BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Terlaksanaanya
pembelajaran pendidikan jasmani
untuk mencapai sasaran yang diinginkan,
guru harus merancang proses pembelajaran secara efektif. Makin efektif guru di dalam mengajar, maka
kondisi di dalam kelas akan lebih mencapai sasaran pembelajaran. Namun, itu
semua tidak lepas dari peran guru sebagai pendidik untuk meningkatkan motivasi
dan minat siswa dengan pembelajaran yang lebih menarik, sehingga siswa mampu
menumbuhkan gairah belajar secara aktif. Teknik
tolak peluru gaya membelakangi (O’Brien) atau sering disebut juga gaya tolak
punggung merupakan gaya tolak peluru yang banyak dilakukan oleh atlit,
karena tolak peluru gaya membelakangi (O’Brien) lebih menguntungkan
dibandingkan dengan gaya ortodoks. Keuntungan dari gaya O’Brien adalah jalur awalan lebih
panjang sehingga menambah kecepatan awalan, hal ini dapat menjadikan daya
luncur peluru lebih cepat dan ini berarti kemungkinan jarak tempuh akan semakin
jauh.
Menurut Bakhrul
Ulum ( 2013: 16-17) Saputra (2001: 1) “atletik
yang berarti cabang olahraga yang meliputi jalan, lari, lompat dan lempar”.
Di dalam nomor lempar ada beberapa macam ketrampilan yang diajarkan di
sekolah-sekolah, yang seperti: 1) lempar lembing, 2) tolak peluru. 3) lempar cakram dan 4) lontar martil. Dari keempat nomor lempar
tersebut yang akan dibahas lebih lanjut adalah pada nomor tolak peluru. Saputra
(2001 : 73) menyatakan “bahwa tolak peluru merupakan salah satu jenis
ketrampilan menolakkan benda berupa peluru sejauh mungkin”. Tujuan tolak peluru
adalah untuk mencapai jarak tolakan yang sejauh-jauhnya. Dalam ketrampilan
tolak peluru, ada dua cara awalan yang dapat dilakukan, yaitu awalan menyamping
dan awalan membelakangi (Gaya O’Brien). Dari kedua awalan tersebut
yang akan dibahas lebih lanjut adalah pada tolak peluru awalan membelakangi
(Gaya O’Brien).Menurut pendapat Yudha
Saputra (2001: 73) bahwa. Tolak peluru awalan membelakangi (Gaya O’Brien) merupakan salah satu awalan
dalam tolak peluru.Disebut awalan membelakangi karena awalan yang dilakukan
dengan membelakangi arah tolakan. Awalan ini yang
menghasilkan tolakan paling jauh dibanding awalan lainnya.Karakteristik gerak
dasar dalam tolak peluru awalan membelakangi (Gaya O’Brien) meliputi tahap
memegang peluru, tahap meluncur, tahap menolak peluru, tahap gerakan kembali ke
posisi biasa.
B.
Rumusan Masalah
Dalam
makalah saya yang berjudul analisis gerak cabang olahraga Tolak Peluru Gaya O’Brienakan menjelaskan beberapa point
yang diantaranya adalah
1.
Bagaimana
tahapn awal, pelaksanaan, dan akhir yang benar saat melakukan Peluru Gaya O’Brien?
2.
Bagaimana
analisis biomekanik gerak Tolak Peluru Gaya O’Brien?
3.
Apa saja
jenis-jenis otot dan persendian yang berperan pada Tolak Peluru Gaya O’Brien?
C.
Tujuan
Masalah
Pembuatan
makalah analisis gerak dalam cabang olahraga Tolak Peluru Gaya O’Brien
mempunyai banyak tujuan, diantaranya:
1.
kita dituntut
untuk dapat menganalisis suatu gerakan-gerakan yang terjadi saat melakukan
olahraga tolak peluru dengan gaya O’Brien atau dengan membelakangi sector.
2.
Mahasiswa
program studi penjaskes harus dapat memahami ranah studi dari ilmu gerak ini
atau yang biasa disebut Kinesiologi.
3.
Dapat
menganalisis kegunaan sikap dasar, bidang gerak, pelaksanaan gerak persendian,
dapat menyebutkan dengan benar tiga macam mesin sederhana yang ada di dalam
tubuh manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tolak Peluru
Tolak
peluru merupakan salah satu nomor perlombaan atletik. Nomor ini diperlombakan
untuk kategori pria dan wanita. Berat peluru untuk kategori wanita adalah 4
kilogram dan untuk kategori pria 7,26 kilogram. Peluru terbuat dari besi keras,
kuningan atau logam lain dan tidak boleh lebih lunak dari kuningan, atau kulit
metal yang keras diisi dengan timah atau materil lain. Dalam perlombaan tolak
peluru, gerakan-gerakan atlit dalam usahanya untuk melaksanakan tolakan harus
dilakukan di dalam sebuah lapangan yang dibatasi oleh sebuah lingkaran dengan
garis tengah 2,135 m. Peluru harus jatuh di dalam sebuah sektor yang dibatasi
oleh dua garis lurus yang ditarik dari pusat lingkaran ke ujung-ujung busur
pada lingkaran dengan besar sudut 40 derajat.
1. Teknik Awalan.
a. Berdiri Tegak membelakangi
arah tolakan
b. Peluru dipegang dengan tangan
kanan dan jari-jari terbuka.
c. Jari kelingking dan ibu jari menjaga agar peluru tidak
menggeser ke samping.
d. Peluru diletakkan atau ditempelkan diantara bahu
dan leher dibawah rahang dengan telapak tangan terbuka ke atas.
e. Siku bengkok dan lemas di samping badan.
f. Lutut kaki kanan dibengkokan, berat badan pada
kaki kanan, tungkai kiri lurus ke belakang rileks
2.
Gerak
Meluncur
a. Lengan kiri dilipat di depan
badan untuk membentuk keseimbangan.
b. Tarik tungkai kiri ke depan,
lutut dilipat di bawah perut di samping tungkai depan (kanan)
c. Luruskan kembali tungkai kiri
d. Bersamaan dengan meluruskan
tungkai kiri ke belakang, tolakan kaki kanan kuat dan pindahkan kaki kanan
searah dengan gerakan tubuh sejauh-jauhnya sehingga kaki kiri menyentuh balok
tolakan.
e. Gerakan melentur diakhiri
dengan sikap lutut tungkai kiri lurus, lutut tungkai kanan bengkok, berat badan
pada kaki kanan
3. Teknik Tolakan
a. Bersamaan dengan kaki kiri
menyentuh balok, luruskan lutut tungkai kanan dan tolak atau dorong peluru
dengan cepat dibantu dengan putaran pinggul, putaran lengan kiri, lenturan
togok dan ekstensi pergelangan tangan kanan.
b. Sudut tolakan kira-kira 40 derajat dengan bidang
horisontal.
c. Setelah menolak lengan kanan tetap lurus.
d. Berat badan ke depan, supaya tidak keluar
lingkaran pindahkan kaki kanan ke depan.
B. Analisis Biomekanika
Menurut pandangan
Biomekanika, tolak peluru termasuk jenis keterampilan yang diklasifikasikan
dalam : Melontarkan objek untuk mencapai jarak horisontal maksimal. Selain
tolak peluru, termasuk dalam klasifikasi ini adalah , lempar cakram, lempar
lembing, lontar martil dan lompat jauh. Melontarkan peluru berarti menggerakkan
benda/objek, dan agar objek bergerak ke suatu jarak tertentu diperlukan tenaga
(force). Tenaga (force) ini diperlukan untuk melawan gaya grafitasi yang bekerja
pada setiap benda yang berada di bumi. Gaya gravitasi atau gaya tarik bumi ini
bekerja menarik setiap benda kearah pusat bumi. Untuk menggerakkan sebuah benda
makin menjauhi pusat bumi maka makin besar juga tenaga yang harus
dikerahkan.Lintasan peluru dalam tolak peluru dalam konsep biomekanika bisa
disebut sebagai proyektil dalam olahraga.Atau bisa juga disebut sebagai gerak
parabola. Berdasarkan keterangan di atas Faktor-faktor yang mempengaruhi
jauhnya tolakan dalam tolak peluru :
1.
Besarnya
kecepatan awal peluru pada saat lepas dari tangan.
2.
Besarnya
sudut tolakan
3.
Ketinggian
peluru saat lepas dari tangan.
Untuk memperjelas hal ini, berikut disajikan gambar
faktor-faktor yang berhubungan dengan jarak horisontal benda yang menjalani
gerak parabola. Jika peluru atau benda ditolak dengan kecepatan yang sama,
tetapi pada saat lepas dari tangan dengan ketinggian yang berbeda (h1 dan h2),
maka akan menghasilkan jarak horisontal yang berbeda (h2 > x t = 10 x
0.71 x 0,95 = 6.75 m - Jadi jarak total tolakan adalah X total = Xh + X = 5 +
6.75 = 11.75 m, Jadi menolak pada ketinggian 2 meter akan menghasilkan jarak
tolak yang lebih jauh dari pada menolak pada ketinggian 1.7 m terbukti. Pada
gambar b. Jika peluru ditolak dari ketinggian yang sama, tetapi dengan kecepatan
saat lepas dari tangan berbeda (V1 2
(2 + 2.5) = 0.95 dt g 10 - Mencari jarak tolak (X) dari puncak parabola sampai
tanah X = Vo Cos 2 ( Y + Yh ) = 102 X 0.5 100 x 0.5 50 Yh = = = = =
2.5 2g 2 x 10 20 20 - t = 102 Sin 90 100 Xh = = = = 5 m 2g 2 x
10 20 - Mencari jarak vertical dari ketinggian tolak ( 2 m) sampai puncak
parabola. Vo2 Sin2 x t = 10 x
0.71 x 0,92 = 6.53 m - Jadi jarak total tolakan adalah X total = Xh + X = 5 +
6.53 = 11.53 m Pada ketinggian 2 m - Mencari jarak tolak (X) sampai puncak
parabola dalam sumbu x V02 Sin 2 2
(1.7 + 2.5) = 0.92 dt g 10 - Mencari jarak tolak (X) dari puncak parabola
sampai tanah X = Vo Cos 2 ( Y + Yh ) = 102
X 0.5 100 x 0.5 50 Yh = = = = = 2.5 2g 2 x 10 20 20 - t = 102
Sin 90 100 Xh = = = = 5 m 2g 2 x 10 20 - Mencari jarak vertical dari ketinggian
tolak (1.70m) sampai puncak parabola. Vo2 Sin2 = 450 Dan percepatan grafitasi g=
10m/d2. Tolakan pertama ditolak pada ketinggian 1.70 m dan tolakan kedua pada
ketinggian 2 m, maka jarak yang terjauh dari kedua tolakan adalah pada
ketinggian?Pada ketinggian 1.70 m - Mencari jarak tolak (X) sampai puncak
parabola dalam sumbu x V02 Sin 2h1). Perbedaan ketinggian saat peluru lepas
dari tangan terutama tergantung pada postur tubuh atau tinggi badan atlit dan
teknik menolak. Untuk membuktikan hal tersebut berikut ini diberikan contoh
soal; Dalam tolak peluru, diketahui kecepatan awal peluru saat lepas dari
tangan (Vo)= 10m/d, sudut tolakan < V2) maka lintasan parabola akan
meyebabkan benda jatuh pada titik yang berbeda yaitu V2 > 102 Sin 80
100 x 0.98 Xh = = = = 4.9 m 2g 2 x 10 20 - Mencari jarak vertical dari
ketinggian x t = 10 x 0.71 x
1.23 = 8.73 m - Jadi jarak total tolakan adalah Xtotal = Xh + X = 11.25 + 8.73
= 19.98 m Pada gambar c. Jika peluru ditolak dari ketinggian yang sama dengan
kecepatan awal sama, maka jarak horisontalnya ditentukan oleh sudut elevasinya,
yaitu sudut yang dibentuk oleh arah tolakan dengan bidang horisontal. Sudut elevasi yang akan mengahsilkan jarak
horizontal terjauh dari suatu benda yang bergerak menurut lintasan parabola
tergantung pada letak bidang tempat mendaratnya. Ada tiga model tempat mendarat
dalam gerak lintas parabola :
1. Tempat mendarat sama tinggi atau satu bidang
horisontal dengan titik lepas benda. Sudut yang paling baik adalah 45 derajat
dengan bidang horisontal.
2. Tempat mendarat lebih rendah dari titik lepas
benda atau sama tinggi dengan bidang tempat melempar maka sudut yang paling
baik adalah 40 derajat.
3. Tempat mendarat lebih rendah dari pada tempat
tumpuan pelempar, maka sudut yang paling tepat adalah 30 derajat.
Lihat gambar berikut : Analog dengan Contoh di atas
dengan ketinggian tolak 2 m pada sudut tolakan 40 derajat. - Mencari jarak
tolak (X) sampai puncak parabola dalam sumbu x V02 Sin 2 2 (2 + 5.6) = 1.23 dt g 10 - Mencari
jarak tolak (X) dari puncak parabola sampai tanah X = Vo Cos 2 ( Y + Yh ) = 152 X 0.5 225 x 0.5 112.5 Yh
= = = = = 5.6 2g 2 x 10 20 20 - t = 152 Sin 90 225 Xh = = = = 11.25 m 2g 2
x 10 20 - Mencari jarak vertical dari ketinggian tolak ( 2 m) sampai puncak
parabola. Vo2 Sin2V1. Benda yang ditolak dengan kecepatan awal lebih besar
akan jatuh pada tempat yang lebih jauh. Eksplosif power yang dapat dikerahkan
oleh pelempar akan menentukan besaran kecepatan awal peluru saat lepas dari tangan. Eksplosif power adalah hasil kali
antara kekuatan dengan kecepatan gerak. Dari contah soal di atas jika tolakan
pertama Vo = 10 m/dt dan tolakan kedua 15 m/dt pada ketinggian 2 m, maka yang
lebih jauh adalah tolakan dengan kecepatan awal ….? Sekarang kita tinggal
mencari jarak tolakan dengan kecepatan awal (Vo) 15 m/dt. - Mencari jarak tolak
(X) sampai puncak parabola dalam sumbu x V02 Sin 2 x t = 10 x 0.77 x 0,89
= 6.85 m - Jadi jarak total tolakan adalah Xtotal = Xh + X = 4.9 + 6.85 = 11.75
m Ternyata dari perhitungan di atas bahwa menolak dengan sudut tolakan 40
derajat dengan menolak pada sudut elevasi 45 derajat dengan kecepatan awal yang
sama mengahasilkan jarak tolakan yang sama. Dari literature lain saya mendapatkan bahwa sudut tolakan yang paling
baik adalah kurang dari 45 derajat atau sekitar 42 derajat.
Analisis gerakan
tolak peluru untuk menganalisa gerakan tolak peluru dibutuhkan alat bantu video
atau gambar cinematografi. Hal ini dikarenakan gerakan tolak peluru dilakukan
dengan sangat singkat kurang lebih 2 detik dari persiapan sampai proses
menolak. Dengan alat bantu gambar kita bisa menganalisa gerakan tolak peluru
secara detail. Dari rangkaian tolak peluru gayaO’Brien di atas, Fase persiapan
terjadi pada frame 1 sampai dengan frame 12. Fase ini berlangsung lambat.Pada
fase persiapan ini kecepatan bagian anggota badan tidak terlalu penting, sebab
gerakan-gerakan hanya bertujuan untuk memantapkan kesetimbangan tubuh.
Fase Gerakan
dimulai dari frame 13 sampai frame 32. Sedangkan Fase Gerak lanjutan terjadi
mulai frame 33 sampai 39. Kecepatan gerak tertinggi terjadi pada fase
gerakan.Dari tinjauan Biomekanika, sangat penting untuk diperhatikan adalah
bahwa peluru harus dilepaskan pada saat kecepatan maksimum, ketinggian maksimum
dan juga pada sudut tolakan kurang dari 45 derajat.Ketiga hal ini mutlak
penting untuk mencapai tujuan tolak peluru yaitu melontarkan objek untuk
mencapai jarak horisontal maksimal.Gerakan Lutut dan Pinggul Lutut dan pinggul
merupakan titik-titik kritis dalam tolak peluru.Lutut kanan dan sendi pinggul
fleksi dalam posisi sudut optimum sehingga peregangan otot cukup untuk
menghasilkan tenaga maksimum.
Hal ini perlu
diperhatikan pada fase akhir persiapan. Bila regangan otot tidak mencapai titik
kritis maka pada saat akstensi lutut tidak akan terjadi kekuatan rotasi
maksimum. Kemudian pada saat peluru lepas, lutut harus dalam keadaan ekstensi
penuh. Jika ini tidak dilakukan maka ketinggian peluru saat lepas dari tangan
tidak berada pada ketinggian maksimum yang akan dapat mengurangi jarak tolakan
horisontal. Gerakan Pinggang dan Persendian Pinggul Pada fase persiapan,
pinggang dan persendian pinggul berada di atas bidang tumpuan yang mantap,
sehingga kesetimbangan dapat dipertahankan.
Pada frame 7 sampai
frame 12 pusat masa badan (center of gravity) letaknya lebih rendah oleh karena
pengaruh fleksi lutut kanan sebagai kaki tumpuan. Otot ekstensor kaki tumpuan
berada dalam keadaan diregang untuk kontraksi dengan kekuatan penuh pada saat
dimulainya fase Gerak. Keadaan pinggul tetap dalam kesetimbangan gerak seperti
terlihat pada frame 12 hingga frame 20. Tenaga terbesar dihasilkan pada saat
dimulainya putaran pinggul.Pada saat putaran putaran pinggul harus terlihat
adanya urutan perpindahan kedudukan pusat masa badan. Peluru lepas pada saat
mencapai ketinggian maksimum seperti terlihat dalam frame 32. Kecepatan gerak
peluru dalam menjalani lintasannya sangat menentukan hasil tolakan. Bidang
tumpuan yang mendukung kesetimbangan gerak ke depan pada tolak peluru ditunjang
oleh satu titik tumpu dan dua titik tumpu secara bergantian. Pada fase
persiapan kesetimbangan tubuh ditumpu oleh satu kaki yaitu kaki kanan.Keadaan
ini berlangsung sampai sampai permulaan fase gerakan.Pada fase gerakan
kesetimbangan bertumpu pada dua titik (kaki) sehingga tingkat kesetimbangannya
lebih stabil.Akibatnya rotasi pinggul dapat berjalan tanpa merusak
kesetimbangan tubuh.Kepala dan Leher Kedudukan kepala dan leher atlit tolak
peluru tetap dalam keadaan ekstensi dari awal sampai akhir gerakan.
Gerak Lengan dan Gerak Tangan Pada saat terakhir dari
fase gerak maju, gerak lengan kiri memberikan sumbangan terhadap mekanisme
refleks fleksor–ekstensor dan memelihara kesetimbangan pada saat peluru
lepas.Terjadi abduksi jari tangan dan fleksi pergelangan tangan pada saat
peluru lepas. Otot Penggerak,
Sumbu gerak dan Pengungkit (Tuas)
1.
Tahap
Persiapan
a. Cara Memegang Tangan menggenggam peluru dan di
tempelkan pada leher bagian samping Sendi: - Articulatio Intercarpea -
Articulatio Carpometacarpea II – V - Articulatio Carpometacarpea I -
Articulatio Metacarpo Phalangea Otot: - M. Bicep Brachii - M. Coracobrachiali -
M. Supraspinatus Jenis Pengungkit Ke 3
b. Posisi Punggung Punggung membungkuk Sendi : •
Articulatio lumbalo sacralis Otot : - M. Psoas Minor - M. Psoas Mayor.
c. Posisi Tungkai Posisi lutut fleksi Sendi : -
Articulatio Genue - Articulatio Coxae Otot : - M. Bicep Femoris.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Gerakan kaki Kaki kiri diayunkan ke depan dan ke
belakang Sendi : - Articulatio Coxae - Articulatio Genue Otot : - M. Gluteus
Maximus - M. Iliacus Sumbu : Frontal Bidang : Sagital Gerakan : Abduksi Jenis
Pengungkit ke 1
b. Gerakan Melangkahkan Kaki Kedua Kaki di langkahkan
atau digeser ke belakang Sendi : - Articulatio Talotartalis - Articulatio
talocal Caneonavicularis Otot : - M. Extensor digitorum longus - M.
Gastroknemeus Sumbu : Sagital Bidang : Frontal Jenis Pengungkit ke 2
c. Menolak Peluru Posisi pinggang diputar kemudian
peluru dilepas Sendi : - Articulatio Intervertebralis - Articulatio Humeri Otot
: - M. deltoideus: - M. Obliquus Eksternus abdominis - M Pectoralis mayor
3.
Tahap Gerakan Lanjutan Setelah Peluru
dilepas kaki kanan dilangkahkan kedepan Sendi : - Articulatio Coxae -
Articulatio Genue Otot : - M. Quadricep Femoris - M. Rectus femoris Sumbu :
Lateral Bidang : sagital Gerakan : Abduksi Pengungkit 1 Hukum-Hukum Newton yang
Bekerja Pada Tolak Peluru Gaya O’Brien Hukum Newton I (Hukum Kelembaman) Bunyi
Hukum Newton I : “Setiap benda akan tetap berada dalam kedaan diam atau
bergerak lurus beraturan, kecuali ada gaya luar yang mempengaruhinya.” Terjadi pada fase persiapan dan fase gerak
lanjutan Hukum Newton II (Hukum Momentum/Percepatan) “Perubahan kecepatan gerak
sebanding dengan besarnya tenaga yang bekerja pada benda tersebut, arahnya
searah dengan arah tenaga yang bekerja”.
Hukum percepatan ini terjadi pada saat fase
gerakan.Semakin besar percepatan semakin pula jarak tolakan.Hukum newton III
(Hukum Aksi Reaksi) “Setiap aksi selalu akan menimbulkan reaksi yang samabesar
dengan arah yang berlawanan” Terjadi pada saat tungkai menjejak tanah untuk
gerakan ekstensi agar dapat menolak peluru sejauh-jauhnya.Semakin besar tenaga
yang digunakan untuk ekstensi lutut semakin besar pula tenaga yang dihasilkan
untuk menolak peluru.Momen Inersia Momen Inersia merujuk pada sebuah
kecenderungan untuk mempertahankan posisinya. Benda dalam keadaan diam cenderung susah untuk bergerak
tetapi jika sudah bergerak maka susah untuk menghentikannya. Momen inertia ini
terjadi pada fase persiapan dan fase gerak lanjutan.
BAB III
KESIMPULAN
Demikanlah analisis biomekanika cabang olahraga Atletik
nomorTolak Peluru gayaO’Brien. Hal paling mendasar yang menentukan jauhnya
tolakan adalah ketinggian peluru saat lepas dari tangan, kecepatan peluru saat
lepas dari tangan dan sudut elevasi tolakan peluru. Analisis biomekanika
gerakan : tolak peluru gaya O’Brien cabang olahraga Atletik
Komponen Biomekanika ada moment kejadian anggota tubuh/letak analisis
keterangan Ya Tdk A. . FORCES 1 Forces/gaya yang di gunakan √ Pada saat fase
gerakan Kedua tungkai kaki, putaran pinggul, lengan dan tangan Proses pada fase
gerakan , khususnya pada saat memutar pinggul menghasilkan tenaga yang paling
besaruntuk menolak peluru.
Vector/arah gaya √ gerakan menolak peluru lengan dan tangan
kanan Arah gaya yang terjadi pada setelah peluru ditolak adalah : membentuk sudut
antar arah horisontal dan arah vertikal (gerak para bola) . No. Komponen
Biomekanika Ada Moment Kejadian Anggota Tubuh/Letak Analisis Keterangan Ya Tdk
B. LINEAR KINEMATICS 1. LinearMotion/gerak lurus v Pada saat fase gerakan
terutama sa 2 (2 + 2 ) = 0.89 dt
g 10 - Mencari jarak tolak (X) dari puncak parabola sampai tanah X = Vo Cos 2
( Y + Yh ) = 102 X 0.4 100 x 0.5
40 Yh = = = = = 2 2g 2 x 10 20 20 - t = tolak
( 2 m) sampai puncak parabola. Vo2 Sin2at Melakukan gerakan bergeser mundur
Tungkai kaki kanan Gerakan mundur ke belakang untuk awalan adalah gerak lurus
dan juga pada saat gerakan lanjutan. Tangan, lengan, tungkai Gerakan memutar
pinggul dan pinggang akan mengahasilkan kecepatan dan tenaga yang besar Secara
keseluruhan anggota badan dari mulai anggota badan bawah sampai anggota badan
atas.
Jika fase gerakan mundur dilakukan dengan cepat maka akan
terjadi juga percepatan pada saat memutar pinggul dari dorongan tangan dan bahu akan memberikan
percepatan terhadap laju peluru. Analisis Pada fase persiapan dapat bergerak
dari posisi diam karena pengaruh maju mundurnya kaki. Dan pada fase gerak
lanjut gerakan dapat menghentikan gerakan dengan cara memindahkan kaki kanan ke
depan. Jika
mulai fase persiapan sampai fase gerakan terjadi percepatan maka pada saat
peluru lepas dari tangan juga terjadi percepatan. Semakin kuat tungkai menjejak
tanah untuk gerakan ekstensi makin besar pula tenaga yang diperoleh untuk
mendorong peluru ke atas. Untuk memudahkan gerak kaki di ayun ke depan dan
belakang. Untuk menghentikan gerak .kaki kanan melangkah ke depan. Tuas Jenis I
Gerakan abduksi pada saat langkah kaki Gerakan mengayunkan kaki ke depan dan
belakang. Tuas Jenis II Kedua kaki geser ke belakang.Tuas Jenis III Tangan
menggenggam peluru dan diletakan samping leher.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment