PERILAKU
LATIHAN DAN KEDISIPLINAN
Dosen
Pengampu: Prof. Dr. Suharjana, M.Kes.
Oleh:
Joeni Afrizal
14711251048
IKOR B
ILMU
KEOLAHRAGAAN
PROGRAM
PASCASARJANA
UNIVERSITAS
NEGERI YOGYAKARTA
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Kehidupan social adalah kehidupan
yang penuh dengan nilai – nilai. Orang yang memiliki sifat disiplin terlihat
dari kesediaan untuk mereaksi dan bertindak terhadap nilai – nilai yang
berlaku, yaitu nilai – nilai yang tertuang dalam bentuk: ketentuan, tata
tertib, aturan, tatanan hidup, atau kaidah kaidah tertetu. Disiplin dalam
bidang olahaga ini harus dimiliki oleh setiap atlet yang bertujuan untuk
mencapai prestasi maksimal, dan disiplin tersebut dapat ditingakatkan menjadi
disiplin diri. Pendidikan sebagai suatu kegiatan pembinaan sikap dan mental
yang akan menentukan tingkah laku seseorang. Oleh karena itu untuk melestarikan
bentuk tingkah laku tersebut seorang pendidik harus mempertahankannya dengan
salah satu alat pendidikan yaitu kedisiplinan. Belajar dengan disiplin yang terarah dapat
menghindarkan diri dari rasa malas dan menimbulkan kegairahan siswa dalam
belajar, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan daya kemampuan belajar
siswa. Disiplin adalah kunci sukses dan keberhasilan. Dengan disiplin seseorang
menjadi yakin bahwa disiplin akan membawa manfaat yang dibuktikan dengan
tindakannya. Setelah berprilaku disiplin, seseorang akan dapat merasakan bahwa
disiplin itu pahit tetapi buahnya manis. Dari pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa disiplin
memberikan manfaat yang besar dalam diri seseorang.
Begitu juga dalam hal berolahraga, kita
mengamati lebih mendalam penampilan-penampilan para atlet, kepatuhan seorang atlet
sebenarnnya meliputi berbagai aspek yaitu dari berbagai bentuk, perkembangan
disiplin bagi atlet, menanamkan disiplin, bersikap obyektif mengenali diri
sendiri, dan juga mengenali diri sendiri. Dari bentuk-bentuk disiplin dan
pengendalian diri ini kita sebagai atlet bisa memahami lebih mendalamnnya. Sebagai
mahasiswa olahraga, kita harus mengetahui betapa pentingnya pengendalian diri
bagi diri kita. Sebab pengendalian diri atau disiplin yang tertanam dihati para
atlet bisa suatu dorongan semangatnnya kita melakukan latihan disaat stres yang
kita alami diluar yang bisa menenangkan hati dan pikiran agar berkonsentrasi
melakukan latihan.
Jadi salah satu faktor yang penting
dalam keberhasilan olahraga atau untuk mencapai prestasi para atlet harus
memiliki kedisiplinan sebagai peraturan diri selama proses pembelajaran,
sehingga akan mendapatkan hasil yang menjadi tujuannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Latihan ?
2. Apa Tujuan Utama Latihan ?
3. Apa Pengertian Kedisiplinan ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Latihan
Latihan
merupakan suatu proses yang dilakukan secara teratur guna mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Tujuan utama latihan dalam olahraga prestasi adalah untuk
mengembangkan kemampuan biomotorik ke standart yang paling tinggi, atau dalam
arti fisiologis atlet berusaha mencapai tujuan perbaikan sistem organisme dan
fungsinya untuk mengoptimalkan prestasi atau penampilan olahraganya. Berkaitan
dengan latihan Suharno HP. (1993: 1) dalam seri bahan penataran pelatih tingkat
muda/madya dikatakan, “Berlatih atau latihan ialah suatu proses penyempurnaan
kualitas atlet secara sadar untuk mencapai prestasi maksimal dengan diberi
beban latihan fisik dan mental secara teratur, terarah, bertahap, meningkat,
berkesinambungan dan berulang-ulang waktunya”. Menurut Sudjarwo (1993: 14)
bahwa, “Latihan adalah suatu proses yang sistematis secara berulang-ulang,
secara ajeg dengan selalu memberikan peningkatan beban latihan”. Hal senada
dikemukakan Andi Suhendro (1999: 3.4) berpendapat, “Latihan (training)
merupakan proses kerja yang sistematis dan dilakukan secara berulang-ulang
dengan beban latihan yang makin meningkat”. Pengertian latihan yang dikemukakan
tiga ahli tersebut pada prinsipnya mempunyai pengertian yang hampir sama,
sehingga dapat disimpulkan bahwa, latihan (training) merupakan proses kerja
atau berlatih yang sistematis dan kontinyu, dilakukan secara berulang-ulang
dengan beban latihan yang semakin meningkat. Latihan yang sistematis adalah
program latihan direncanakan secara matang, dilaksanakan sesuai jadwal menurut
pola yang telah ditetapkan, dan evaluasi sesuai dengan alat yang benar.
Penyajian materi harus dilakukan dari materi yang paling mudah ke arah materi
yang paling sukar, dari materi yang sederhana mengarah kepada materi yang
paling kompleks. Latihan harus dilakukan secara berulang-ulang, maksudnya
latihan harus dilakukan menimal tiga kali dalam seminggu. Dengan pengulangan
ini diharapkan gerakan yang pada saat awal latihan dirasakan sukar dilakukan,
pada tahap-tahap berikutnya akan menjadi lebih mudah dilakukan. Beban latihan
harus meningkat maksudnya, penambahan jumlah beban latihan harus dilakukan
secara periodik, sesuai dengan prinsip-prinsip latihan, dan tidak harus
dilakukan pada stiap kali latihan, namun tambahan beban harus segara dilakukan
ketika atlet merasakan latihan yang dilaksanakan terasa ringan.
Berdasarkan
uraian di atas,
maka dapat disimpulkan
bahwa latihan adalah suatu proses
kegiatan olahraga yang dilakukan secara sadar, sistematis, bertahap dan
berulang ulang, dengan waktu yang relatif lama, untuk mencapai tujuan akhir
dari suatu penampilan
yaitu peningkatan prestasi
yang optimal.
1. Tujuan utama latihan adalah untuk meningkatkan
ketrampilan dan prestasi semaksimal mungkin. Untuk mencapai keberhasilan ada
empat aspek utama yang harus dilatih secara seksama yaitu :
a. Aspek Fisik : latihan fisik adalah
latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kondisi fisik, yaitu faktor yang amat
penting bagi setiap atlet. Tanpa kondisi fisik yang baik tidak akan dapat
mengikuti latihan, apalagi pertandingan dengan sempurna.
b. Latihan Teknik : latihan teknik
bertujuan untuk mempermahir penguasaan ketrampilan gerak dalam suatu cabang
olahraga, seperti misalnya teknik menendang, melempar, menangkap, menggiring
bola, mengumpan dalam bolavoli, smash, menarik busur, teknik start, lari dan sebagainya. Penguasaan
ketrampilan dsri teknik dasar amatlah penting karena menentukan kemahiran
melakukan seluruh gerak dalam suatu cabang olahraga.
c. Latihan Taktik : latihan taktik
bertujuan untuk mengembangkan dan menumbuhkan kemampuan daya tafsir pada atlet
ketika melaksanakan kegiatan olahraga yang bersangkutan. Yang dilatih ialah
pola-pola permainan, strategi dan taktik pertahanan dan penyerangan. Latihan
taktik akan bisa berjalan mulus apabila teknik dasar sudah dikuasai dengan baik
dan atlet mempunyai kecerdasan yang baik pula.
d. Latihan Mental : latihan mental sama
penting dengan ketiga tersebut di atas. Sebab betapa sempurna pun perkembangan
fisik, teknik dan taktik atlet apabila mentalnya tidak turut berkembang,
prestasi tinggi tidak mungkin akan dapat dicapai. Latihan mental adalah latihan
yang lebih banyak menekankan pada perkembangan kedewasaan (maturitas) serta
emosional atlet, seperti semangat bertanding, sikap pantang menyerah,
keseimbangan emosi terutama bila dalam situasi stress, fair play, percaya diri,
kejujuran, kerjasama, serta sifat-sifat positif lainnya. Kesalahan umum yang
terjadi banyak pelatih mengabaikan dan kurang perhatian aspek psikologis yang
amat penting, karena selalu hanya menekankan pada latihan penguasaan fisik,
teknik dan taktik serta ketrampilan yang sempurna.
Keempat
aspek tersebut diatas harus diajarkan secara serempak dan tidak satupun boleh diabaikan. Keempat aspek tersebut juga
harus dilatih dengan metode yang benar agar setiap aspek dapat berkembang
semaksimal mungkin sehingga memungkinkan tercapainya peningkatan prestasi. Oleh
karena itu, cara melatihnya harus mengacu pada definisi latihan.
2. Alasan untuk latihan :
a. Kontrol berat badan
b. Mengurangi resiko penyakit
kardiovaskuler
c. Pengurangan stress dan depresi
d. Bersosialisasi
3. Alasan untuk tidak latihan atau
berolahraga :
a. Kekurangan waktu
b. Kekurangan energi
c. Kekurangan motivasi
B. Pengertian Disiplin
Disiplin mempunyai makna yang
luas dan berbeda –beda, oleh karena itu disiplin mempunyai berbagai macam
pengertian. Pengertian tentang disiplin telah banyak didefinisikan dalam
berbagai versi oleh para ahli. Ahli yang satu mempunyai batasan lainapabila
dibandingkan dengan ahli lainnya. Definisi pertama yang berhubungan dengan disiplin
diantaranya seperti yang dikemukakan oleh Andi Rasdiyanah (1995 : 28) yaitu kepatuhan
untuk menghormati dan melaksanakan suatu system yang mengharuskanorang untuk
tunduk pada keputusan, perintah atau peraturan yang berlaku. Dengan kata lain,
disiplin adalah kepatuhan mentaati peraturan dan ketentuan yang telah
ditetapkan. Sedangkan Depdiknas (1992 : 3) disiplin adalah : “Tingkat
konsistensi dankonsekuen seseorang terhadap suatu komitmen atau kesepakatan bersama
yangberhubungan dengan tujuan yang akan dicapai waktu dan proses pelaksanaan
suatu kegiatan”. Seirama dengan pendapat tersebut diatas, (Sudibyo, 1989)
Disiplin padahakekatnya adalah taat dan rasa tanggung jawab untuk tidak
melanggar ketentuan, tatatertib dan nilai-nilai yang dianggap baik oleh
masayarakat. Dari berbagai macam pendapat tentang definisi disiplin diatas,
dapat saya simpulkan bahwa disiplin itu mengandung dua makna yaitu patuh waktu
dan juga peraturan atau tata tertib. Jadi Disiplin dalam latihan olahraga,
berarti taat dan tanggung jawab terhadap ketentuan, tata tertib, program
latihan, atau nilai-nilaiyang berlaku dalam pertandingan.
Menurut Sudibyo setyobroto (1993) ada
dua disiplin, yaitu disiplin semua dan disiplin diri (self discipline)
Disiplin Semua
-
Disiplin yang dilakukan atlet dalam salah satu kegiatan
hanya karena terpaksa, takut dihukum, hanya karena diperintah dan tanpa
disertai kesadara, akan dapat menimbulkan “disiplin semua”. Disiplin semua
adalah sikap atlet yang tampaknya selalu
patuh dan menurut perintah, tetapi karena tidak disertai kesendian
psikologis dan tidak disertai kesadaran untuk melakukan perintah-perintah.
Disiplin Diri
-
Disiplin yang ditanamkan atas dasar kesadaran dapat
menumbuhankan disiplin diri atau self discipline. Disini atlet apabila
dikembangkan lebih lanjutkan menimbulkan pemahaman dan kesadaran yang lebih
mendalam untuk mematuhi segala nilai-nilai, norma-norma dan kaidah-kaidah yang
berlaku. Jadi atlet yang memiliki disiplin diri sendiri sudah memiliki
kesadaran untuk melatih sendri
1. Konsep
Dasar Disiplin dan Penguasaan Diri
Disiplin pada hakekatnya adalah taat
dan rasa tanggung jawab untuk tidak melanggar ketentuan, tata tertib dan
nilai-nilai yang dianggap baik oleh masayarakat (Sudibyo, 1989). Disiplin dalam
olahraga, berarti taat dan tanggungjawab terhadap ketentuan, tata tertib,
program latihan, peraturan pertandingan, dan nilai-nilai yang berlaku dalam
pertandingan.
Beberapa indikator bahwa atlet
memiliki penguasaan diri (self control), diantranya:
- atlet mampu melakukan sesuatu dengan baik dala
mpertandingan besar seperti yang atlet lakukan dalam pertandingan biasa
- atlet mampu kembali bergairah dan termotivasi setelah
mengalami kekalahan atau mendapat hukuman
- atlet mampu mengotrol tabiat yanga didorong emosi, selalu
bertindak positif dan dewasa terhadap pelatih dan teman anggota tim
- atlet mampu menghadapi ketegangan dengan tidak melakukan
sikap-sikap dan tindakan negatif dalam bermain
- atlet selalu tenang dan penuh percaya diri dalam situasi
tertekan.
2. Jenis-
jenis Disiplin
Disiplin dapat dikategorikan menjadi
dua kategori yaitu, disiplin semu dan disiplin diri. Disiplin bukan sikap yang
diabawa sejak lahir, meskipun sifat-sifat kepribadian sejak lahir turut
menentukan.
3. Perkembangan Disiplin
Perkembangan disiplin mengandung
kepatuhan / ketaatan pada nilai-nilai, harus dimulai sejak masa kanak-kanak,
artinya disiplin harus dipelajari sejak dini. Karena disiplin banyak
dipengaruhi oleh pengalaman sekitar khususnya pengaruh pendidikan. Oleh karena
itu, perkembangan disiplin harus diperhatikan sejak kanak-kanak. Pengetahuan
tentang baik dan buruk, betul dan salah, perbuatan terhormat dan tercela, merupakan
sendi penanaman disiplin, terutama bagaimana seseorang bersikap dalam
menghadapi hal tersebut. Penanaman disiplin harus dilakukan terus-menerus,
karena disiplin seperti sikap manusia yang selalu berubah-ubah dan dapat
dipengaruhi.
3. Teknik menanamkan disiplin
Pelatih dan Pembina dalam menanamkan
disiplin atletnya memegang peranan yang sangat penting dalam mencapai prestasi
maksimal. Pelatih mempunyai kebebasan dan bertanggungjawab untuk menetapkan
mana yang baik bagi tim. Pelatih tidak mengabaikan kebebasan atlet, bebas untuk
menerima atau menolak. Hal inilah yang merupakan penilaian terhadap profesi
pelatih.
4. Teknik-teknik menanamkan disiplin
Teknik menanamkan disiplin adalah
tanamkan kepatuhan yang didasarkan pada pemahaman dan kesadaran, rasa
tanggungjawab, kesanggupan menguasai diri, dan mengutamakan kepentingan orang
lain. Menanamkan disiplin tidak harus dengan otoriter ataupun tindakan
kekerasan.
5. Petunjuk praktis dalam menanamkan
disiplin
Petunjuk praktis yang harus
diperhatikan dalam menanamkan disiplin, yaitu:
- usaha preventif lebih baik
daripada memperbaiki yang kurang disiplin
- membuat acara yang padat yang
menarik minat atlet
- memberikan pujian dan pengahargaan
terhadap atlet yang disiplin
- memperhatikan perbedaan individual
untuk memberikAn perlakuan yang tepat
- usahakan tidak memberikan hukuman
kepada atlet yang sensitif
- memperhatikan perasaan anggota tim
pada waktu memberikan perhatian terhadap salah satu anggota tim
- hindarkan perbedaan pendapat atau
pertentangan antara pelatih dan atlet
- setelah melakukan hukuman harus
segera bertindak normal kepada atlet yang melakukan kesalahan
- jangan menghukum seluruh pemain
apabila kesalahan hanya dilakukan oleh salah satu pemain.
Disiplin ada hubungannya dengan
sikap penuh rasa tanggung jawab, karena atlet yang disiplin cenderung untuk
menepati, mendukung dan mempertahankan nilai-nilai yang diantutnya. Rasa
tanggung jawab untuk memenuhi dan mematuhi dan mematuhi nilai-nilai tersebut
akan berkembang menjadi sikap dan berdampak panjang terhadap kehidupan
sehari-hari. Dengan demikian, melalui program olahraga dilingkungan pesantren
atau di masyarakata merupakan program investasi menyeluruh yang akan berdampak
panjang hinggan manusia itu dewasa.
BAB III
PENUTUP
Disiplin bukan sikap yang dibawa
sejak lahir, meskipun sifat-sifat kepribadian sejak lahir juga akan ikut
menentukan. Disiplin latihan merupakan salah satu aspek psikologis yang sangat
penting bagi atlet. Disiplin seseorang terlihat dari kesediaan untuk mereaksi
dan bertindak terhadap nilai-nilai yang berlaku. Disiplin latihan atlet adalah
kesadaran dan ketaatan atlet terhadap ketentuan-ketentuan dan norma-norma yang
berlaku dalam lingkungan latihan. Sikap disiplin dalam latihan olahraga sangat
penting karena sikap ini menjadi wujud pengendalian diri , sehingga seorang
atlet akan bertanggung jawab dengan setiap perilakunya. Seorang atlet akan
sulit berkembang tanpa kedisiplinan meskipun mempunyai kualitas dan bakat yang
baik. Kemudian karena banyak hal bertentangan batin antara mengutamakan
kepentingan pribadi atau lebih mengutamakan kepentingan umum, merupakan
tatangan terhadap kuat-lemahnya kedisiplinan. Oleh karena itu sebagai seorang
atlet bisa memiliki disiplin dan pengendalian diri baik dalam olahraga maupun
dalam bermasyarakat. Penanaman disiplin harus dilandasi pengertian pokok
mengenai pengendalian diri dan disiplin, yang intinnya menanamkan kepatuhan yang
didasarkan atas pemahaman dan kesadaran, serta tanggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas.
(2001). Kamus besar bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka
Andi
Rasdiyanah (1995 : 28) Kajian Psikologi Olahraga dari
Perspektif Disiplin Keilmuan. Jakarta: Kemenegpora.
Setyobroto, Sudibyo. 1989. Psikologi Olahraga. Copyright.
http://pembelajaranumum.blogspot.com/2009/08/disiplin-dan-kontrol-diri-dalam.html
No comments:
Post a Comment