Sponsor

Saturday, 2 May 2015

PERILAKU LATIHAN DAN KEDISIPLINAN


PERILAKU LATIHAN DAN KEDISIPLINAN

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Suharjana, M.Kes.

Oleh:

Joeni Afrizal
14711251048

IKOR B
  
ILMU KEOLAHRAGAAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Kehidupan social adalah kehidupan yang penuh dengan nilai – nilai. Orang yang memiliki sifat disiplin terlihat dari kesediaan untuk mereaksi dan bertindak terhadap nilai – nilai yang berlaku, yaitu nilai – nilai yang tertuang dalam bentuk: ketentuan, tata tertib, aturan, tatanan hidup, atau kaidah kaidah tertetu. Disiplin dalam bidang olahaga ini harus dimiliki oleh setiap atlet yang bertujuan untuk mencapai prestasi maksimal, dan disiplin tersebut dapat ditingakatkan menjadi disiplin diri. Pendidikan sebagai suatu kegiatan pembinaan sikap dan mental yang akan menentukan tingkah laku seseorang. Oleh karena itu untuk melestarikan bentuk tingkah laku tersebut seorang pendidik harus mempertahankannya dengan salah satu alat pendidikan yaitu kedisiplinan.  Belajar dengan disiplin yang terarah dapat menghindarkan diri dari rasa malas dan menimbulkan kegairahan siswa dalam belajar, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan daya kemampuan belajar siswa. Disiplin adalah kunci sukses dan keberhasilan. Dengan disiplin seseorang menjadi yakin bahwa disiplin akan membawa manfaat yang dibuktikan dengan tindakannya. Setelah berprilaku disiplin, seseorang akan dapat merasakan bahwa disiplin itu pahit tetapi buahnya manis. Dari pernyataan tersebut  dapat ditarik kesimpulan bahwa disiplin memberikan manfaat yang besar dalam diri seseorang.
          Begitu juga dalam hal berolahraga, kita mengamati lebih mendalam penampilan-penampilan para atlet, kepatuhan seorang atlet sebenarnnya meliputi berbagai aspek yaitu dari berbagai bentuk, perkembangan disiplin bagi atlet, menanamkan disiplin, bersikap obyektif mengenali diri sendiri, dan juga mengenali diri sendiri. Dari bentuk-bentuk disiplin dan pengendalian diri ini kita sebagai atlet bisa memahami lebih mendalamnnya. Sebagai mahasiswa olahraga, kita harus mengetahui betapa pentingnya pengendalian diri bagi diri kita. Sebab pengendalian diri atau disiplin yang tertanam dihati para atlet bisa suatu dorongan semangatnnya kita melakukan latihan disaat stres yang kita alami diluar yang bisa menenangkan hati dan pikiran agar berkonsentrasi melakukan latihan.
Jadi salah satu faktor yang penting dalam keberhasilan olahraga atau untuk mencapai prestasi para atlet harus memiliki kedisiplinan sebagai peraturan diri selama proses pembelajaran, sehingga akan mendapatkan hasil yang menjadi tujuannya.



B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari Latihan ?
2.      Apa Tujuan Utama Latihan ?
3.      Apa Pengertian Kedisiplinan ?



BAB II
PEMBAHASAN


A.      Pengertian Latihan
          Latihan merupakan suatu proses yang dilakukan secara teratur guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan utama latihan dalam olahraga prestasi adalah untuk mengembangkan kemampuan biomotorik ke standart yang paling tinggi, atau dalam arti fisiologis atlet berusaha mencapai tujuan perbaikan sistem organisme dan fungsinya untuk mengoptimalkan prestasi atau penampilan olahraganya. Berkaitan dengan latihan Suharno HP. (1993: 1) dalam seri bahan penataran pelatih tingkat muda/madya dikatakan, “Berlatih atau latihan ialah suatu proses penyempurnaan kualitas atlet secara sadar untuk mencapai prestasi maksimal dengan diberi beban latihan fisik dan mental secara teratur, terarah, bertahap, meningkat, berkesinambungan dan berulang-ulang waktunya”. Menurut Sudjarwo (1993: 14) bahwa, “Latihan adalah suatu proses yang sistematis secara berulang-ulang, secara ajeg dengan selalu memberikan peningkatan beban latihan”. Hal senada dikemukakan Andi Suhendro (1999: 3.4) berpendapat, “Latihan (training) merupakan proses kerja yang sistematis dan dilakukan secara berulang-ulang dengan beban latihan yang makin meningkat”. Pengertian latihan yang dikemukakan tiga ahli tersebut pada prinsipnya mempunyai pengertian yang hampir sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa, latihan (training) merupakan proses kerja atau berlatih yang sistematis dan kontinyu, dilakukan secara berulang-ulang dengan beban latihan yang semakin meningkat. Latihan yang sistematis adalah program latihan direncanakan secara matang, dilaksanakan sesuai jadwal menurut pola yang telah ditetapkan, dan evaluasi sesuai dengan alat yang benar. Penyajian materi harus dilakukan dari materi yang paling mudah ke arah materi yang paling sukar, dari materi yang sederhana mengarah kepada materi yang paling kompleks. Latihan harus dilakukan secara berulang-ulang, maksudnya latihan harus dilakukan menimal tiga kali dalam seminggu. Dengan pengulangan ini diharapkan gerakan yang pada saat awal latihan dirasakan sukar dilakukan, pada tahap-tahap berikutnya akan menjadi lebih mudah dilakukan. Beban latihan harus meningkat maksudnya, penambahan jumlah beban latihan harus dilakukan secara periodik, sesuai dengan prinsip-prinsip latihan, dan tidak harus dilakukan pada stiap kali latihan, namun tambahan beban harus segara dilakukan ketika atlet merasakan latihan yang dilaksanakan terasa ringan.

Berdasarkan  uraian  di  atas,  maka  dapat  disimpulkan  bahwa  latihan adalah suatu proses kegiatan olahraga yang dilakukan secara sadar, sistematis, bertahap dan berulang ulang, dengan waktu yang relatif lama, untuk mencapai tujuan  akhir  dari  suatu  penampilan  yaitu  peningkatan  prestasi  yang  optimal.

1.     Tujuan utama latihan adalah untuk meningkatkan ketrampilan dan prestasi semaksimal mungkin. Untuk mencapai keberhasilan ada empat aspek utama yang harus dilatih secara seksama yaitu :
a.       Aspek Fisik : latihan fisik adalah latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kondisi fisik, yaitu faktor yang amat penting bagi setiap atlet. Tanpa kondisi fisik yang baik tidak akan dapat mengikuti latihan, apalagi pertandingan dengan sempurna.
b.      Latihan Teknik : latihan teknik bertujuan untuk mempermahir penguasaan ketrampilan gerak dalam suatu cabang olahraga, seperti misalnya teknik menendang, melempar, menangkap, menggiring bola, mengumpan dalam bolavoli, smash, menarik busur,  teknik start, lari dan sebagainya. Penguasaan ketrampilan dsri teknik dasar amatlah penting karena menentukan kemahiran melakukan seluruh gerak dalam suatu cabang olahraga.
c.       Latihan Taktik : latihan taktik bertujuan untuk mengembangkan dan menumbuhkan kemampuan daya tafsir pada atlet ketika melaksanakan kegiatan olahraga yang bersangkutan. Yang dilatih ialah pola-pola permainan, strategi dan taktik pertahanan dan penyerangan. Latihan taktik akan bisa berjalan mulus apabila teknik dasar sudah dikuasai dengan baik dan atlet mempunyai kecerdasan yang baik pula.
d.      Latihan Mental : latihan mental sama penting dengan ketiga tersebut di atas. Sebab betapa sempurna pun perkembangan fisik, teknik dan taktik atlet apabila mentalnya tidak turut berkembang, prestasi tinggi tidak mungkin akan dapat dicapai. Latihan mental adalah latihan yang lebih banyak menekankan pada perkembangan kedewasaan (maturitas) serta emosional atlet, seperti semangat bertanding, sikap pantang menyerah, keseimbangan emosi terutama bila dalam situasi stress, fair play, percaya diri, kejujuran, kerjasama, serta sifat-sifat positif lainnya. Kesalahan umum yang terjadi banyak pelatih mengabaikan dan kurang perhatian aspek psikologis yang amat penting, karena selalu hanya menekankan pada latihan penguasaan fisik, teknik dan taktik serta ketrampilan yang sempurna.
Keempat aspek tersebut diatas harus diajarkan secara serempak dan tidak satupun  boleh diabaikan. Keempat aspek tersebut juga harus dilatih dengan metode yang benar agar setiap aspek dapat berkembang semaksimal mungkin sehingga memungkinkan tercapainya peningkatan prestasi. Oleh karena itu, cara melatihnya harus mengacu pada definisi latihan.

2.    Alasan untuk latihan :
a.       Kontrol berat badan
b.      Mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler
c.       Pengurangan stress dan depresi
d.      Bersosialisasi

3.    Alasan untuk tidak latihan atau berolahraga :
a.       Kekurangan waktu
b.      Kekurangan energi
c.       Kekurangan motivasi

B.       Pengertian Disiplin
                  Disiplin mempunyai makna yang luas dan berbeda –beda, oleh karena itu disiplin mempunyai berbagai macam pengertian. Pengertian tentang disiplin telah banyak didefinisikan dalam berbagai versi oleh para ahli. Ahli yang satu mempunyai batasan lainapabila dibandingkan dengan ahli lainnya. Definisi pertama yang berhubungan dengan disiplin diantaranya seperti yang dikemukakan oleh Andi Rasdiyanah (1995 : 28) yaitu kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu system yang mengharuskanorang untuk tunduk pada keputusan, perintah atau peraturan yang berlaku. Dengan kata lain, disiplin adalah kepatuhan mentaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan. Sedangkan Depdiknas (1992 : 3) disiplin adalah : “Tingkat konsistensi dankonsekuen seseorang terhadap suatu komitmen atau kesepakatan bersama yangberhubungan dengan tujuan yang akan dicapai waktu dan proses pelaksanaan suatu kegiatan”. Seirama dengan pendapat tersebut diatas, (Sudibyo, 1989) Disiplin padahakekatnya adalah taat dan rasa tanggung jawab untuk tidak melanggar ketentuan, tatatertib dan nilai-nilai yang dianggap baik oleh masayarakat. Dari berbagai macam pendapat tentang definisi disiplin diatas, dapat saya simpulkan bahwa disiplin itu mengandung dua makna yaitu patuh waktu dan juga peraturan atau tata tertib. Jadi Disiplin dalam latihan olahraga, berarti taat dan tanggung jawab terhadap ketentuan, tata tertib, program latihan, atau nilai-nilaiyang berlaku dalam pertandingan.

         Menurut Sudibyo setyobroto (1993) ada dua disiplin, yaitu disiplin semua dan disiplin diri (self discipline)
          Disiplin Semua
-          Disiplin yang dilakukan atlet dalam salah satu kegiatan hanya karena terpaksa, takut dihukum, hanya karena diperintah dan tanpa disertai kesadara, akan dapat menimbulkan “disiplin semua”. Disiplin semua adalah sikap atlet yang tampaknya selalu  patuh dan menurut perintah, tetapi karena tidak disertai kesendian psikologis dan tidak disertai kesadaran untuk melakukan perintah-perintah.
          Disiplin Diri
-          Disiplin yang ditanamkan atas dasar kesadaran dapat menumbuhankan disiplin diri atau self discipline. Disini atlet apabila dikembangkan lebih lanjutkan menimbulkan pemahaman dan kesadaran yang lebih mendalam untuk mematuhi segala nilai-nilai, norma-norma dan kaidah-kaidah yang berlaku. Jadi atlet yang memiliki disiplin diri sendiri sudah memiliki kesadaran untuk melatih sendri 


1.         Konsep Dasar Disiplin dan Penguasaan Diri
          Disiplin pada hakekatnya adalah taat dan rasa tanggung jawab untuk tidak melanggar ketentuan, tata tertib dan nilai-nilai yang dianggap baik oleh masayarakat (Sudibyo, 1989). Disiplin dalam olahraga, berarti taat dan tanggungjawab terhadap ketentuan, tata tertib, program latihan, peraturan pertandingan, dan nilai-nilai yang berlaku dalam pertandingan.
         Beberapa indikator bahwa atlet memiliki penguasaan diri (self control), diantranya:
- atlet mampu melakukan sesuatu dengan baik dala mpertandingan besar seperti yang atlet lakukan dalam pertandingan biasa
- atlet mampu kembali bergairah dan termotivasi setelah mengalami kekalahan atau mendapat hukuman
- atlet mampu mengotrol tabiat yanga didorong emosi, selalu bertindak positif dan dewasa terhadap pelatih dan teman anggota tim
- atlet mampu menghadapi ketegangan dengan tidak melakukan sikap-sikap dan tindakan negatif dalam bermain
- atlet selalu tenang dan penuh percaya diri dalam situasi tertekan.

2.        Jenis- jenis Disiplin
          Disiplin dapat dikategorikan menjadi dua kategori yaitu, disiplin semu dan disiplin diri. Disiplin bukan sikap yang diabawa sejak lahir, meskipun sifat-sifat kepribadian sejak lahir turut menentukan.

3.      Perkembangan Disiplin
          Perkembangan disiplin mengandung kepatuhan / ketaatan pada nilai-nilai, harus dimulai sejak masa kanak-kanak, artinya disiplin harus dipelajari sejak dini. Karena disiplin banyak dipengaruhi oleh pengalaman sekitar khususnya pengaruh pendidikan. Oleh karena itu, perkembangan disiplin harus diperhatikan sejak kanak-kanak. Pengetahuan tentang baik dan buruk, betul dan salah, perbuatan terhormat dan tercela, merupakan sendi penanaman disiplin, terutama bagaimana seseorang bersikap dalam menghadapi hal tersebut. Penanaman disiplin harus dilakukan terus-menerus, karena disiplin seperti sikap manusia yang selalu berubah-ubah dan dapat dipengaruhi.

3.       Teknik menanamkan disiplin
         Pelatih dan Pembina dalam menanamkan disiplin atletnya memegang peranan yang sangat penting dalam mencapai prestasi maksimal. Pelatih mempunyai kebebasan dan bertanggungjawab untuk menetapkan mana yang baik bagi tim. Pelatih tidak mengabaikan kebebasan atlet, bebas untuk menerima atau menolak. Hal inilah yang merupakan penilaian terhadap profesi pelatih.

4.       Teknik-teknik menanamkan disiplin
         Teknik menanamkan disiplin adalah tanamkan kepatuhan yang didasarkan pada pemahaman dan kesadaran, rasa tanggungjawab, kesanggupan menguasai diri, dan mengutamakan kepentingan orang lain. Menanamkan disiplin tidak harus dengan otoriter ataupun tindakan kekerasan.

5.      Petunjuk praktis dalam menanamkan disiplin
Petunjuk praktis yang harus diperhatikan dalam menanamkan disiplin, yaitu:
- usaha preventif lebih baik daripada memperbaiki yang kurang disiplin
- membuat acara yang padat yang menarik minat atlet
- memberikan pujian dan pengahargaan terhadap atlet yang disiplin
- memperhatikan perbedaan individual untuk memberikAn perlakuan yang tepat
- usahakan tidak memberikan hukuman kepada atlet yang sensitif
- memperhatikan perasaan anggota tim pada waktu memberikan perhatian terhadap salah satu anggota tim
- hindarkan perbedaan pendapat atau pertentangan antara pelatih dan atlet
- setelah melakukan hukuman harus segera bertindak normal kepada atlet yang melakukan kesalahan
- jangan menghukum seluruh pemain apabila kesalahan hanya dilakukan oleh salah satu pemain.
Disiplin ada hubungannya dengan sikap penuh rasa tanggung jawab, karena atlet yang disiplin cenderung untuk menepati, mendukung dan mempertahankan nilai-nilai yang diantutnya. Rasa tanggung jawab untuk memenuhi dan mematuhi dan mematuhi nilai-nilai tersebut akan berkembang menjadi sikap dan berdampak panjang terhadap kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, melalui program olahraga dilingkungan pesantren atau di masyarakata merupakan program investasi menyeluruh yang akan berdampak panjang hinggan manusia itu dewasa.







BAB III
PENUTUP

                Disiplin bukan sikap yang dibawa sejak lahir, meskipun sifat-sifat kepribadian sejak lahir juga akan ikut menentukan. Disiplin latihan merupakan salah satu aspek psikologis yang sangat penting bagi atlet. Disiplin seseorang terlihat dari kesediaan untuk mereaksi dan bertindak terhadap nilai-nilai yang berlaku. Disiplin latihan atlet adalah kesadaran dan ketaatan atlet terhadap ketentuan-ketentuan dan norma-norma yang berlaku dalam lingkungan latihan. Sikap disiplin dalam latihan olahraga sangat penting karena sikap ini menjadi wujud pengendalian diri , sehingga seorang atlet akan bertanggung jawab dengan setiap perilakunya. Seorang atlet akan sulit berkembang tanpa kedisiplinan meskipun mempunyai kualitas dan bakat yang baik. Kemudian karena banyak hal bertentangan batin antara mengutamakan kepentingan pribadi atau lebih mengutamakan kepentingan umum, merupakan tatangan terhadap kuat-lemahnya kedisiplinan. Oleh karena itu sebagai seorang atlet bisa memiliki disiplin dan pengendalian diri baik dalam olahraga maupun dalam bermasyarakat. Penanaman disiplin harus dilandasi pengertian pokok mengenai pengendalian diri dan disiplin, yang intinnya menanamkan kepatuhan yang didasarkan atas pemahaman dan kesadaran, serta tanggung jawab.












DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2001). Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Andi Rasdiyanah (1995 : 28) Kajian Psikologi Olahraga dari Perspektif Disiplin Keilmuan. Jakarta: Kemenegpora.
Setyobroto, Sudibyo. 1989. Psikologi Olahraga. Copyright.

http://pembelajaranumum.blogspot.com/2009/08/disiplin-dan-kontrol-diri-dalam.html

No comments:

Post a Comment