
RAS ini terlibat dalam proses tidur, perhatian, dan perilaku emosional.
Menurut Hebb, implus neural yang
dimunculkan oleh stimulasi dari satu reseptor indra memiliki dua fungsi. Yang
pertama dinamakan cue function of a stimulus ( fungsi petunjuk dari suatu
stimulus ). Fungsi kedua adalah arousal function of a stimulus ( fungsi
kewaspadaan dari suatu stimulus ), yang prnting bagi implus untuk mengubah
aktivitas dalam RAS.
Hebb percaya agar fungsi petunjuk
dari suatu stimulus memberikan efek secara panuh, harus ada optimal level of
arousal ( level kewaspadaan yang optimal ) yang disediakan oleh RAS. Ketika level
kewaspadaan terlalu rendah, seperti organisme sangat mengantuk, informasi
sensoris yang ditransmisikan ke otak tidak dapat digunakan. Demikian pula, jika
level kewaspadaan terlalu tinggi, maka akan terlalu banyak informasi dikirim ke
korteks, dan akibatnya adalah kebingungan, respon yang berkonflik, dan perilaku
yang tak relevan. Jadi diperlukan level kewaspadaan yang tidak terlalu tinggi
atau tidak terlalu rendah agar pelaksanaan fungsi kortikal menjadi optimal dan
karenanya menghasilkan kinerja yang optimal.
Teori
Kewaspadaan dan Penguatan
Menurut
Hebb, jika level kewaspadaan terlalu tinggi, ia akan beroperasi pada lingkungan
dengan cara sedemikian rupa untuk mereduksi level itu. Secara umum, jika level
kewaspadaan terlalu tinggi, menutunkannya akan menguatkan, dan ketika level
kewaspadaan terlalu rendah, menaikkannya akan menguatkan. Menurut Hebb, mencari
kegairahan atau kesenangan adalah motif signifikan dalam perilaku manusia.
Deprivasi Sensoris
Sensory
deprivation (deprivasi sensoris) menghasilkan efek lebih dari sekedar
kejenuhan.kebutuhan akan stimulasi normal dari lingkungan yang bervariasi
adalah persoalan fundamental. Tanpa itu, fungsi mental dan personalitas akan
memburuk. Subjek dalam isolasi mengeluh tidak bisa berpikir secara koheren,
mereka semakin berkurang kemampuannya dalam memecahkan masalah, dan mereka
mengalami halusinasi.
Ketika kondisi
deprivasi sensoris sangat parah, orang akan merasa dirinya tertekan dan hanya
bisa menoleransi dalam waktu singkat. Hebb menyimpulkan dari riset ini bahwa
pengalaman sensoris bukan hanya perlu untuk perkembangan neuroisiologis yang
tepat, tetapi juga perlu untuk menjaga fungsi normal. Jika semua kebutuhan
pokok terpenuhi, jika seseorang tidak merasakan stimulasi normal, dia akan
mengalami disorientasi yang parah.
Sifat
Rasa Takut
Penjelasan Hebb tentang rasa takut
menggunakan pejelasan kumpulan sel dan urutan fase. Jika sebuah objek yang sama
sekali asing ditunjukkan kepada suatu organism, tidak ada kumpulan sel yang
telah terbentuk yang berhubungan dengan objek itu. Dengan pengulangan, kumpulan
itu pelan – pelan berkembang dan tidak ada rasa takut. Demikian pula jika satu
objek yang sudah dikenal ditunjukkan, sirkuit neural yang berkembang dari
pengalaman sebelumnyadengan objek itu akan menjadi aktif, dan tidak ada
gangguan perilaku. Baru setelah objek yang mengaktifkan kumpulan sel yang sudah
ada atau urutan fase yang sudah ada tidak diikuti dengan kejadian stimulus yang
biasanya mengirim objek itu, maka rasa takut pun muncul.
Hebb menyimpulkan, takut terjadi
ketika suatu objek dilihat sebagai sesuatu yang cukup familiar dalam hal
tertentu sehingga membangkitkan proses persepsi yang biasa, namun dalam hal
objek lain menimbulkan proses yang tidak kompatibel. Penjelasan Hebb mengenai
rasa takut ini membantu menjelaskan sifat traumatis dri deprivasi sensoris.
Memori
Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Hebb mengembangkan perbedaan antara
dua jenis memori ini secara lebih lengkap dan berspekulasi tentang mekanisme
fisiologis dasarnya. Hebb membedakan antara memori permanen, yang dihubungkan
dengan perubahan struktur fisik di antara neuron – neuron, dan memori sementara
( transient ), atau memori jangka pendek, yang dihubungkan ke aktivitas yang
sedang berlangsung dalam kumpulan sel dan sekuensi fase. Periset kini umunya
sepakat bahwa ad dua jenis memori : short-term memory ( memori janka pendek )
dan long-tern memory ( memori jangka panjang ). Selain ini periset kontemporer
sedang meneliti kemungkinan adanya beberapa tipe memori jangka panjang.
Secara umum diasumsikan bahwa
pengalaman indrawi akan membangkitkan aktivitas neural yang bertahan lebih lama
ketimbang stimulasi yang menyebabkannya. Hebb menyebutnya sebagai reverberating
neural activity ( aktivitas neural yang bergema ). Meskipun dia mengakui bahwa
beberapa proses belajar adalah “ segera terbentuk dan permanen “, dia melihat
aktivitas neural yang bergema ini sebagai basis untuk memori jangka pendek dan
sebagai proses yang menyebabkan perubahan struktur yang mendasari memori jangka
pendek. Pendapat bahwa memori jangka pendek diterjemahkan ke dalam memori
jangka panjang disebut sebagai consolidation theory ( teori konsilidasi ), dan
Hebb adalah salah satu pendukung utama teori ini.
Psikolog kognitif kontemporer
memiliki anggapan yang sama dengan Hebb mengenai memori jangka pendek. Yakni,
memori jangka pendek dilihat sebagai katifitas neural yang relative sementara
dipicu oleh stimulasi sensoris tetapi terus berlanjut selama beberapa waktu
setelah kejadian sensoris itu berhenti. Hebb berspekulasi bahwa untuk sekuensi
fase, gema dari aktivitas itu mungkin bertahan mulai dari satu detik sampai
sepuluh detik, namun berapa lama aktivitas jangka pendek ini berlangsung tidak
diketahui dengan pasti.
Karena memori jangka panjang
dianggap bergantung pada konsolidasi memori jangka pendek, maka segala sesuatu
yang menggangu memori jangka panjang juga akan menggangu memori jangka pendek.
Bukti lain dari teori konsolidasi dating dari fenomena yang disebut retrograde
amnesia ( amnesia yang memburuk ), yakni hilangnya memori tentang suatu
kejadian sebelum terkena pengalaman traumatis, seperti kecelakaan atau cedera
karena perang. Hilangnya ingatan tentang kejadian sebelum peristiwa traumatis
ini bisa sampai berjam – jam, berhari – harin atau bahkan berbulan – bulan.
Biasanya memori tentang kejadian itu akan perlahan – lahan muncul kembali
kecuali untuk memori sesaat sebelum kejadian traumatis.
Konsilidasi
dan Otak
Sejumlah struktur otak saling
terkait, yang secara kolektif disebut limbic system ( system limbik ), adalah
penting bagi pengalaman berbagai macam emosi. Hippocampus adalah salah satu
struktur limbic yang berepran penting dalam proses belajar. Brendsa Milner,
salah satu mahasiswa Hebb di McGill University, mempelajari seorang pasien yang
disebut dengan inisial H.M,. yang sedang menjalani pemulihan dari operasi yang
dimaksudkan untuk menghilangkan peyakit epilepsinya Setelah
operasi, H.M. menunjukkan kasus anterograde amnesia yang parah. Yakni, dia tak
begitu kesulitan mengingat kejadian yang terjadi sebelum operasi dijalankan,
tetapi dia tampaknya sangat kesulitan mengonsolidasi memori jangka panjangnya.
Ada setidaknya
dua jenis memoi jangka panjang, memori deklaratif dan memori prosedural, yang
masing-masing memiliki mekanisme neural sendiri-sendiri untuk melakukan
konsolidasi. Lebih jauh, aktifitas sistem limbik (untuk memori deklaratif) dan basal
ganglia (untuki memori
prosedural)dibutuhkan untuk mengubah memori jangka pendek yang relatif tidak
stabil menjadi memori jangka panjang yang permanen.
Pengaruh
Hebb Terhadap Riset Neurosaintifik
Pusat
Pengutan di Otak
Di bab tentang Pavloc telah kita
kemukakan bahwa penemuan reflek yang dikondisikan adalah secara tak sengaja.
Serendipity, yakni menemukan sesuatu hal saat mencari hal yang lain, membawa
kita pada penemuan fenomena penting dan terkadang ilmiah. Contoh lain dari
penemuan tidak sengaja dalam ilmu pengetahuan adalah penemuan reinforcement
centers in the brain ( pusat penguatan di otak ) oleh Old dan Milner.
Olds dan Milner dipuji karena menemukan
pusat kesenangan di otak. Kita sengaja menggunakan istilah penguatan karena
riset substansial menunjukkan bahwa fenomena yang ditemukan Olds dan Milner tak
banyak hubungannya dengan kesenangan, dan lebih banyak berhubungan dengan
property aktivitas dan motivasi dari penguat. Misalnya penguatan dengan
stimulasi otak langsung memiliki karakteristik yang tidak biasa dan beroperasi
secara berbeda dengan penguat primer seperti makanan atau air, Karakteristik
itu adalah :
1. Tidak diperlukan deprivasi sebelum training.
Berbeda dengan training dengan makanan atau air sebagai penguat, secara umum
tidak perlu jadwal deprivasi saat stimulasi otak langsung dipakai sebagai
penguat.
2. Kepuasan (kekenyangan) tidak
terjadi. Ketika kebutuhan akan air dan makanan dipakai sebagai penguat, hewan
pada akhirnya kenyang atau puas; yakni, kebutuhan akan air dan makanan akan
terpenuhi dan ia akan berhenti memberikan respon.
3. Lebih diprioritaskan ketimbang
dorongan lain. Pada hewan, akan terus menerus menekan tuas untuk mendapatkan
stimulasi otak langsung meskipun, tidak mendapatkan makanan dan mereka delim
makan pada jangka waktu yang cukup lama.
4. Ada pelenyapan yang cepat.
Pelenyapan terjadi dengan sangatcepat setelah penguatan stimulasi otak
dihentikan.
5. Kebanyakan jadwal penguatan tidak
bekerja. Secara umum, hanya jadwal yang member penguatan yang sering sajalah
yang dapat digunakan dengan stimulasi otak langsung.
Peran dopamain, riset yang
belakangan tentang pusat penguatan difokuskan pada bagisan kecil dari system
limbic yang dinamakan nucleus accumbens. secara umum, apabila satu elektroda
penstimulasi menyebabkan sel – sel di nucleus accumbens melepaskan neurotrans
mitter dopamine, stimulasi otak lewat elektroda itu akan diperkuat. Jika
elektroda tidak menimbulkan dopamine, efek pengutan lewat elektroda tidak ada.
Berbeda dengan hipotesis bahwa
dopamine mendasari sensasi kesenangan yang diasosiasikan dengan penguatan
primer atau obat – obatan adiktif, ada banyak studi yang menunjukkan bahwa
nucleus accumbens dopamine memperantarai efek aktivasional / motivasional dari
penguat. Lebih jauh, fenomena motivasional ini dapat dipisahkan dari efek
kesenangan / herdonis.
Beberapa periset menunjukkan bahwa
aktivitas dopamine dalam nucleus accumbens memediasi antisipasi, pembentukan
dan penginginan penguatan, bukan kesenangan yang diasosiasikan dengannya. Hipotesis
ini tampaknya berpengaruh karena beberapa alasan. Pertama, ia membantu
memnjelaskan beberapa karakteristik yang tidak lazim dalam stimulasi penguatan
otak. Kedua, ia menimbulkan interpretasi baru terhadap masalah kecanduan obat
dan perilaku yang diasosiasikan dengan kecanduan. Terakhir, ia menjelaskan
mengapa, bahkan sesudah zat adiktif kehilangan kemampuanya untuk menghasilkan
sensasi kesenangan yang kuat, mereka tetap menghasilkan kesenangan. Para riset
ini menunjukkan bahwa sensitiasi jangka panjang dari nucleus accumben adalah
yang memperantarai perilaku obsesif dalam kecanduan bahkan pengaruh obat ini
sudah tidak ada.
Riset
Terhadap Belahan Otak
Corpus collosum adalah kumpulan
serat yang menghubungkan dua bagian otak. Selama bertahun-tahun, fungsi corpus
collosum tidak diketahui tetapi pada awal 1960-an ditemukan bahwa ia berperan
penting mentranfer informasi dari satu belahan otak kebelahan lainya. Dalam
serangkaian eksperiment, Rongger Sperry mencatat bahwa ada dua rute
transfer-corpus callosum dan optic chiasm. Optic chiasm adalah titik dalam
saraf optic di mana informasi yang berasal dari satu mata diproyeksikan ke sisi
otak yang berkebalikan dengan mata itu.
Sperry kemudian mencari mekanisme yang mentransfer
informasi dari satu otak keotak yang lainya. Langkah pertama yaitu, menutup
optic chiasm, baik sebelum maupun sesudah training. Langkah selanjutnya adalah
menutup optic chiasm dan corpus collosum sebelum training.
Proses
Belajar dan Pemrosesan Informasi Otak Kiri dan Otak Kanan
Meskipun ada sedikit perbedaan
anatomi antara belahan otak kiri dan kanan, perbedaan fisik ini tidak sebesar
perbedaan fungsi keduannya. Control atas gerakan dan sensai tubuh terbagi rata
antara dua belahan otak, tetapi dengan cara bersilanga, yakni, otak kiri
mengontrol tubuh bagian kanan, dan belahan kanan mengontrol tubuh bagian kiri.
Mugkin orang akan cenderung menyimpulkan bahwa karena kedua belahan itu secara
globlal sama, keduanya juga mempresepsi, belajar, dan memproses informasi
dengan cara yang sama.
Pada 1836 Marc Darx melaporkan bahwa
hilangnya kemampuan berbicara berasal dari kerusakan otak kiri, bukan otak
kanan. Observasi Darx diabaikan, hingga setelah Paul Broca, seorang dokter
terkenal, melakukan observasi yang sama pada 1861. Dalam kenyataanya, kita
masih merujuk pada area bahasa dalam otak kiri seprti yang dikemukakan
Broca.Temuan bahwa bagi mayoritas orang area kemampuan bicara berada diotak
kiri tetapi tidak ada diotak kanan telah memberikan bukti ilmiah bahwa kedua
otak itu berfungsi secara asimetris.
Ditemukan bahwa individu yang
mengalami kerusakan otak kanan kemungkinan akan menunjukkan kesulitan dalam
memperhatikan atau gangguan persepsi..mereka mungkin akan bingung dengan daerah yang seudah
dikenalinya dan sulitmengenali wajah keluargadan objek yang dikenalinya.
Individu yang mengalami gangguan diotak kanan lebih mungkin menunjukkan neglect
Syndrome (sindrom pengabaian) ketimbanh mereka mengalami gangguan diotak kiri.
Sindrom ini adalah kegagalan untuk melihat atau memperhatikan bidang visual
disebelah kiri atau bahkan sisi kira tubuh.
Fungsi
Belahan Otak di Otak Normal
Berdasarkan studi individu yang
mengalami gangguan otak dan mereka yang otaknya pernah dioperasi karena alasan medis, tampak bahwa
masing-masing belahan otak dapat memahami, belajar, mengingat, dan merasa secara terpisah atau
secara independen. Salah satu metodeyang digunakan untuk mengetahui bagaimana
dua belahan otak itu berfungsi pada individu dengan otak normal dan sehat
adalah dengan dichotic listening.
Teknik dichotic listening adalah dengan mengirimkan informasi yang saling
bersaing seperti sepasang suku kata atau angka, ketelinga kiri dan kanan secara
bersamaan melalui headphone stereo. Beberapa pihak membantah dengan berargumen
bahwa ketimbang mengambil kesimpulan dari riset dichotic listening bahwa
belahan otak kiri dikhususkan untuk persepsi bicara secara umum, adalah lebih
akurat jika disimpulakn bahwa belahan otak kiri dikhususkan untuk persepsi
suara atau perhatian umum. Namun, fakta bahwa kebanyakan orang yang tidak kidal memahami melodi (kimura, 1964) dan suara
lingkungan, seperti anjing menggonggong atau mesin mobil secara lebih baik
dengan menggunakan teling kirinya (belahan otak kanan) tidak mendukung bantahan
argumen tersebut.
Spekulasi
Riset terhadap perbedaan antara dua
belahan otak itu menimbulkan spekulasi tentang peran dari asimetris serebral
dalam kehidupan sehari – hari. Bogen ( 1977 ) menunjukkan bahwa perbedaan cara
memproses pemikiran ini merefleksikan dua jenis kecerdasan balahan otak. Di
bawah ini adalah satu – satunya manifestasi dari bagaimana otak kiri dan otak
kanan memproses informasi.
Otak
Kiri
|
Otak
Kanan
|
Intelek
|
Intuisi
|
Konvergen
|
Divergen
|
Realities
|
Implusif
|
Intelektual
|
Sensual
( perasaan )
|
Diskret
|
Kontinu
|
Terarah
|
Bebas
|
Rasional
|
Intuitif
|
Historis
|
Nir
– waktu
|
Analitis
|
Holistis
|
Suksesif
|
Simultan
|
Objektif
|
Subjektif
|
Atomistis
|
Umum
( gross )
|
Usaha untuk menemukan dikotomi
seperti daftar di atas dan kemudian untuk menjelaskan eksistensinya dalam term
cara belahan otak memproses informasi dinamakan dichotomania.
Jerre Levy, seorang peneliti fungsi
otak kiri dan otak kanan, percaya bahwa walaupun adalah mungkin, dalam kondisi
tertentu, untuk menunjukkan bahwa dua belahan itu berfungsi secara berbeda
adalah mustahil untuk memisahkan fungsi – fungsi itu dalam otak yang normal dan
sehat. Ganzzaniga dan LeDoux ( 1978 ) lebih ketat analisisnya. Setelah
melakukan percobaan dengan pasien, mereka menyimpulkan bahwa miskonsepsi
popular tentang dikotomi ini adalah akibat dari eksperiment yang didesain
dengan buruk di mana hasilnya ditentukan oleh ‘ bias respon ‘, bukan oleh
perbedaan belahan otak.
Sell
Riil dan Kumpulan Sell Riil
Apresiasi terhadap spekulasi Hebb
sebagian bergantung pada pemahaman tentang belajar antara dua neuron. Sebuah
neuron terdiri dari satu tubuh sel; satu atu lebih proses yang lebih luas
dinamakan axom yang dikhususkan untuk mengantarkan informasi elektrokimiawi
menjauhi sel dan sebagai cabang dendrites, yang dikhususkan untuk menerima
informasi elektrokimiawi dari axon sel lain.
Sel-sel otak berhubungan dengan
ratusan atau mungkin ribuan sel lain. Aktivitasnya adalah hasil dari penyajian
terus menerus informasi dari sel-sel sekitarnya.Kita bisa membayangkan pada
level paling mendasar bahwa belajar membutuhkan perubahan dalam hubungan antara
dua sel, dan ini adalah level dimana Hebb untuk menfokuskan diri pertama
kalinya. Secara spesifik, belajar terdiri dari perubahan dalam respon sel penerima terhadap
neurotransmiter
yang dilepaskan oleh sel pengirim.
Belajar
dalam Aplysia
Hambatan utama yang untuk memahami
mekanisme belajar, rekrutmen, fraksional adalah banyaknya jumlah neuron yang
terlibat dalam perilaku mamalia, bahkan yang paling sederhana sekalipun. Eric
Kandel dan rekannya,
memecahkan problem ini dengan meneliti moluska dilautan yang tidak punya
cangkang atau disebut aplysia, yang punya sitem saraf yang sederhana namun
menunjukkan perilaku yang sama dengan fenomena kumpulan sel.
Hambatan utama yang untuk memahami
mekanisme belajar, rekrutmen, fraksional adalah banyaknya jumlah neuron yang
terlibat dalam perilaku mamalia, bahkan yang paling sederhana sekalipun. Eric
Kandel dan rekannya,
memecahkan problem ini dengan meneliti moluska dilautan yang tidak punya
cangkang atau disebut aplysia, yang punya sitem saraf yang sederhana namun
menunjukkan perilaku yang sama dengan fenomena kumpulan sel.
Riset Kandel menunjukkan bahwa
kejadian kritis yang memediasi habituasi adalah berkurangnya pelepasan
neurotransmiter dari neuron sensorik yang berfungsi sebagai sinyal bagi neuron
motor yang memicu gerak mengerut refleksi diorgan eksternal tersebut.
Potensiasi
Jangka Panjang
Karya Kandel menjawab sebagian
pertanyaan tentang bagaimana pola komunikasi antar sel yang berubah. Mekanisme
lainnya terungkap dalam fenomena yang dinamakan long term potentiation (
potensiasi jangka panjang ( LTP ) ). Pada awalnya diasumsikan bahwa LTP tidak
akan terjadi kecuali stimulus potensiasi frekuensinya tinggi, sekitar 100
denyut / detik. Kemudian diasumsikan bahwa karena otak dianggap tak mungkin
menghasilkan denyut dengan frekuensi setinggi itu, maka LTP hanyalah fenomena
laboratorium, tak lebih dari itu.
Depresi
Jangka Panjang
Belajar membutuhkan rekrutmen
kumpulan sel dan sekuensi fase yang dioerlukan untuk memunculkan perilaku motor
atau kognitif, tetapi juga melibatkan eliminasi sekuensi fase yang tidak
dibutuhkan atau yang menggangu kerja. LTP memberikan mekanisme yang dengannya
neuron yang bukan bagian dari kumpulan atau sekuensi bisa distimulasi dan
direkrut. Fenomena yang dinamakan long tern depression ( depresi jangka panjang
( LTD ) menyediakan mekanisme yang dengannya neuron yang pada mulanya merupakan
bagian dari kumpulan sel yang dapat dihilang. Dalam LTD, ketika dua sel
pengirim menstimulasi satu sel penerima, sel penerima ini menjadi tidak
responsive terhadap aktivitas sel pengirim.
Neuroplastisitas
Neuroplastisitas adalah istilah
untuk mendeskripsikan kemampuan otak untuk mereorganisasi atau memodifikasi
koneksi – koneksinya sebagai hasil dari pengalaman. Dan temuan dari beberapa
laboratorium menunjukkan bahwa plastisitas otak dipertahankan selama usia
dewasa.
Pengalaman dan Perkembangan
Dendritas. Beberapa studi juga menunjukkan bagaimana belajar di lingkungan yang
kaya ini diasosiasikan dengan bertambahnya berat otak, bertambahnya level
neurotransmitter, dan perubahan fisik lainnya di dalam otak.
Belajar Kembali Setelah Cidera Otak.
Cedera otak yang disebabkan oleh stroke akan menyebabkan matinya neuron, dan
sel-sel ini tidak diregenerasi. Setelah terkena stroke, hilangnya control atas
tangan atau terganggunya kemampuan bicara sering disebabkan oleh matinya
sel-sel yang berkaitan dengan
pengontrolan gerak tangan atau bahasa. Meskipun cedera itu bersifat merusak,
beberapa pasien menunjukkan pemulihan sebagian atau pemulihan sepenuhnya. Dalam
term Hebbian, pemulihan ini melibatkan perkembangan perkumpulan sel baru dan
sekuensi fase baru. Azari dan Seitz (2000) menggunakan alat pemindai (scan) positron emission tomography (PET)
untuk menunjukkan bahwa pemulihan pasca srtoke adalah disebabkan oleh rekrutmen
pola synaptic baru yang biasanya
tidak ada dalam otak yang sehat. Cornelissen et al., (2003) menggunakan teknologi scanning lain yang disebut magnetoenchepalography
(MEG) untuk pasien stroke yang juga terkena anomia (ketidak mampuan menyebut nama objek umum).
Mekanisme Yang Kompleks. Banyak factor yang mempengarui
neuroplastisitas, dan banyak dari mekanisme ini mungkin beroperasi secara
simultan.Beberapa diantaranya, misalnya factor pertumbuhan saraf, dan factor
neurotrophis, ikut memperkaya plastisitas. Selain itu, hormone seks memainkan
peran penting dalam menentukan morfologi (bentuk) neuron dan level hormone seks
adalah mediator yang penting dari plasisitas. Plastisitas utama diungkapkan
oleh Gage dan rekannya, yang menunjukkan bahwa neurogenesis, yakni kelahiran
dan perkembangan neuron baru, terjadi di masa dewasa di sebagian otak banyak
hewan dan juga manusia. Secara spesifik, bagian dari dentate gyrus di
hippocampus dan bagian struktur otak depan berhubungan dengan bagian indra
penciuman yang memproduksi sel-sel yang berbentuk batangan. Sel- sel ini bisa
dibedakan menjadi neuron, glia, atau kapiler.
Koneksisme
Baru
Sel
Artifisial dan Kumpulan Sel Artifisial
Hebb mungkin tidak pernah menyangka
bahwa idenya dipakai dalam dunia simulasi computer abstrak. Namun, pendekatan
terbaru untuk memahami cara system neural menjalani proses belajar adalah
dengan tidak melibatkan neuron actual sama sekali. Kini dipakai computer untuk
membuat model aktivitas sel otak. Model ini dipakai untuk mempelajari proses
belajar, memori, lupa, dan aktivitas otak lainnya. Bidang ini belum memiliki
nama yang disepakati umum, namun ia disebut sebagai koneksionisme baru, dan
model yang dipakainya disebut neural network (jaringan neural). Tugas dasar
dari simulasi computer ini pertama-tama adalah mendefinisikan seperangkat neuron
computer dan interkoneksi dan hubungan potensialnya.Kemudian, sejumlah asumsi
yang disederhanakan, yang didasarkan pada pengetahuan kita tentang neuron riil,
dekenakan ke neuron artificial ini. Selain itu kaidah belajar logika sederhana
akan mengatur perubahan yang terjadi dalam neuron computer dan interkoneksinya.
Terakhir, system neural artificial ini “dilatih” dan kemudian diamati untuk
mengamati bagaimana ia berubah. Contoh sederhana jaringan neural, yang
dinamakan asosiator pola,mungkin berfungsi untuk menunjukkan ide, tetapi ingat
bahwa fenomena yang lebih kompleks telah dibuatkan modelnya dalam jaringan
neural.
Pandangan
Hebb Tentang Pendidikan
Menurut Hebb, ada dua jenis belajar.
Yang pertama berkaitan dengan pembentukan kumpulan sel dan sekuensi fase secara gradual selama bayi
dan kanak-kanak. Proses belajar awal ini representasi neurologis atau objek dan
lingkungan. Ketika perkembangan neural ini terjadi, anak dapat memikirkan suatu
objek atau kejadian atau sederetan objek dan kejadian yang tidak hadir secara
fisik didepannya. Selama proses belajar awal anak harus berada dalam lingkungan
yang kaya, yang berisi berbagai macam pemandangan, suara, tekstur, bentuk objek
dan sebagainya. Semakin kompleks suatu lingkungan, semakin banyak yang
direpresentasikan dalam level neurologis.Semakin banyak yang direpresentasikan
di level neural, semakin besar kemampuan anak untuk berfikir. Menurut Hebb,
selama proses belajar awal mungkin terdapat prosesasosiasi tertentu. Hal yang
tampaknya penting untuk perkembangan kumpulan sel dan sekuensi fase adalah
prinsip kontinguitas dan frekuensi.Misalnya, sederetan kejadian lingkungan
sering terjadi, ia akan direpresentasikan secara neurologis sebagai sekuensi
fase.
Jenis belajar kedua, lebih dapat
dijelaskan dengan prinsip Gestalt ketimbang dengan prinsip
asosiasionistik.Setelah kumpulan sel dan sekuensi fase berkembang pada masa
kecil, proses belajar selanjutnya biasanya berupa penataan ulang. Dengan kata
lain, setelah blok bangunan terbentuk, blok itu dapat diatur kembali menjadi
berbagai macam bentuk. Hebb mengatakan bahwa karateristik fisik dan lingkungan
belajar adalah sangat penting. Untuk tugas dan siswa tertentu ada level
kewaspadaan atau kesiapan optimal yang membuat proses belajar menjadi efisien.
Karena level kesiapan ini dikontrol oleh stimulasi eksternal, maka level
stimulasi dalam lingkungan belajar akan menentukan seberapa proses belajar
berlangsung. Jika terlalu banyak stimulasi, proses belajar akan sulit. Jika
kekurangan stimulasi, proses belajar juga sulit. Yang diperlukan adalah level
stimulasi optimal untuk tugas siswa.
Belajar Otak Kiri, Otak Kanan.Fungsi
otak normal adalah saling terkait secara keseluruhan, mustahil untuk
menciptakan pengalaman pendidikan yang dikhususkan pada satu belahan otak saja.
Levy (1985) mengatakan : “Karena dua belahan otak tidak berfungsi secara
sendiri-sendiri, maka mustahil untuk medidik satu belahan otak saja pada otak
yang normal. Otak kanan akan mendapatkan pendidikan yang sama dengan otak kiri
dalam pelajaran sastra, dan otak kiri akan mendapatkan pendidikan yang sama
dengan otak kanan dalam pelajaran music dan melukis”.
Penerapan
Teori Belajar Hebb Dalam Pendidikan
Aplikasi
Pada Siswa
Selama proses pembelajaran awal,
sebuah lingkungan yang kaya akan stimulus akan menjadi sangat penting untuk
seorang anak, termasuk bermacam-macam objek penglihatan, suara tekstur, bentuk,
objek, dan yang lainnya. Semakin kompleks lingkungan, akan semakin banyak
terwakili dalam tingkat neurologis. Semakin banyak terwakili dalam neurologis,
semakin banyak anak tersebut berpikir.Hebb menyarankan agar anak-anak diberi
lingkungan dengan bermacam-macam stimulus atau varietas.
Sementara yang dominan dalam teori
Hebb berupa Synaptic transmisi dalam
sistem saraf kemudian ditemukan menjadi kimia modern buatan jaringan dgn saraf
Buatan jaringan dgn saraf Dgn saraf buatan sebuah jaringan, sering hanya
disebut "dgn saraf jaringan", adalah sebuah model matematika atau
komputer model berdasarkan biologi dgn saraf jaringan masih berdasarkan
transmisi sinyal listrik impulses melalui Hebbian teori.
Sebagai guru dan kepala sekolah di
Montreal dan di tahun kemudian di McGill University, dia menjadi guru yang
sangat efektif dan pengaruh yang besar pada pemikiran Ilmiah yang kemudian ia
siswa. Sebagai profesor di McGill, ia percaya bahwa motivasi bukan satu-satunya
yang menyebabkan siswa belajar, tetapi menciptakan kondisi yang diperlukan bagi
siswa di mana mereka untuk melakukan kajian dan penelitian. Hal ini dapat
melatih mereka untuk menulis, membantu mereka dalam memilih masalah untuk
belajar, dan bahkan membantu mereka tetap tidak bimbang, namun motivasi dan
semangat untuk penelitian dan belajar harus datang dari siswa itu sendiri. Ia
percaya bahwa siswa harus dievaluasi pada kemampuan mereka untuk berpikir dan
membuat daripada kemampuan mereka untuk menghfal dan mengulang ide
lama.Hebb menulis The Perilaku
Organisasi, Neuropsychological Teori, ia membantah buku yang menyatakan bahwa
satu-satunya cara untuk menjelaskan perilaku adalah dalam hal fungsi otak.
Evaluasi
Teori Hebb
Kontribusi terpenting Hebb adalah
demontrasi konseptualnya bahwa kita dapat mempelajari proses kognitif yang
lebih tinggi dengan menggunakan neuron atau synapse sebagai alat utama. Dalam
hal ini, pandangan Hebb berbeda dengan teori yang didasarkan pada hubungan S-R abstrak.
Prinsip belajar fundamental Hebb
hanya membutuhkan repetisi dan kontinguitas, dan ini didasarkan pada pemahaman
tentang yang sebenarnya dilakukan neuron. Seperti pada Tolman, Hebb melihat
perbedaan antara motivasi dan belajar, dan dia juga melihat kesulitan yang ada
dalam upaya pemisahan keduannya. Teori kewaspadaan dan konsep kewaspadaan
optimal tidak memecahkan problem ini, namun bisa memberi cara baru untuk
mengkonseptualisasikannya. Jadi dengan riset mengenai sifat kesiapan /
kewaspadaan, deprivasi sensoris, penguatan, dan rasa takut, Hebb member
pengaruh penting pada studi motivasi dan studi belajar.
Kritik
Hebb jelas bukan orang pertama yang
menemukan tempat proses belajar di otak dan
dalam beberapa, idenya mengenai formasi asosiasi antar area yang aktif
secara bersamaan adalah mirip dengan gagasan Plavo. Dia juga bukan orang
pertama yang menggunakan idenya tentang fungsi otak untuk berspekulasi tentang
proses kognitif yang lebih tinggi.
Kritik kedua berhubungan dengan
ketidakmauan Hebb untuk mengubah aspek dari teorinya berdasarkan temuan terbaru
neurosains. Akan tetapi perlu dicatat bahwa Hebb memperlakukan sistemnya
sebagai model spekulatif untuk teori, bukan untuk teori formal yang lengkap. Menarik
untuk dicatat, bahwa teori Pavlovian yang ditolak oleh Hebb ternyata mengandung
analisis eksitasi dan hambatan dalam fungsi otak.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Hebb yakin bahwa otak tidak bekerja
seperti papan penghubung yang komplek. Istilah teoritis utama Hebb adalah
kumpulan sel dan sekuensi fase. Menurut Hebb ada dua jenis belajar, yaitu yang
pertama adanya pembentukan kumpulan sel dan sekuensi fase secara pelan di awal
kehidupan. Yang kedua adalah jenis belajar yang lebih mendalam dan berwawasan yang
menjadi cirri kehidupan orang dewasa.
Teori kesiapan atau kewaspadaan
menyatakan bahwa petunjuk lingkungan memiliki dua fungsi, yaitu: satu fungsi
petunjuk yang menyampaikan informasi tentang lingkungan, dan yang kedua fungsi
kesiapan yang menstimulasi reticular activating system ( RAS ). Deprivasi
sensoris mengganggu pelaksanaan fungsi kognitif normal, karena ia mengacaukan
hubungan antara sirkuit neural dengan kejadian lingkungan.
Hebb percaya bahwa ada dua jenis
memori, yaitu memori jangka pendek dan memori jangka panjang. Karya teoritis
Hebb telah memicu banyak studi fenomena neurofisiologis. Meskipun riset yang
menggunakan paradigm neurofisiologis sering tersebar dan tidak terkait, riset
ini member kontribusi pada pemahaman kita tentang proses belajar.
Saran
Berdasarkan makalah di atas, penulis
dapat menyarankan bahwa selama proses pembelajaran awal, sebuah lingkungan yang
kaya akan stimulus akan menjadi sangat penting untuk seorang anak, termasuk
bermacam-macam objek penglihatan, suara tekstur, bentuk, objek, dan yang
lainnya.
Daftar Pustaka
Hargenhahn,
B. R dan Olson, Matthew H. (2008). Theories of Learning,
Edisi
Ketujuh Jakarta. Kencana Media Group.
No comments:
Post a Comment